Mencoba Melupakan

4 1 0
                                    

"Kenapa harus ada pertemuan jika akhirnya harus ada perpisahan? "

Tidak menangapi ocehan Faran lagi. Fery fokus kedepan, sampai akhirnya mereka berdua sudah sampai didepan halaman rumah Faila.

"Gue pamit ya Fai, Far, Daf," ujarnya.

"Gak mau mampir dulu Fer?" Tanya Daffa, yang masih membuka'kan helem yang dikenakan Faila.

"Lo aja, gue ada kerjaan," balasnya.

Lelaki itu hilang dibawah redupnya lampu jalan. Tak ada bayangannya lagi, suara motornya pun sudah tak terdengar.

Raut wajah Faran seketika berubah, masih memikirkan bagaimana keadaan Fery, terlebih lelaki itu belum tuntas menceritakan masalahnya. Faran yang kepoan pun jadi bingung sendiri harus mengalih info dari siapa. Pasalnya, lelaki itu belum cerita kepada teman-temannya yang lain.

Saat menatap lurus kedepan, suara serak Daffa menyadarkan Faran. "Far, Fery kenapa?"

"Gue juga gak tau Daf, dia kayak aneh gitu. Ditanya diam aja, gue meluk dia, eh gue malah dijudesin sama dia."

"Faran, sembarangan meluk pacar orang lo ini. Entar ceweknya ngelabrak lo gimana?" Tanya Faila.

"Lah apa salahnya? Sebelum tuh cewek kenal Fery, kan kita duluan yang kenal sama Fery."

"Iya tau, tapi konsep dalam persahabatan gak kayak gitu Far," ujar Faila memberitahu.
"Terus? Konsepnya persahabatan yang kejebak cinta dalam persahabatannya gitu?"

"Bukan ih, Dafa teman lo nih, nyebelin banget," adu Faila. Karena Daffa pasti selalu berpihak kepada Faila. Dan begitu sebaliknya, Fery selalu berpihak kepada Faran.

"Ributnya lanjutin didalam rumah aja ya, gue mau pulang. Salam sama Nyokap lo Fai," pamitnya.

Kedua gadis itu pun masuk, saat hendak melewati ruang tengah. Sang Ibu sedang duduk di sana, sambil memakani kacang dan tatapannya mengarah ketelevisi. Faila dan Faran pun menghmpirinya.

"Hai Mah," sapa Faran.

"Hai Far, kalian baru pulang? Habis dari mana?"

"Iya, habis jalan bareng Daffa sama Fary," jawab Faran.

"Oh, ya udah kalian istirahat sana. Kalau kalian belum makan, mamah tadi buat mie Aceh."

"Iya Mah," balas Faila.

***

Malam ini menjadi malam yang berbahagia untuk Faran, tapi tidak untuk Faila. Awalnya dirinya yang diajak ngedate, tapi malah Faran yang ditembak duluan. Padahal keduanya baru saja kenal. Memang cinta itu tak perlu mengenal lama, jika rasa nyaman sudah melekat dikeduanya. Kucing lewat pun tak dihiraukan.

Faila menghelai napasnya, menampakkan rasa kecewanya. "Huf, enak ya, padahal lo baru kenal kemarin, tapi udah ditembak duluan. Gila sih Far, lo ngejomblo belum ada seminggu udah dapat penganti aja. Lah gue, udah bertahun-tahun, susah buka hati eh sakalinya buka hati malah digantung gini," curhatnya.

Faran yang mendengarnya jadi kasihan, tapi dirinya pula bingung dengan hubungannya. Mau ngomong tentang dirinya yang ditembak oleh Bima kepada Daffa dan Fery, tapi Fery lagi ada masalah, sedangkan kalau hanya bicara dengan Daffa. Takut gak ngehargain yang satunya. Karen prustasi, Faran sedikit berteriak.

Sepenuh Hati (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang