Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan 🇮🇩
Seo Seungjae/Kang Minhyuk 🇰🇷(16-21 | 21-16 | 9-21)
Suncheon, 09 April 2022
Pagi-pagi sekali Hendra bangun dari tidurnya. Bahkan beberapa menit lebih cepat dari Ahsan yang sebentar lagi akan melaksanakan santap sahur. Ia menoleh sesaat ke arah Ahsan sebelum akhirnya bangkit dari tempat tidurnya. Kakinya melangkah pelan menuju pintu, meminimalisir suara-suara gaduh yang mungkin saja dapat membangunkan pasangannya itu. Ia meraih gagang pintu dan membukanya. Hampir saja ia berteriak kaget saat wajahnya berhadapan langsung dengan wajah staf hotel yang sedang membagikan paket santap sahur ke kamarnya. Sesaat mereka berdua canggung, sebelum akhirnya staf hotel itu memberikan sebuah papper bag ke Hendra. Pria itu tersenyum seraya mengucapkan terima kasih ke staf itu dan dibalasnya dengan anggukan kepala.
Sebelum masuk, Hendra celingukkan ke kanan dan ke kiri. Beberapa kamar sudah mendapatkan paket santap sahur mereka yang diletakkan di atas kursi sebelah pintu kamar. Meski kasus positif corona mulai menurun, namun status pandemi masih tetap berlaku. Sehingga pihak hotel masih membatasi kontak langsung dengan meletakkan paket makanan bagi para tamu hotel di depan kamar. Hendra mengamati sekali lagi staf hotel tadi yang masih membagikan paket santap sahur sebelum akhirnya masuk kembali ke dalam kamar.
Ahsan menggeliat di atas tempat tidur. Badannya meregang, tapi matanya masih terpejam. Sepertinya ia masih terlalu nyaman berada di alam mimpi. Hendra meletakkan papper bag tadi ke atas meja dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Setelah selesai, ia kembali ke meja untuk mengeluarkan semua isi papper bag. Komposisi paketnya masih tetap sama, tidak ada yang berubah. Ada air mineral, jus buah, makan berat, dan buah-buahan. Hanya yang membedakan adalah menu makanan, buah, dan jus yang setiap hari berganti-ganti. Semua ia susun di atas meja. Tak ketinggalan pula makanannya yang sengaja ia beli semalam.
Jam di ponsel sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Ini waktunya bagi Ahsan untuk bangun dan segera menyantap sahur. Hendra menghampiri Ahsan. Duduk di tepi tempat tidurnya dan membelai rambut Ahsan dengan lembut.
"San," panggilnya dengan lembut. "Bangun," lanjutnya sambil terus membelai rambut Ahsan.
Sosok yang dipanggil mulai menggeliatkan badannya. Mengubah posisi tidurnya dari menghadap kanan menjadi telentang. Perlahan kelopak matanya terbuka. Sinar lampu dari bohlam di atasnya memaksa masuk ke dalam retinanya membuat pandangan Ahsan menjadi silau. Hendra inisiatif menggunakan kepalanya untuk menghalau cahaya yang datang. Posisi kepala mereka kini sejajar.
Kelopak mata Ahsan sudah setengah terbuka. Hendra membantu pasangannya itu untuk duduk, mengumpulkan seluruh kesadarannya. Ia juga memberikan handuk kecil kepada Ahsan.
"Cuci muka dulu. Habis ini kita makan bareng," kata Hendra dan dibalas anggukan kecil oleh Ahsan.
Hendra bangkit menuju meja tempat mereka akan menyantap makan paginya, disusul Ahsan yang beranjak pergi menuju kamar mandi. Kucuran air terdengar selama beberapa menit. Tak lama Ahsan keluar dengan wajah dan rambutnya yang basah.
Ia melangkah mendekati Hendra sambil terus menggosokkan wajahnya dengan handuk. Sesampainya, Ahsan langsung duduk di hadapan Hendra. Pria dihadapannya tersenyum seraya memberikan botol air mineral yang telah dibuka kepada Ahsan.
"Minum dulu, San," kata Hendra.
Ahsan mengambil botol itu dan meneguk airnya. Matanya menatap menu santap sahurnya satu per satu. Komposisinya masih sama, tidak ada yang berubah. Kecuali satu hal yang menarik perhatiannya. Jus buah yang biasa dia dapatkan hari ini berganti menjadi coconut water.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala (The Daddies story)
Fanfic"Koh, terima kasih sudah menerima dan menjadi tempat ternyaman buat Ahsan." -Mohammad Ahsan. "San. Apapun yang terjadi saya akan selalu ada buatmu. Terima kasih sudah menjadi teman yang baik buat saya." -Hendra Setiawan (((Sandyakala: Cahaya merah s...