Disclaimer!
• Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita.
• Perhatikkan setiap latar cerita.
• Komentar sesuai alur cerita.
• Narasinya ikut dibaca ya, biar ngefeel.Happy Reading!
***
Sarah tau bagaimana rasanya ditinggalkan. Sarah tau bagaimana rasanya dianggap tidak memiliki hal spesial di dalam dirinya. Sarah bahkan tau bagaimana rasanya tidak memiliki harapan untuk masa depannya.
Satu hal yang Sarah tidak pernah tau adalah, bagaimana rasanya dicintai dan disayangi sepenuh hati oleh seseorang. Impiannya sedari dulu hanya satu, dihargai dan sosoknya dianggap hadir dalam hidup seseorang.
Sarah tau rasa itu setelah bertemu dengan Reinal. Reinal, Reinal, dan Reinal. Hanya nama itu yang sampai detik ini selalu bersarang di otaknya.
Beberapa kali, Sarah mengerahkan segala cara untuk mengeluarkan satu persatu nama Reinal dari bagian dalam otaknya. Namun, nihil. Semuanya tetap sama, dan nama itu seperti tak ingin lari dari sana.
Sampai akhirnya, Sarah tau, jika kelemahannya ada pada sosok itu. Sosok laki-laki yang sama sekali tidak pernah Sarah duga kehadirannya akan membawa bahagia serta luka di waktu yang bersamaan.
Sarah berani bersumpah jika dirinya sama sekali tidak pernah menyesal bertemu dengan sosok Reinal. Tapi harusnya Sarah tahu diri. Kalau, Reinal juga bisa hilang dari hidupnya, kapan pun laki-laki itu mau.
Manusia itu egois. Sarah mengakui jika sejak hari dimana Sarah mengungkapkan bahwa dirinya sudah tidak bisa bersama dengan Reinal, adalah sebuah keegoisan paling bodoh sepanjang hidupnya.
Reinal tidak salah. Bahkan laki-laki kaku itu tidak bisa dikatakan salah. Sepenuhnya adalah keinginan Sarah. Berpisah adalah keinginan Sarah dari awal setelah mengetahui fakta bahwa papanya terjerat kasus penggelapan dana yang merugikan keluarga Reinal.
Sial, rongga dada bagian kirinya seakan dikuliti. Sesak yang Sarah rasakan tak sebanding dengan hari itu, hari dimana Sarah memutuskan untuk mengusir Reinal dari hidupnya.
Jemarinya buru-buru mengusap bulir air mata yang memang dari tadi sudah berteriak ingin keluar karena pupil mata kembarnya memanas bak kobaran api.
Sekarang, Sarah harus menyalahkan siapa, selain menyalahkan dirinya sendiri? Mengusir Reinal dari hidupnya adalah kiamat bagi Sarah.
Hari itu, Sarah tidak berpikir panjang bahwa kedepannya ia akan hancur berkeping-keping. Sebenarnya, Sarah sudah mengklaim, bahwa hidupnya sudah hancur berantakan sejak ia berumur kurang dari dua jam setelah dilahirkan ke dunia.
Sarah mengepalkan tangannya, mengarahkan kepalan itu pada dada bagian kirinya untuk ia pukul demi menghilangkan rasa sakit yang semakin menjalar kemana-mana.
Berkali-kali mencoba mengingatkan dirinya sendiri akan fakta yang tidak bisa dia pungkiri sendiri, bahwa hidupnya telah hancur berantakan.
Tidak, egonya begitu tinggi kala itu. Sarah bahkan tidak memikirkan bahwa Reinal juga hancur hari itu. Pada saat Sarah memutuskan untuk mengakhiri hubungan keduanya, merupakan kiamat juga bagi Reinal.
Sebab, Sarah satu-satunya perempuan yang mampu memberikan warna dihidupnya. Warna hitam gelap itu, sudah tergantikan dengan warna yang begitu cerah. Warna yang sebelumnya, tidak pernah Reinal sangka akan merubah hidupnya.
Dan, Sarah tidak pernah tau. Bahwa, sejak pertama Reinal mendekap erat tubuh Sarah saat perempuan itu menangis, tanpa sadar Reinal sudah menjatuhkan seluruh hidupnya untuk Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Home [PINDAH KE FIZZO]
Romansa[PINDAH KE FIZZO DENGAN JUDUL: GRAZIE A TE] [SEQUEL REINALSARAH] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Nama, karakter, tempat, dan peristiwa dalam cerita itu adalah fiksi. Cover: [Cr: Pinterest] Definisi rumah bagi Sarah itu adalah Reinal. Satu-satunya yang sed...