7

469 89 20
                                    

"Halo, Jungkook,"

Jungkook menatap jalanan luas dari jendela besar di ruangannya, tatapannya tiba-tiba tak terfokus saat Ravn mengangkat telponnya.

"Ada handuk di leherku, aku hampir masuk ke kamar mandi saat kau menghubungiku, jadi cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan sebelum ponselku ikut masuk ke dalam bathtub."

Satu tangannya masuk ke dalam saku celananya. Beberapa detik Jungkook diam, ia sedang memikirkan kata yang pas untuk memulai percakapannya dengan Ravn.

 Beberapa detik Jungkook diam, ia sedang memikirkan kata yang pas untuk memulai percakapannya dengan Ravn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejak kapan kau putus dengan Hwanwoong?" Oke, Jungkook bukan tipe orang yang suka berbasa-basi. Untuk apa juga ia berpikir lama jika mulutnya yang terkadang semaunya sendiri sudah lebih dulu mengambil tindakan.

Seketika suara Ravn menghilang, Jungkook berpikir mungkin pria itu sedang merenung atau ucapannya membuat Ravn seketika merindukan Hwanwoong.

"Jadi kau menghubungiku hanya untuk menanyakan Woong?"

Jungkook mendecih, "Hey, gila, aku menanyakan hubungan kalian berdua, bukan Hwanwoong." mulut sialan, Jungkook menggerutu dalam hati.

Jungkook sudah bertekad untuk berbicara baik-baik dengan Ravn. Ia melakukan ini semata-mata untuk menyelamatkan kontraknya bersama Jihyo. Dan mulut sialannya lagi-lagi berbiacara tanpa kendali.

"Maksudku, Ravn," Jungkook bersumpah suaranya terdengar seperti anak kecil yang sedang merengek, "kuharap hubunganmu dan Hwanwoong bisa kembali seperti sebelumnya. Kalian begitu manis saat bersama."

Jika Jungkook sedang tak berada di kantor, mungkin saat ini juga beberapa barang sudah terlempar ke dinding sebagai pelampiasan rasa kesalnya. Kalian begitu manis saat bersama, Jungkook tak percaya sudah mengatakan hal tersebut untuk menggambarkan hubungan tabu Ravn dan Hwanwoong. Jungkook bahkan dengan jelas mendengar Ravn tertawa.

"Aku butuh kehidupan yang tenang, Jungkook."

Satu alis Jungkook terangkat, "Maka hiduplah dengan orang yang kau cintai," ujarnya asal.

"Kau tau apa soal cinta, heh?"

Ucapan Ravn sukses membuat Jungkook memaki.

"Ravn," Jungkook duduk di sofa ruangannya, "kembalilah pada Hwanwoong."

"Sebelumnya kau menyebut kami pasangan gila."

Jungkook melonggarkan dasinya, ia hanya mengobrol dengan Ravn melalui ponselnya namun hal tersebut membuatnya kegerahan. Jungkook juga merasa bahwa Ravn sudah membuat otaknya berpikir terlalu keras, ia terus memikirkan kalimat apa yang pantas untuk diucapkan pada pria itu.

"Sebenarnya ini tentang Seokjin, dia berkata bahwa dia sangat sedih melihat kedua sahabatnya berpisah."

.

.

"Aku tak pernah berkata seperti itu, aku bersumpah."

Seokjin menaruh cangkir kopinya di meja. Saat ini Ravn berada di hadapannya, duduk di depan meja yang sama.

You Are My Glory ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang