Disclaimer!
• Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita.
• Perhatikkan setiap latar cerita.
• Komentar sesuai alur cerita.Happy Reading!
***
Tubuh Sarah terlihat gusar. Hari ini ia akan bertemu Eros dan juga pengacaranya. Entah untuk apa, Sarah hanya diminta untuk datang ke sebuah restoran dan menunggu Eros di sana.
Rasa gugup itu menyerang ketika telinganya dapat menangkap suara seseorang yang familiar. “Sarah?”
Sarah lalu berdiri menyambut kedatangan Eros dan pengacaranya. “Silakan duduk, Om.”
Eros mengangguk seraya tersenyum kepadanya. Napasnya tiba-tiba tercekat kala menatap Eros dari jarak sedekat ini. Pria paruh baya itu benar-benar mirip dengan Reinal. Alis, mata, hidung bahkan rahang kokohnya menurun pada sang anak.
Sarah berusaha menahan rasa gugupnya. Lalu, Eros memulai pembicaraannya. “Bagaimana kalau kita makan dulu, Sarah?”
“Emm, maaf, Om. Bukannya saya tidak menghargai, tapi bisa tolong langsung ke intinya saja? Saya juga tau, Om pasti sibuk banget.”
Eros kemudian tertawa kecil, “Sarah, jangan merasa canggung lagi, semua kesalahan itu papa kamu yang lakukan, bukan kamu. Jadi, bersikap biasa saja sama saya, ya?”
Sarah tersenyum kikuk. Benar-benar bingung dengan sikap Eros hari ini. Semua memang kesalahan Handoko—papanya. Tapi mau bagaimana pun, Sarah tetap anak kandungnya dan rasa canggung itu akan tetap terlihat.
Eros, Sarah dan pengacaranya sudah pesan makan. Selama menunggu pesanannya, Eros terus mencari topik pembicaraan.
“Bagaimana kabarmu, Sarah?”
“Baik, Om.”
“Saya tau kamu udah gak baik-baik saja sejak empat tahun yang lalu. Terlebih mengorbankan hubungan kamu dengan Reinal demi menjaga nama baik anak saya, itu gak mudah. Terima kasih banyak, Sarah.”
“Om gak perlu berterima kasih, karena memang sudah sepatutnya saya mundur dari semua hal yang berkaitan dengan keluarga Pradipta.”
Senyum tulus Sarah, seakan mengisyaratkan bahwa, dibalik senyum itu sebenarnya ada banyak luka yang tersembunyi.
Tak lama, Eros, Sarah dan pengacaranya makan siang lebih dulu. Baru membahas hal penting yang akan Eros sampaikan.
“Begini, Sarah. Maksud saya ingin bertemu kamu adalah menyelesaikan semua kekeruhan masalah yang terjadi antara keluarga saya dan papa kamu. Saya ingin kamu berhenti mengirim uang denda 5 miliar itu ke saya.”
“Om, bahkan saya belum melunasinya, kenapa Om mau saya berhenti membayarkan denda papa saya?”
“Saya sudah bicarakan soal ini ke Kakeknya Reinal, beliau setuju lalu saya juga tidak mungkin membebani kamu dengan uang denda sebanyak itu, padahal ini bukan sepenuhnya tanggung jawab kamu, Sarah.”
“Dan, kalau kamu mau tau, ini termasuk permintaan Reinal pada saya dan Kakeknya. Bahkan anak saya rela berlutut dihadapan orang yang paling dibencinya dulu demi membebaskan kamu dari jeratan masalah.”
Flashback On.
Reinal datang dengan segala tekad. Langkahnya sudah tak lagi berat untuk datang ke Savillon. Tepat saat langkahnya terhenti, Reinal menunduk hormat pada Ganendra dan Eros yang sedang berbincang di ruang tamu rumah megah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [PINDAH KE FIZZO]
Любовные романы[PINDAH KE FIZZO DENGAN JUDUL: GRAZIE A TE] [SEQUEL REINALSARAH] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Nama, karakter, tempat, dan peristiwa dalam cerita itu adalah fiksi. Cover: [Cr: Pinterest] Definisi rumah bagi Sarah itu adalah Reinal. Satu-satunya yang sed...