Chapter. 6

6.6K 439 3
                                    

Happy reading guys.......

*****

"Kau dengar Permaisuri? Selir Wang Rouyen mengatakan niat baiknya padamu tapi kau malah menghajarnya, saat dia tidak sengaja melakukan kesalahan kecil dihadapanmu." Zhisu berdecih kesal saat mendengar perkataan suami Permaisuri Huang Zhisu yang asli yang sayangnya kini menjadi suaminya juga karena dirinya yang menempati tubuh Permaisuri Huang Zhisu.

"Ma-maafkan saya Permaisuri, saya tidak sengaja menumpahkan cangkir teh yang hendak anda minum dan mengenai hanfu Permaisuri. Sekali lagi saya minta maaf Permaisuri." Masih dengan mengeluarkan air mata buayanya Selir Wang Rouyen menatap penghuni istana yang kini sudah mulai mengikuti alur permainannya. Tapi tidak dengan sang Kaisar yang kini mulai mengepalkan tangannya karena menahan amarah yang membumbung tinggi dan siap meledak.

"DENGAN BUKTI YANG SUDAH JELAS MAKA AKU SEBAGAI KAISAR MENGHUKUM PERMAISURI YANG DENGAN JELAS BERSALAH KARENA TELAH MELAKUKAN PENYERANGAN PADA SELIR WANG ROUYEN. KAU TIDAK BOLEH KELUAR DARI PAVILIUN MU TANPA SEIJINKU DAN AKU AKAN MEMOTONG JATAH KEUANGAN MU." Bahagia? Tentu saja bagi musuh Permaisuri hukuman itu jelas membuat mereka bahagia tapi tidak dengan sang tersangka.

"Cih, dia mengadukan kebohongan pada yang mulia rupanya. Lihat saja aku akan memberimu pelajaran lagi untukmu wanita licik, kau bilang jika kau menumpahkan tehku heh akan kubuat kau menjilat ludahmu sendiri." Batin Zhisu geram saat mendengar kebohongan yang telah dilakukan saingannya itu.

"Anda menghukum saya yang mulia? Bahkan anda belum mendengarkan penjelasan saya dan anda sudah memutuskan hukumannya? Baiklah akan saya perjelas semuanya saat ini juga." Zhisu menarik nafas dalam-dalam dan mengatur emosinya sebelum melanjutkan perkataannya. Para petinggi istana yang berada di luar kubu Permaisuri mulai was-was, apa yang akan Permaisuri mereka katakan? Dan beberapa dari mereka sebenarnya tidak setuju dengan keputusan Kaisar yang terburu-buru.

"SELIR WANG ROUYEN. Kau mengatakan pada yang mulia Kaisar jika aku menyerangmu karena kau tidak sengaja menumpahkan tehku bukan?." Selir Wang Rouyen pun bergetar ketakutan saat mendengar Permaisuri berbicara padanya tapi dengan menekan namanya saat dia mengucapkannya.
"I-itu benar Permaisuri." Zhisu tersenyum smirk saat lawan bicaranya itu mulai terlihat ketakukan.
"Baiklah aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan padamu, pertama dimana bekas teh yang kau tumpahkan dan mengenai hanfu ku? Dari tadi pagi sampai saat ini aku tidak mengganti pakaianku sama sekali. Yang kedua kau mengatakan bahwa aku menyerangmu karena kau membuat kesalahan padaku bukan?." Kini atensi perhatian mereka yang menghadiri persidangan tertuju pada hanfu yang dikenakan oleh Permaisuri. Mereka menatap lekat-lekat hanfu yang dikenakan oleh Permaisuri dan mencari dimana letak noda teh yang dimaksudkan.

Tapi nihil tidak ada noda sedikitpun yang menempel pada hanfu Permaisuri karena hanfu yang dikenakannya lebih dominan warna putih maka jika terdapat noda sedikit saja pasti terlihat dengan jelas. Kini semua orang yang menghadiri persidangan itu mulai meragukan kesaksian Selir Wang Rouyen bahkan kini seluruh perhatian orang yang ada disana menuju kearahnya yang semakin membuatnya mati kutu.

"Yang mulia kejadian yang sebenarnya adalah Selir Wang Rouyen datang kepada saya saat saya sedang bersantai di taman, dia menghampiri saya dengan emosi lalu menghina saya dan menarik rambut saya karena saya melakukan pembelaan. Lalu dia menampar saya dan saya membalasnya dengan menghajarnya sebagai balasan karena telah melakukan penyerangan pada Permaisuri Kekaisaran." Mereka semua menahan nafas terkejut dengan fakta yang sebenarnya tak lupa kedua mata mereka yang hampir keluar dari tempatnya.

Sebelum Kaisar Huang Qianfan mengatakan sesuatu Permaisuri Huang Zhisu lebih dulu memotong perkataannya.
"Apa anda melihat bekas tamparan dipipi saya ini yang mulia? Bahkan bekasnya pun belum hilang meskipun tabib sudah mengobatinya tadi." Mata tajam Kaisar menatap pipi Permaisuri dengan sangat teliti dan ya dia menemukan bekas tamparan itu.
"Kenapa dadaku terasa sesak saat melihatnya terluka?." Kaisar Huang Qianfan mengepalkan tangannya sangat kuat sebagai pelampiasan emosinya saat ini. Dan mereka terkejut saat tiba-tiba Permaisuri Huang Zhisu menarik seorang pelayan dan mendorongnya hingga dia terduduk di tengah-tengah aula.

"Kau juga ada disana, berikan kesaksianmu pada yang mulia maka dengan begitu kau akan aman dari hukuman yang mulia." Zhisu mendekati pelayan itu dan menyamakan tinggi mereka yang membuat pelayan muda itu semakin ketakutan.
"Maka kau masih bisa menghirup udara segar esok hari jika kau mengatakan yang sebenarnya." Diakhiri dengan senyum smirk setelah dia mengancam pelayan muda itu. Dia segera mengubah ekspresi wajahnya sebelum dia kembali berdiri.

"Katakan apa kau ada disana dan menyaksikan apa yang telah terjadi? Katakan dengan jujur atau nyawamu taruhannya." Tubuh gadis itu semakin bergetar ketakutan saat mendengar suara tegas Kaisar mereka.
"Ya dewa kenapa aku harus terjebak dalam situasi seperti ini? Apa yang harus kulakukan?." Kini suasana persidangan semakin memanas beberapa selir Kekaisaran yang menyaksikan kejadian itu terdian membisu dengan berbagai pertanyaan dan dugaan dikepala mereka.

"Ma-maafkan hamba yang mulia tapi yang dikatakan Permaisuri memang benar yang mulia. Saya melihat Selir Wang Rouyen datang menghampiri Permaisuri lalu menghina beliau dan menamparnya yang mulia." Kaisar Yang mendengar fakta dia telah dipermainkan oleh Selirnya meradang seketika sedangkan Selir Wang Rouyen kini wajahnya pucat pasi bagai mayat.

_00_

"ITU TIDAK BENAR YANG MULIA SAYA TIDAK MENYERANGNYA. TAPI DIALAH YANG MENYERANGKU LEBIH DULU SAYA MOHON YANG MULIA PERCAYA PADA SAYA." Habis sudah setok kesabaran Zhisu untuk menghadapi wanita di hadapannya ini. Selir Wang Rouyen yang emosi pun langsung meninggikan suaranya dan menunjuk tepat didepan wajah Zhisu yang benar-benar berhasil membuatnya semakin jengkel.

"Haish dia benar-benar menghabiskan stok kesabaranku. Dasar bajingan itu gara-gara salah satu istri ularnya ini aku harus terjebak berada di sini sangat lama. Auh punggung ku pegal sekali." Dengan ekspresi yang mulai terlihat kesal karena wanita licik yang sayangnya adalah istri suaminya juga dan menjadi saingan untuknya yang tidak mau mengakui kesalahannya benar-benar membuatnya merasa muak sekarang. Belum lagi punggungnya yang sudah terasa pegal dan kini kasur empuknya sudah memenuhi fikiran nya. Aah betapa nyamannya saat punggungnya menyentuh kasurnya yang empuk itu hilang sudah semua rasa lelahnya.

"Berani sekali Selir Wang Rouyen menunjuk wajah Permaisuri dan meninggikan suaranya dimana sopan santun nya terhadap Permaisuri?." Batin Selir Lien Hua yang menjerit ingin sekali rasanya dia menjahit mulutnya itu. Sudah sejak tadi dia geram sendiri dengan wanita yang kini tengah beradu argumen dengan Permaisuri Kekaisaran. Ditambah lagi dengan senyuman mengejek yang diperlihatkan oleh Selir Agung karena tempat duduk nya yang berada tidak jauh darinya semakin menambah kesal perasaannya.
"Dasar wanita bodoh bisa-bisanya dia lepas kendali seperti itu." Selir Lien Hua yang mendengar perkataan Selir Agung meskipun tidak terlalu jelas tapi dia mengerti maksud dari perkataannya itu hanya menatapnya tajam.

"Berani sekali Selir tingkat satu sepertinya meninggikan suaranya didepan Permaisuri dan menunjuknya?."

"Bagaimana bisa Selir Wang Rouyen menyatakan kepalsuan pada yang mulia?."

"Disini Permaisuri adalah korbannya apakah Permaisuri pantas menerima hukuman, karena melakukan pembelaan?."

" Seharusnya yang mulia Kaisar menghukum Selir Wang Rouyen seberat-beratnya karena telah memberikan kesaksian palsu dan melakukan penyerangan pada Permaisuri Kekaisaran."

Kini keadaan aula persidangan mulai ramai oleh suara orang-orang yang berada disana mereka mulai menuduh satu sama lain. Mereka yang berada di kubu Permaisuri mulai menuduh Kubu Selir Wang Rouyen yang membuat suasana semakin memanas. Kaisar Huang Qianfan yang menyaksikan betapa ricuhnya suasana persidangan itu memijit pelipisnya untuk meredakan rasa pusingnya.

*****

"Bagaimana hasil persidangan hari ini?." Seorang wanita yang telah berusia lebih dari setengah abad yang tengah meminum tehnya dengan anggun dan sesekali menatap keluar paviliun nya, Siapa lagi jika bukan Ibu Suri Kekaisaran Huang Xiong Lie.
"Suasana persidangan semakin memanas Ibu Suri, Selir Wang Rouyen tidak mau mengakui kesalahan yang telah diperbuatnya dan malah menuduh Permaisuri yang telah menyerangnya lebih dulu." Wanita berusia muda yang berdiri dibelakang Ibu Suri Kekaisaran itu akhirnya membuka suaranya setelah terdiam cukup lama.

"Baiklah kau boleh pergi dan beritahu aku lagi hasil persidangan hari ini." Wanita muda itu pergi meninggalkan ruangan besar dan mewah itu setelah mendapat perintah untuk keluar dari ruangan itu.
"Kuharap Kaisar Bodoh yang sayangnya adalah putraku itu semoga dia cepat sadar jika dia mencintai Permaisuri nya." Setelah itu hanya suasana keheningan yang menemani wanita itu didalam Paviliun nya.

*****

Empress From The Future  [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang