Bagian 21

523 58 3
                                    

"Aku lapar."

Sakura membuka pintu kulkas. Menghela nafas pelan, mendapati kulkas yang kosong, bahkan satu butir telurpun tidak ada.

"Aku lapas shannaroo..." lirihnya lagi.

Sakura menutup kulkas kembali. Melangkah mengambil dompetnya lalu berlalu pergi meinggalkan ruangan.

Tujuannya Supermarket di dekat Rumah Sakit. Setidaknya itu yang paling dekat dari Apartemennya. Mungkin dia bisa membeli makanan cepat saji di sana. Bagaimanapun perutnya sudah meronta dan harus diberi asupan segera.

Gadis surai pink itu berjalan pelan menyusuri jalanan Konoha. Rasa pusing masih bisa ia rasakan walau tidak sering. Wajahnya masih pucat dan tenaganya juga belum begitu pulih.

"Sakura-san?"

Sakura berhenti, menoleh ke kanan, mendapati Bibi yang tinggal satu kawasan Apartemen dengannya. Dia tersenyum ramah menyapa wanita itu.

"Eh, Bibi Shiki? Apa kabar?"

Wanita setengah baya itu terkekeh pelan. "Baik, Sakura-san. Apa Sakura-san mau belanja?"

"Aa~ iya, Bibi."

"Mari sama kalau begitu?"

"Tentu."

Dua orang perempuan beda usia itu kembali melanjutkan langkah menuju Supermarket. Tujuan mereka tidak begitu jauh, namun dengan obrolan ringan di perjalanan lah yang membuat langkah mereka kian lambat.

Sakura memasukkan dua kotak tomat pada keranjang belanjaan. Kemudian mengambil dua wortel dan dua kentang. Rencananya dia akan membuat kare untuk makan siang nanti.

Tujuannya membeli makanan instan tadi tidak jadi. Setelah sedikit berbincang dengan Bibi Shiki mengenai makanan yang tidak sehat, Sakura sedikit berpikir untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji.

Belum lagi candaan wanita itu yang mengatakan ninja medis pasti hidup lebih sehat. Uuhhh, andai bibi itu tahu Aku lebih sering makan ramen..

Begitu semua keperluannya terpenuhi, Sakura segera membayar ke kasir. Memerlukan waktu lima menit untuk Ia kembali melewati jalanan Konoha menuju Apartemennya.

"Kau dari mana saja Sakura??"

Suara besar milik Ino langsung menyambut Sakura di depan gedung Apartemennya pagi ini. Gadis kebangaan dari Klan Yamanaka itu berdiri berkacak pinggang dengan raut wajah kesal dan cemas bersamaan.

"Pig?"

"Kau bahkan tidak mengabari Rumah Sakit atau Shizune-senpai. Kau mau bolos ya???" Omel Ino lagi, tidak menanggapi panggilan Sakura.

"Aku sakit, pig!" Jawab Sakura seadanya. Menuntu jalan mereka menuju tempat tinggalnya di lantai lima.

"Kau sakit? Eh? Benarkah?" Saut Ino kaget. Menghentikan langkah Sakura, segera memeriksa suhu badan sahabat pinknya itu.

"Sudah lumayan, setidaknya aku tidak pingsan tadi malam."

"Astaga! Kau seharusnya mengatakan padaku atau siapapun jidat!!! Kalau kau mati bagaimana??"

Sakura mendelik, "Kau menyebalkan!" Balasnya kesal.

Keduanya lalu melanjutkan langkah.

...

"Jawdyi khau knwna-"

"Habiskan dulu makananmu, pig! Kebiasaan sekali." Potong Sakura kesal. Menciptakan senyum lebar di wajah Ino.

Keduanya tengah menikmati sarapan kare bersama. Ino juga yang kebanyakan memasak, tidak membiarkan Sakura bergerak banyak dengan alasan harus banyak istirahat.

"Apa kau sudah bertemu dengan Kakashi-sensei?" Tanya Ino memulai percakapan selagi Sakura menghabiskan sarapannya. Ia selesai lebih dulu.

"Belum. Ada masalah?"

"Tidak. Tapi, mungkin kita akan pergi ke Amegakure dua hari lagi?"

Sakura seketika berhenti makan. Menatap Ino kaget. "Ame? Kenapa? Kakashi-sensei bahkan tidak ada mengabariku!" Cerocos Sakura tak sabaran.

Ino menggeleng tak tahu. "Mungkin nanti, tunggu saja." Katanya santai menenangkan.

Jawaban Ino tentu saja tidak memuaskan rasa penasarannya. Ia langsung tak berselesa makan. Pikirannya jadi bercabang ke mana-mana.

"Aku ke Rumah Sakit dulu. Ijinmu akan kusampaikan pada Shizune-senpai. Jadi, selama kau cuti, istirahat yang banyak, nee~???" Kata Ino menasehati.

Sakura mengangguk pasrah. Mengantar Ino ke depan, lalu menutupnya lagi begitu sahabat pirangnya berlalu pergi.

Tetap saja, pikirannya jadi tidak tenang. Entah kenapa Laki-laki itu kembali ada di pikirannya. Padahal sudah beberapa saat berlalu sejak Sakura memutuskan untuk melupakan segala perlakuan laki-laki itu.

Sakura tahu hatinya mulai tidak beres lagi sejak bertemu Yahiko. Rasa yang sudah jauh-jauh ia kubur entah kenapa muncul begitu saja saat bersama dengan laki-laki itu. Hatinya selalu menghangat walau sedikit banyak interaksi mereka hanya berisi hal-hal konyol.

Bodoh sakura! Kau bodoh!!!!

Yahiko saja mungkin tidak pernah memikirkanmu lagi!!!!

Urus saja dirimu shannaroooo!!!

Inner Sakura terus bersuara di dalam pikirannya. Mengutuk segala sikap bodoh yang ia pikirkan sekarang.

"Benar juga," Sakura segera merebahkan badannya di atas tempat tidur. Memilih istirahat total seperti kata Ino tadi. "Toh kami tidak punya hubungan apapun." Gumannya lagi lirih.

Hingga beberapa saat rasa kantuk mulai ia rasakan dan akhirnya tertidur.

Tbc.

I'm Yours | Sakura × Yahiko Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang