Tidak terasa, lima hari Yahiko disibukkan dengan jadwal pemulangan tim relawan yang bergantian. Ia benar-benar tidak punya waktu bersantai, harus mengurusi laporan, pemulangan, sekaligus olah kinerja dan tentunya bentuk apresiasi Desanya untuk para tim relawan yang membantu mereka menangani wabah kemarin.Lima hari pula Yahiko tidak bertemu Sakura dan tidak sempat memulangkan gelang Gadis itu. Selama lima hari ini, Yahiko hanya bertemu dengan Shikamaru atau Yamato sebagai perwakilan tim Konoha di setiap ucapara pemulangan tim relawan.
Entah bagaimana kabar Sakura, Ia sendiri tidak atau lupa sebenarnya bertanya pada Shikamaru. Atau juga, Hidan dan yang lainnya pasti tidak keberatan kalau Ia suruh melihatkan keadaan Sakura.
Ia jadi merasa bersalah.
Apa gadis itu masih mencari gelangnya? Walau Yahiko tidak tahu pasti arti gelang yang tengah disimpannya ini untuk Sakura, tapi, entah kenapa perasaannya tidak karuan. Selama lima hari ini pula, Ia bisa sedikit tidak memikirkan itu karena terlalu sibuk.
"Bos?" Sosok Deidara mengetuk dan langsung membuka pintu ruangan Yahiko, masuk mendekati Bosnya itu.
"Tim berikutnya yang kembali adalah tim relawan dari Desa Suna. Tadi mereka sudah mengatakan, tidak masalah kalau harus pulang belakangan, tapi seperti yang sudah kau pesankan, akhirnya mereka setuju. Juga, pesan langsung dari Sunagakure, Kazekage sendirilah yang akan menjemput tim relawannya, sekaligus melihat Desa kita."
Yahiko membaca laporan yang Deidara bawa. Dahinya sedikit mengerut, "Kalau begitu, siapkan tempat untuk Kazekage." Kata Yahiko, menggulung kembali lembar laporan ditangannya. "Apa kemungkinan besok mereka sampai?"
"Kemungkinan begitu, Bos." Jawab Deidara tenang.
Yahiko mengangguk-angguk kecil. "Siapkan dengan baik, besok kita sambut mereka bersamaan."
Deidara mengangguk patuh, lalu pamit berlalu dari ruangan Yahiko.
Tapi baru lima menit laki-laki penyuka ledakan itu, Yahiko baru tersadar. Astaga! Kenapa aku tidak minta tolong padanya! Kuso!
Yahiko mengumpat. Dengan cepat membereskan mejanya agar tidak begitu berantakan. Tidak, Ia tidak akan menunda lagi, Ia harus menemui Sakura dan memulangkan gelang gadis itu. Toh Ia juga merasa ... rindu.
...
Yahiko meraba kantong celananya dari luar, memastikan gelang Sakura sudah Ia bawa. Kini Ia berada di depan Rumah Sakita Amegakure. Tadi Ia sempat bertemu dengan Ino dan sahabat dari gadis pinknya itu mengatakan kalau si gadis pinknya tengah berada di Rumah Sakit. Gadis pinkmu, huh, Yahiko?
Kakinya mengambil langkah memasuki kawasan utama Rumah Sakit. Melihat di sana masih lumayan ramai. Yahiko mengambil jalan lewat samping, tidak mau mengambil resiko Ia ditahan di tengah jalan oleh warganya seperti biasa, hanya untuk sekedar basa-basi. Yahiko senang diperlakukan demikian, tapi saat ini pujaan hatinya lebih penting. Maafkan Yahiko, semuanya..
Seperti dugaan, lorong samping Rumah Sakit cenderung lebih sunyi karena sedikit yang mengambil jalan di sana. Adapun orang berlalu-lalang, kebanyakan adalah perawat dan para dokter. Istilahnya, hanya staff-staff Rumah Sakitlah yang sering mengunakan jalan ini.
"Selamat siang, Yahiko-san." Sapa salah satu dokter yang cukup dekat dengan anggota Akatsuki dulu.
"Aa~ Apa kabar, Yo?" Sapa Yahiko balik.
"Aku baik, Yahiko-san. Tapi, apa yang sedang Yahiko-sna butuhkan? Atau ada yang hendak ditemui?"
Yahiko mengangguk kecil, melirik sekitar. "Kau melihat dokter Sakura?" Tanyanya sedikit memelankan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours | Sakura × Yahiko Pain
FanfictionKarena pada dasarnya, masa lalu ada bukan untuk dilupakan, tetapi sebagai pembelajaran di masa depan. Walau ragu, Sakura mencoba membuka hatinya lagi, untuk laki-laki yang sudah sejak lama memperhatikannya. Laki-laki dengan sejuta misteri, Yahiko Pa...