"Kamu tuh ngerasa gak sih kalau akhir-akhir ini chemistry kita berkurang?" -Mohammad Ahsan
Suncheon, 12 April 2022
Hendra hanya bisa mendengus kesal sambil menunggu Ahsan di depan supermarket. Dari luar ia bisa melihat Ahsan sedang mengambil cup berisi es batu dari dalam freezer. Lokasi freezer yang dekat dengan jendela membuat Hendra bisa dengan jelas melihat Ahsan, pun dengan Ahsan yang langsung menoleh ke luar jendela sesaat setelah mengambil es batu. Pria itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Hendra. Hendra membalasnya dengan sedikit sunggingan.
Beberapa jam lalu, mereka berdua terlibat dalam perdebatan kecil. Tiba-tiba saja Ahsan merengek minta ikut saat Hendra pamit untuk pergi ke tempat laundry.
"Saya cuma mau nge-laundry aja, San. Ke tempat biasa. Gak akan lama," kata Hendra sesaat setelah Ahsan merengek minta ikut dan bergegas bangkit dari tempat tidurnya.
"Gak," kata Ahsan sambil menggelengkan kepalanya, "pokoknya Ahsan mau ikut!"
"Ngapain? Biasanya juga kamu nitip bajunya ke saya."
"Pokoknya mau ikut!"
Hendra menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Susah! Susah sekali berhadapan dengan Ahsan yang keras kepala. Pokoknya apa yang dititahkan olehnya, harus Hendra turuti jika tidak ingin ada drama di antara mereka.
"Bujuk Ahsan buat gak ngambek itu mahal, Jar," kata Hendra kepada Fajar di suatu sore selepas mereka latihan di Pelatnas.
"Mahal gimana, Koh?" tanya Fajar saat itu sambil merapikan tali sepatunya.
Hendra tersenyum dan menatap sosok Ahsan yang sedang asyik mengobrol dengan Leo di seberang lapangan. Pria itu terkekeh sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Fajar.
"Minimal jajanin musang king, lah. Ya pokoknya gitu."
"Musang king mah murah, Koh."
"Iya, musang king-nya sih murah. Tapi, belom tentu berhasil juga. Ah, pokoknya ribet."
"Gimana sih, Koh? Tadi bilang mahal, terus sekarang ribet. Mana yang bener?"
Belum sempat Hendra menjawab, Ahsan dan Leo berjalan mendekati mereka berdua. Hendra mengisyaratkan pada Fajar untuk tidak melanjutkan percakapan mereka.
"Koh, kalau mau pergi duluan sama Fajar silahkan aja. Ahsan mau sama Leo dulu," kata Ahsan sesampainya di dekat Hendra dan Fajar. Tetapi, belum sempat Hendra menjawab, Ahsan sudah terlebih dulu pergi dengan menggandeng tangan Leo. Hendra dan Fajar diam mematung, menatap punggung Ahsan dan Leo sampai menghilang di balik pintu.
"Kita sambung di asrama aja yuk, Jar!" ajak Hendra dan diikuti anggukan kepala oleh Fajar.
***
"Enak, San?"
"Apanya?"
"Itu," kata Hendra sambil menunjuk cup minuman Ahsan.
"Ini?" Ahsan mengangkat cup minumannya dan dibalas anggukan oleh Hendra.
"Enak."
"Saya mau icip boleh?"
"Lah, kenapa tadi gak beli?"
"Gak pengen-pengen banget."
"Gak pengen tapi minta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala (The Daddies story)
Fanfic"Koh, terima kasih sudah menerima dan menjadi tempat ternyaman buat Ahsan." -Mohammad Ahsan. "San. Apapun yang terjadi saya akan selalu ada buatmu. Terima kasih sudah menjadi teman yang baik buat saya." -Hendra Setiawan (((Sandyakala: Cahaya merah s...