Bagian 17

765 97 9
                                    


"Kau akan kembali ke Konoha?"

"Hm, tidak mungkin aku tidak datang. Bagaimanapun dia sahabatku sedari kecil."

Konan mengangguk kecil, mengambil tempat, duduk di atas tempat tidur Sakura. Memperhatikan gadis itu yang tengah menata pakaian di ransel.

Semalam Sakura mendapat gulungan surat dari Konoha. Meminta gadis itu untuk kembali karena Ino dan Sai akan melangsungkan pernikahan.

Seluruh inti dari Akatsuki juga diundang oleh Ino dan Sai, tapi karena wabah yang menimpa Amegakure belum juga benar-benar hilang, membuat tidak ada yang bisa hadir. Itachi dan Sasori akan ikut dengannya, tapi sejam sebelum keberangkatan mereka ijin tidak bisa juga karena harus melanjutkan penyelidikan ke perbatasan desa.

Sakura akhirnya pergi dengan beberapa anggota Akatsuki sebagai penjaganya di perjalanan.

"Padahal aku ingin sekali ikut, tapi Nagato terlalu khawatir..." Konan menghela nafas panjang, "Kandunganku juga kuat, perjalanan ke Konoha juga tidak lama, aishhh, Sakura...." Rengeknya.

Sakur menutup tasnya, lalu menghampiri Konan, ikut duduk dengan wanita itu. Senyum menggembang diwajahnya, diraihnya tangan kanan Konan, mengusapnya lembut.

"Setelah jagoan kita lahir, kau boleh ke Konoha kapanpun kau mau, Nee-Chan! Tapi sekarang ini kondisimu tidak memungkinkan. Oke, saat ini kita bisa katakan kau kuat," Jeda Sakura, lalu mengusap perut Konan yang sudah terlihat membesar. "Bagaimana di perjalanan nanti? Aku tidak berpikir jelek, tapi kita harus waspada kan? Ini kandungan pertamamu dan harus sebisa mungkin menjaganya. Mengerti, Ne?"

Bibir wanita surai ungu itu memayun lucu, tapi akhirnya mengangguk patuh. Hatinya menghangat mendengar tutur kata dari Sakura.

"Kau akan lama disana?"

"Entahlah, tapi sepertinya tidak. Aku harus kembali lebih cepat, mengingat kondisi disini bagaimana, mereka juga paham posisiku."

"Baiklah, aku mengerti..."

...

Sore hari, Sakura sudah digerbang Amegakure. Dia akan pergi, kali ini beberapa anggota inti Akatsuki turun mengantar kepergiannya.

"Sayang sekali, Yahiko ikut dengan Itachi dan Sasori ke perbatasan. Kau jadi tidak bisa berpisah manja, Sakura!" Hidan menggoda, menaik turunkan alisnya.

"Wah, kau benar un!" Deidara menyahut, ikut menggoda Gadis surai pink itu.

"Ck, jangan menggodanya! Bilang saja kalian yang tak rela Sakura pergi!" Konan bersikedap, menatap keduanya tajam.

Sementara Sakura hanya tertawa kecil. Dalam hati juga merutuki Yahiko yang tiba-tiba pergi, padahal setelah dirinya menerima surat dari Ino, Lelaki itu mengatakan akan mangantarnya walau sampai gerbang. Pendusta.

"Tidak masalah, aku pergi juga sebentar. Masih ada pekerjaan yang belum selesai disini."

"Tentu saja, jangan membuat kami repot lama-lama!" Saut Deidara lagi.

"Memangnya kau repot apa di Rumah Sakit selain meminta jatah makan lebih?"

"Hei! Itukan sisa, daripada terbuang, lebih baik untukku!"

"Tidak mungkin makanan dibuang, baka!"

"Bisa saja!"

"Kau ini memang tidak mau kalah, ya? Pinky jelek!"

"Yak shannaroo! Apa katamu!!!"

"Pinky jelek!"

"Pirang bodoh!"

"Ck, berhenti sebelum kupukul kalian berdua!"

Sakura dan Deidara membuang muka, sementara Hidan hanya menghela nafas lelah. Bersyukur tidak ada Ketua mereka disini, kalau ada, sudah bisa dipastikan Dei akan terkena tatapan tajam plus hukuman maut. Mencuci semua pakaian kotor seluruh inti akatsuki selama sebulan.

"Kalau begitu, aku pergi dulu ya, hari juga mulai gelap."

"Hati-hati, kembali kalau semisal ada serangan terlalu berbahaya, itu juga kalau kalian belum jauh," Konan menatap dua anggota akatsuki yang ikut dengan Sakura. "Jaga dia atau kalian akan dipenggal oleh Yahiko." Ancamnya tajam.

"Haik!"

"Kami berangkat, dah!"

"Hati-hati pinky jelek!!"

"Dah..."

"Mendoukse."

...

"Dia sudah pergi?"

Konan yang tengah menutup jendela menoleh, mendapati Nagato dan Yahiko mendekat.

"Aa, sudah tadi sore. Kalian terlalu lama, padahal Sakura sengaja menundanya sampai sore, percuma saja!" Jawabnya sinis.

Wanita itu berlalu memasuki rumah, meninggalkan keduanya di luar dengan pikiran masing-masing.

Nagato menepuk bahu Yahiko pelan, "Dia tidak akan lama, tenanglah." Katanya sebelum ikut masuk ke dalam rumah Konan.

Yahiko terdiam, janjinya pada Sakura hangus begitu saja. Mungkin saja Gadis itu akan marah dan memilih lebih lama di Konoha. Kemudian memikirkan itu membuatnya semakin frustasi.

Dengan langkah berat, akhirnya Yahiko putar badan, memilih langsung pulang. Dia butuh tidur untuk menenangkan diri.


Tbc

VOTE AND COMENT, FOLLOW MY ACCOUNT🔥❤

I'm Yours | Sakura × Yahiko Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang