Disclaimer!
• Narasi harap dibaca juga, agar paham alur dan karakter tiap tokoh.
• Abaikan time stamp
• Komentar sesuai alur cerita, jangan bawa cerita lain.
• Aku lebih suka kalian komen tentang apa yang kalian rasain setelah baca ini, ketimbang komen hanya 'next' or 'lanjut' or 'cepetan next'. I don't really like this comment. Karena tanpa kalian komen lanjut or next pun cerita ini bakalan tetap dilanjutin sampai ending.Cerita ini diketik 7404 kata.
Happy Reading!
***
Sarah membuka kelopak matanya perlahan. Ia merasa ada sebuah tangan besar yang menindih tubuhnya. Sarah hendak membalikkan tubuhnya namun wajahnya justru bersentuhan dengan wajah Reinal. Sarah mengedarkan pandangannya, ia mencari keberadaan Ael di kamarnya. Sarah berusaha mengangkat tangan Reinal namun laki-laki itu justru malah semakin mengeratkan pelukannya.
“Morning.” Suara husky laki-laki itu menerobos gendang telinganya.
Sarah menoleh ke arah Reinal masih dengan posisi yang sebelumnya. “Morning too. Bisa lepas dulu gak, ya? Aku mau cari Ael sebentar.”
Hembusan napas Reinal bahkan dapat Sarah rasakan hingga menyapu permukaan kulitnya. Reinal bahkan masih memejamkan kedua matanya tanpa berniat melepaskan pelukannya pada Sarah.
“Rei, sebentar aja, ya? Aku takut Ael malah keluar apartemen, bahaya.”
Tanpa membuka matanya, Reinal menjawab. “Ael sudah pulang. Semalam nenanya telepon dan minta dia pulang, kangen katanya. Ya udah, jadi aku suruh Gara untuk bawa Ael pulang.”
“Terus kalo sekarang Ael cari kamu gimana?”
“Gak gimana-gimana, Sarah. Ada opa, nena, Gara dan Mba Ayu.”
Sarah menghela napasnya. Lalu, ia membalikkan tubuhnya jadi menghadap Reinal. Menatap laki-laki itu cukup geram. “Reinal, aku tau. Tapi kamu papanya, masa anak kamu bangun tidur, kamu gak ada di samping dia?”
“Aku gak nyaman di rumah, Sarah. Ada Mba Ayu yang selalu coba untuk goda aku.”
Sarah menyatukan kedua alisnya disertai tersenyum jahil. “Mba Ayu? Pengasuh Ael yang waktu itu ikut kita makan siang?”
“Hm.”
Sarah tertawa kecil membuat raut wajah Reinal kebingungan. “Kenapa ketawa?”
“Gapapa, lucu aja kamu digodain, sama pengasuhnya Ael lagi.” Balas Sarah.
Reinal hanya merespons dengan menggelengkan kepalanya samar. Netra Sarah melirik jam dinding, sudah pukul enam pagi rupanya. Ini kan bukan weekend otomatis Reinal hari ini pasti akan bekerja.
“Rei, bangun. Kamu emangnya gak kerja?”
“Kerja, tapi nanti aja, ya? Aku masih capek banget, kemarin baru landing dari Jepang langsung ke agensi kamu dan ngurus berkas-berkas untuk pembangunan apartemen.”
Sarah cukup tertegun. Laki-laki yang dulu Sarah kenal irit bicara dan kini sudah tak segan-segan mengeluarkan banyak kalimat dari mulutnya. Sarah tersenyum dan mengusap pipi Reinal, kemudian naik ke atas untuk memainkan rambut laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [PINDAH KE FIZZO]
Romansa[PINDAH KE FIZZO DENGAN JUDUL: GRAZIE A TE] [SEQUEL REINALSARAH] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Nama, karakter, tempat, dan peristiwa dalam cerita itu adalah fiksi. Cover: [Cr: Pinterest] Definisi rumah bagi Sarah itu adalah Reinal. Satu-satunya yang sed...