Part 12 - One Day In Switzerland

433 38 1
                                    

"Mungkin gak sekarang, tapi nanti." -Mohammad Ahsan


Basel, 28 Maret 2022

Ash-sholaatu khoirum minan naum
Ash-sholaatu khoirum minan naum

Ponsel Ahsan menyala saat azan subuh berkumandang. Jam menunjukkan pukul 05.31 AM waktu setempat. Deru mesin AC terdengar dalam ruangan yang sepi. Suasana pagi yang cukup hening.

Ahsan mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya lampu yang memaksa masuk ke dalam retinanya. Sesaat kemudian pandangannya menjadi normal. Ia menengok ke arah Hendra yang ada di seberang. Pria itu tampak masih terlelap dalam tidurnya. Ahsan segera menyingkirkan selimut yang menutup sebagian tubuhnya, kemudian bangkit menuju kamar mandi.

Kcurr...Kcurr...

Ahsan membuka keran dan mulai berwudhu. Air yang dingin menyapa kulit dan wajahnya, membuatnya segar. Setelah selesai berwudhu, ia membaca doa sesudah wudhu sebelum keluar kamar mandi. Ahsan keluar dan mendapati Hendra yang sudah bangun sedang duduk di tepi tempat tidurnya.

Ia mengambil sajadah coklat yang ada di dalam koper dan menggelarnya di sudut kamar sesuai dengan arah kiblat.

"Allahu Akbar!"

Sementara itu Hendra yang duduk di tepi tempat tidur mengusap wajahnya secara kasar. Ia bangkit mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Tak lama terdengar suara kucuran air.

Deru mobil melintas terdengar di luar dalam kelengangan pagi. Tidak terlalu banyak aktivitas yang berarti di sana. Lampu-lampu jalan masih banyak yang menyala. Toko-toko masih banyak yang tutup. Sesekali terlihat satu-dua orang melintas di tepi jalan sedang olahraga pagi. Ada yang berlari, ada juga yang olahraga bersepeda. Terlihat juga di antara mereka yang pergi bersama anabulnya.

Ahsan mengakhiri salat subuh dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Ditengoknya tempat tidur Hendra yang sudah kosong. Pasti pria itu sedang mandi. Ahsan mulai merapikan tempat tidurnya, disusul barang bawaannya yang sedikit tercecer di luar koper. Ia tidak ingin Kokohnya ngedumel sendirian karena barang-barangnya yang berantakan.

Ahsan mengecek kembali tas kecil yang nanti dibawa olehnya dan juga Hendra. Rencananya hari ini mereka dan tim badminton Indonesia akan jalan-jalan ke Eiger Mountain yang ada di wilayah Switzerland. Kegiatan ini atas ajakan dari dubes RI untuk Swiss yang mengapresiasi prestasi tim Indonesia dalam ajang Swiss Open 2022. Ya, anggap aja sedikit liburan sebelum nantinya mereka terbang ke Korea untuk turnamen selanjutnya.

Pintu kamar mandi terbuka bersamaan dengan sosok Hendra yang keluar sudah rapi dengan setelan bajunya. Ia menggosok rambutnya yang basah dengan handuk dan berjalan menuju kursi yang ada dekat dengan meja rias.

"San, saya bingung," ucap Hendra.

Ahsan yang sedang bersiap-siap untuk mandi terdiam sejenak. Ia menoleh ke arah Hendra yang tengah menatap pantulan dirinya di cermin.

"Bingung kenapa, Koh?" tanya Ahsan.

"Sansan minta saya buat bikin mini vlog di sana. Nanti kamu bantu saya ya!"

"Hah, bantu gimana Koh?"

"Iya, kamu jadi model di dalam vlog saya."

Ahsan terkekeh kecil sambil melambaikan tangan, "Haha, jangan saya deh Koh. Saya gak bisa ngevlog."

"Tapi kenapa kemarin diajak Tan buat video kamu mau?"

Ahsan diam.

"Kamu kan belom pernah masuk dalam video saya, San."

Sandyakala (The Daddies story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang