Part 16 - Geng Laundry Berburu Takjil

436 37 1
                                    


Suncheon, 07 April 2022

Hendra berdiam diri sambil berkacak pinggang. Tangan kanannya masih menggandeng tas olahraganya. Sementara di sebelah kaki kirinya tergeletak tas olahraga milik Ahsan. Pria itu sengaja menitipkan tasnya kepada Hendra. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, sekitar 20 meter terlihat Ahsan sedang berbincang dengan pasangan ganda putra India, Arjun dan Kapila. Ia tidak menyangka bahwa pertandingan kali ini dijalaninya dengan begitu singkat, tidak sampai 15 menit. Benar-benar singkat.

Sejak awal entah hanya dia atau Ahsan juga ikut merasakannya, permainan dari pasangan ganda putra India itu memang sedikit ganjil. Seperti ada sesuatu yang bermasalah. Belum sampai lima menit kalau ia tak salah ingat, pasangan tersebut meminta tim medis untuk datang. Kapila minta perawatan spray untuk kakinya. Saat itu Hendra melirik ke Ahsan dan mendapati pria itu menatap iba pada mereka. Ketika dirasa cukup, mereka memutuskan untuk melanjutkan permainan. Namun sekali lagi, permainan terhenti sejenak dan tebakan Hendra benar. Kapila ternyata mengalami cedera di kakinya. Ia tidak tahu pasti apa cederanya, tapi melihat Kapila sempat melepas sepatu dan kaos kakinya Hendra menebak-nebak bahwa ia mengalami cedera di engkel kaki. Permainan berakhir dan mereka dinyatakan lolos ke babak selanjutnya.

Sebenernya saat pasangan ganda putra tersebut menyatakan retired, Ahsan mengajak Hendra untuk menghampiri pasangan tersebut guna memberikan mereka semangat. Tapi sepertinya Ahsan masih belum merasa puas karena waktu yang terlalu singkat. Maka ketika mereka berempat keluar dari lapangan, Ahsan cepat-cepat menitipkan tasnya ke Hendra.

"Koh, titip tas Ahsan sebentar ya. Ahsan mau nyamperin mereka berdua dulu," ujarnya seraya menaruh tasnya di bawah sebelah kaki kiri Hendra dan langsung berlari kecil menghampiri Arjun dan Kapila. Bahkan saat itu Hendra belum sempat menjawabnya.

Hendra paham dengan sikap Ahsan yang sangat peduli dengan kondisi mereka, khususnya Kapila. Ia yakin bahwa ada perasaan senasib sepenanggungan yang dirasakan oleh Ahsan, mengingat pria itu juga sedang dalam masa pemulihan akibat cedera betis di kedua kakinya. Tentu berat bagi setiap atlet untuk memutuskan retired karena ada nama negara yang sedang mereka bawa. Namun apa daya, jika terus dipaksa tentu hasil ke depannya akan semakin buruk, baik untuk atlet sendiri maupun untuk hasil pertandingan selanjutnya.

Hendra sangat menghargai keputusan Arjun dan Kapila yang memutuskan untuk retired. Bahkan ia menilai bahwa keputusan yang diambil oleh mereka sudah tepat. Selain rasa senang karena bisa lolos ke tahap selanjutnya dengan mudah, putusan mereka juga tepat untuk mereka. Setidaknya Kapila saat ini sudah bisa beristirahat lebih lama dan mendapatkan perawatan baik untuk cederanya. Sehingga pada event selanjutnya cedera yang dialaminya sudah jauh lebih baik dan mereka bisa kembali bertanding, membawa nama negaranya.

Ahsan masih di sana, berbincang cukup intens dengan dua orang itu. Entah apa yang dibicarakan. Sesekali raut senyum dan gelak tawa menghiasi mereka. Terkadang Ahsan menepuk-nepuk pundak Arjun atau Kapila secara bergantian. Ia menunjukkan raut wajah serius, seolah-olah sedang memberi semangat dan juga nasihat kepada mereka berdua. Arjun dan Kapila sesekali menganggukan kepala.

Sikap Ahsan yang serius justru cukup menggelitik bagi Hendra. Ia jadi ingat pertengkaran kecilnya dengan Ahsan, malam sebelum pertandingannya di Swiss Open beberapa waktu lalu. Lebih tepatnya saat mereka akan berhadapan dengan Leo dan Daniel. Saat itu, selepas kebimbangan dan bincang-bincang singkatnya dengan Koh Rudy, Hendra mengajak Ahsan untuk berdiskusi. Singkatnya dalam diskusi itu Hendra menyampaikan pendapatnya pada Ahsan untuk 'mundur' dari pertandingan tersebut. Alasan kuatnya adalah cedera betis yang diderita Ahsan belum juga menunjukkan tanda-tanda membaik setelah final AE kemarin.

"Gak bisa, Koh. Ahsan gak mau mundur dari pertandingan itu," bantahnya saat itu. Ia berdiri menjauhi Hendra dan duduk di atas tempat tidurnya dengan bersila sambil memeluk bantal.

Sandyakala (The Daddies story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang