"Jihyo—"
"Tak apa, Oppa."
Aku membuang muka, dan aku tahu bahwa Ravn menangkap raut wajahku yang terlihat menyedihkan.
"Kau tahu Woongi seperti apa, bagaimana protectivenya ia padaku."
Aku menghela nafas, aku tahu bagaimana kekasih gay dari sahabatku ini, si Uke binal yang selalu mencuri kesempatan untuk mengecup mesra Ravn bahkan ketika mereka berada di hadapanku.
"Cobalah untuk berkomitmen, segalanya akan lebih mudah."
Kali ini aku menatap Ravn, kedua mataku menyipit memberinya tatapan tajam.
"Dalam mimpimu, bodoh!" Ujarku menekankan.
Berkomitmen? Itu adalah hal terakhir yang kupikirkan dalam hidupku— atau mungkin sama sekali tak akan pernah kupikirkan karena hal semacam itu sudah kubuang jauh-jauh.
Dan kini Ravn yang menghela nafas. Sebagai seorang sahabat, ia tahu persis bagaimana reaksiku jika sudah membicarakan hal ini.
"Akan ku carikan kau pria yang dengan suka rela menyumbangkan spermanya untukmu,"
Kedua mataku melebar mendengar ucapan frontal Ravn kemudian menatap sekeliling, khawatir seseorang mendengar ucapan Ravn tadi.
"Gila! Kau pikir—"
"Dan kau pikir memiliki anak tanpa sebuah ikatan bukan ide yang gila, Park Jihyo?"
Baiklah, ia benar.
.
.
.
Jihyo POV
Jam makan siang sudah berakhir dan aku sudah siap untuk kembali bergumul dengan setumpuk pekerjaan yang begitu membosankan di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Glory ✅
FanfictionJihyo yang trauma dengan sebuah komitmen memutuskan untuk menjadi seorang ibu tanpa perlu menikah sampai Jihyo bertemu dengan boss barunya dan sialnya boss tempat dia bekerja kerja tertarik dengan fisiknya.