ALUR :
Dijodohkan orang tua membuat rencana hidup yang sudah disusun rapi keduanya berantakan total , sampai mereka memutuskan mengirim orang lain ke kencan buta yang diatur orang tua mereka yang justru membuat mereka berada dalam sebuah lingkaran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" maafkan aku untuk sikapku kemarin , aku hanya merasa lelah karena pesta nya " ,dusta Vero memulai kalimatnya. " karena sudah terlanjur menyetujui pernikahan kontrak ini dan disisi lain kita juga memiliki kontrak dalam bisnis , jadi mari mulai semua dari awal . . . mulai secara baik-baik untuk delapan bulan kedepan " , ucapnya mengulurkan tangan.
Ragu-ragu Ed membalas uluran wanita didepan nya. " deal " , jawabnya singkat. Vero mengangguk , " baiklah silahkan makan , aku tidak tahu apa yang kau sukai , aku memasak apa saja yang mudah dan cepat " , ucapnya membuat mata Ed membulat. " kau yang memasak nya sendiri ? ini enak " , balas pria itu setelah menelan satu gigitan besar waffle di depan nya.
- - - -
" mau ke butik ? butuh tumpangan ? " ,tanya Ed begitu melihat Vero berjalan keluar dari mansion mereka.
Hening.
" sopirmu bisa menjemput asistenmu kalau kau pergi bersama ku , apartemen mu tidak searah dengan mansion kita . . ." , jelas Ed membuat Vero mengangguk dan tersenyum tipis
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi lagi senyum yang membuat Ed mabuk seketika. Tapi tunggu dulu , apa yang pria itu katakan tadi ? mansion kita ? author harap author tidak salah dengar.
VERO POV
" Apa lagi yang kau ingin kan ?!" , aku sengaja membuat nadaku terdengar sedatar mungkin, tanpa menatap pria didepanku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" kopi disini sangat enak , kenapa harus buru-buru . . . biarkan aku menikmatinya " , aku membuang nafas kasar dan berdiri begitu saja, berniat pergi dari cafe tempat kami bertemu saat ini. Aku tidak tahu , kenapa aku bisa kemari karena permintaan nya.
" aku ingin kembali " ,ucapnya membuat langkahku terhenti.
" aku merindukanmu , aku menyesal dan aku ingin kita kembali . . . aku memiliki alasan untuk itu semua , aku akan mengatakan semuanya padamu , tapi katakan kau bersedia " , aku menoleh begitu pria itu menghentikan kalimatnya.
" kembali ? kembali kemana yang kau maksud ? " , tanyaku sarkas. " tujuh tahun lalu , tempat kembalimu sudah mati . . . " , tambahku.
" aku melakukan nya demi menyelamatkanmu dari ayahku . . . " , satu kalimat yang berhasil membuat langkahku terhenti.
deg . . .
aku melakukan nya demi menyelamatkanmu dari ayahku . . .
