11

504 88 13
                                    

Hwanwoong bersumpah bahwa ia bukan tipikal orang yang pendendam, namun apa yang dilakukan Ravn padanya benar-benar membuatnya merasa hidup berjalan secara tak adil.

Setiap perbuatan pasti ada balasan, mulai saat ini Hwanwoong akan memegang erat prinsip tersebut.

Hari ini Hwanwoong berniat melancarkan aksi keduanya, setelah aksi pertama betingkah manis di depan Kim Sana agar dapat membujuknya untuk mendapatkan Ravn kembali, yang sebenarnya hanya sia-sia.

Saat ini Hwanwoong berada di kediaman Jeon, ia berniat membocorkan rencana bodoh antara Jihyo dan Ravn yang kini melibatkan Jungkook.

Jika ia tak bisa mendapatkan Ravn, ia kembali bersumpah bahwa Jihyo juga tak akan pernah mendapatkan Ravn atau bahkan Jungkook!

Hwanwoong duduk sendirian di ruang tamu, menunggu Seokjin yang ia dengar dari mulut Nayeon sedang berada di kamar mandi. Sebelumnya ada Jeon JiHoon disini, mengobrol ringan bersamanya dan tak lama Jeon TaeHee pun ikut bergabung. Hwanwoong selalu merasa heran dengan keluarga Jeon, mereka terlihat dingin namun sebenarnya keluarga sahabatnya ini memiliki pribadi yang hangat. Cukup hangat hingga membuatnya lupa apa tujuan utama ia datang kemari.

"Lama menunggu?"

Setidaknya masih ada Seokjin, ia akan membocorkan rencana Jungkook pada pria itu!

Seokjin datang dari arah depan, dengan wajah yang segar dan senyum di wajahnya seperti biasa.

Hwanwoong mencibir. "Kau beruntung, aku bukan Ravn yang benci menunggu dan membuat orang menunggu." dan sesuatu di dalam sana terasa sakit seperti dicubit saat ia menyebut nama Ravn, mengingat pria yang baru ditemuinya kemarin itu rela menunggu hanya untuk Jihyo.

Seokjin hanya balas tersenyum kemudian menyesap kopinya yang masih hangat. Ia tak ingin merusak suasana hati Hwanwoong dengan membicarakan Ravn meskipun pria itu yang lebih dulu memulai.

"Kau tak bertanya kenapa aku datang kemari?" tanya Hwanwoong sedikit kesal.

"Sebenarnya aku sedang menunggu kau mengatakannya, aku tak perlu bertanya karena aku tahu kau datang kemari dengan suatu alasan yang cepat atau lambat akan kau katakan sendiri."

Hwanwoong menatap jengah Seokjin, ia tahu pria itu seorang jenius dan selalu mudah membaca situasi tanpa harus bertanya lebih lanjut.

"Ini tentang Jungkook, adik sialanmu itu."

Hwanwoong menaruh cangkir kopinya dan menatap serius Hwanwoong. "Jungkook?" tanyanya penasaran.

"Ya!" Hwanwoong mengangguk cepat. "Kau tahu, adikmu sedang mendekati seorang wanita!" ujar Hwanwoong bersungguh-sungguh. Ia terlihat semangat saat mengatakannya.

Kedua alis Seokjin terangkat, cukup terkejut mendengar ucapan Hwanwoong. Ia jadi teringat tentang percakapannya dengan Ravn beberapa hari yang lalu, pria itu bertanya apakah Jungkook sedang dekat dengan seorang wanita atau tidak, dan pernyataan Deidara barusan seakan menjadi jawaban.

"Ini berita bagus! Ayah dan ibu akan sangat senang mendengarnya. Kau tahu, aku khawatir dengan Jungkook saat ia tak tertarik untuk menjalin hubungan yang serius dengan wanita. Ia sama sekali tak memiliki niat untuk menikah."

Seokjin memijat pangkal hidungnya saat tiba-tiba ia merasa pening. Teringat ucapan Jungkook saat ibunya menyuruh adiknya tersebut untuk cepat menikah.

"Ibu sudah memiliki anak yang melakukan pernikahan, jadi aku tak perlu melakukan hal yang sama. Aku tidak berniat." dan jawaban Jungkook saat itu sukses membuat ibunya sesak nafas mendadak!

Seokjin bahkan sempat berpikir bahwa Jungkook adalah seorang gay. Meskipun ia sama sekali tak keberatan dengan hubungan sesama jenis yang sebelumnya dilakukan oleh kedua sahabatnya, tapi ia akan merasa sangat sedih jika Jungkook memang seperti perkiraannya. Ia bisa memastikan kedua orang tuanya akan terkena serangan jantung.

You Are My Glory ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang