"Semua ada masanya, semua ada waktunya. Jika bukan saat ini, InsyaaAllah besok atau pun lusa. Jangan menyerah dan tetap semangat!" - Mohammad AhsanSuncheon, 07 April 2022
Dua puluh menit sudah Ahsan dan Leo duduk di sini, tetapi Leo masih belum mau membuka suaranya. Ahsan menenggak air mineralnya sampai habis. Matanya menatap Leo. Pemuda itu tampak lesu, menundukkan wajahnya ke bawah. Bahkan hidangan yang dipesannya baru dimakan sebagian. Tangannya memutar-mutar sedotan minumannya seperti orang yang sedang hilang semangat.
Ahsan bersandar sambil tetap memperhatikan Leo. Tangannya juga ikut memainkan sendok dan garpu di atas piring. Pandangannya menerka-nerka, berusaha membaca isi pikiran Leo. Pemuda itu mulai menarik napasnya. Bahunya terangkat cukup lama sebelum akhirnya mengendur bersamaan dengan embusan napas yang keluar.
"Bah," satu kata meluncur dari bibir Leo. Ahsan tidak langsung menjawab. Ia membiarkan Leo menyelesaikan kata-kata yang ingin diucapkannya.
"Leo gak tau harus cerita dari mana," lanjutnya dengan wajah yang masih menunduk. Ahsan menghela napas panjang.
"Sebentar." Ahsan tiba-tiba bangkit dari duduknya dan langsung pergi meninggalkan Leo di tempat.
Kepalanya mendongak ketika melihat bayang-bayang Ahsan pergi begitu saja. Leo sempat meneriaki Ahsan, namun pria itu enggan menjawab. Langkahnya semakin cepat, kemudian tenggelam dalam kerumunan.
Pemuda itu kembali menarik napas panjang. Seketika nafsu makannya hilang, bersamaan dengan perginya sosok Ahsan. Didorong piring putih di hadapannya agar menjauh dari pandangannya. Dalam hati Leo bertanya-tanya, apakah seniornya itu marah kepadanya? Tidak seperti biasanya Ahsan pergi meninggalkannya begitu saja.
Pikiran-pikiran negatif mulai mengelayuti pikirannya. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Leo menggerutu dalam hati, mengutuk sikapnya. Sudah bersyukur Ahsan mau menyempatkan waktu untuknya, tapi Leo seperti tidak bisa memanfaatkan keadaan. Hampir setengah jam mereka diam tanpa ada yang bisa dibicarakan. Sangat membuang-buang waktu.
Leo mulai berkemas dan siap untuk pergi meninggalkan tempat. Namun baru setengah berdiri ia tersadar bahwa sebelum pergi Ahsan mengucapkan kata 'sebentar' padanya. Kata itu menggantung. Sepertinya pria itu memang pamit sebentar untuk pergi ke suatu tempat, dan dari kata-katanya ia pasti kembali lagi ke sini. Entah kapan kembalinya, setidaknya Leo bisa sedikit bernapas lega.
Leo bersandar seraya memejamkan mata. Pikirannya melayang ke kejadian satu jam lalu saat dirinya bersama Ahsan jalan kaki tak tentu arah. Saat itu setelah keluar dari hotel rencananya Leo ingin mengajak Ahsan mengunjungi taman kota yang ada di sekitar hotel tempat mereka menginap. Namun sayang, di sana mereka tidak menemukan tempat untuk sekedar duduk-duduk santai. Semua penuh oleh pengunjung yang datang.
"Jadi kita mau kemana?" tanya Ahsan setelah mereka berputar-putar mengelilingi taman kota.
Leo yang tidak punya daftar tempat selain tempat ini menjadi bingung. "Gak tau, Bah. Leo cuma kepikiran mau ke sini," ucapnya.
Ahsan tersenyum. "Kamu pengennya tempat yang seperti apa?"
"Terserah sebenernya, Bah. Mau di mana yang penting Leo bisa ngobrol banyak sama Babah," jawabnya.
Ahsan mengangguk, kemudian meraih tangan Leo dan menariknya. "Ikut saya aja ya. Saya tau tempat yang pas untuk kita ngobrol-ngobrol," kata Ahsan dan Leo hanya menurut.
Tiba-tiba ia teringat dengan sebuah DM yang masuk melalui akun Instagramnya. Kata-kata yang ditulis entah oleh siapa masih teringat jelas olehnya. Seperti mimpi buruk yang selalu datang menghantui setiap malam. Leo kembali merasakan sesak di dadanya. Bibirnya mengatup menahan suara isakan. Setetes air mata merembes dari kelopak matanya. Jatuh mengalir begitu saja. Di pipinya tampak jejak air mata yang baru saja melintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala (The Daddies story)
Fanfiction"Koh, terima kasih sudah menerima dan menjadi tempat ternyaman buat Ahsan." -Mohammad Ahsan. "San. Apapun yang terjadi saya akan selalu ada buatmu. Terima kasih sudah menjadi teman yang baik buat saya." -Hendra Setiawan (((Sandyakala: Cahaya merah s...