11. Finally, we met

1.9K 348 302
                                    

Disclaimer!

• Cast akan bertambah seiring berjalannya cerita.
• Perhatikkan setiap latar cerita.
• Komentar sesuai alur cerita.
• Narasinya ikut dibaca ya, biar ngefeel.

Happy Reading!

***

Dari waktu ke waktu, Ael sudah tumbuh dengan baik bersama keluarga barunya. Reinal senang dapat melihat tumbuh kembang putranya itu dengan mata kepalanya sendiri, seperti apa yang Eros katakan tempo lalu.

Namun, hari ini, entah sedang ada apa dengan Reinal. Raut wajah menyeramkan itu untuk pertama kalinya Reinal tunjukan pada Ael, karena anak itu ketahuan main gadget dan tidak kenal waktu.

Reinal tahu betul, alasan mengapa Ael fokus menonton tayangan film toy story-nya tanpa jeda. Ya, karena Reinal yang terus sibuk berkutat dengan berkas-berkas kantor, padahal ini hari Minggu.

"Kamu tau udah jam berapa ini, Ael?"

Ael terdiam. Kelopak mata kembarnya sudah tak kuat menampung air matanya, namun Ael seperti mencoba untuk menahan semua rasa sakit atas kalimat dengan nada tinggi yang papanya lontarkan.

"Kamu bahkan tau, kalau Papa cuma kasih kamu waktu setengah jam untuk main iPad?"

Ael menunduk, kemudian bibir mungilnya mulai bergetar, serta bahunya sedikit naik turun menahan isakan yang hampir saja terdengar.

"Angkat tangannya," titah Reinal membuat Ael yang saat itu tengah duduk di atas karpet bertema dinosaurusnya itu mengangkat kedua tangan mungilnya ke atas sambil mengepal.

Masih dengan posisinya yaitu berdiri dan menggenggam iPad yang memang Reinal beli namun khusus untuk Ael itu pun menatap putranya tanpa ekspresi.

Bulir air mata Ael mulai terjatuh. Tangan mungilnya bahkan tidak berani untuk sekadar mengusap air matanya. Bahu itu sudah tak kuat menahan isak tangis kecilnya.

Robot buzz-nya hanya jadi saksi bisu bagaimana kini Ael tengah mendapat hukuman, karena menonton film lebih dari waktu yang papanya tentukan, hingga kedua matanya sampai berair dan hampir memerah.

Tiba-tiba Angel masuk ke dalam kamar sang cucu dan menghela napasnya ketika melihat cucunya sedang dihukum oleh papanya.

"Rei, Ael kenapa?"

Kemudian, Ael mendongak dan menatap nenanya dengan isak tangis serta wajah merah padam, masih dengan kedua tangannya yang bahkan tidak berani turun.

"Nonton toy story, sampai matanya berair dan hampir merah, Ma. Rei cuma gak mau, Ael kenapa-napa. Itu aja."

Angel hendak menghampiri cucunya, namun tertahan oleh Reinal. Sementara, Eros hanya menonton dari ambang pintu.

"Rei, tapi Ael masih kecil? Kamu gak keterlaluan hukum Ael begini?"

Tangisan Ael tak bersuara, ia tahu betul raut wajah papanya yang benar-benar menyeramkan. Bahkan rasanya, ia tak ingin lagi melihat sisi dari papanya yang sekarang. Seram, menakutkan, Ael mau papanya yang dulu.

Angel menarik Reinal menjauh dari jangkauan Ael. "Rei, Mama mohon. Kamu bisa bilangin Ael tanpa harus hukum dia kayak gini. Dia masih kecil, sayang."

"Terus karena Ael masih kecil, jadi berhak untuk gak dikasih hukuman? Ma, ini cara Reinal didik Ael. Jadi tolong Mama jangan melewati batas. Ael anak laki-laki. Lagipula, hukumannya gak menyakiti dia, tapi justru bikin dia jadi sadar, kalau apa yang udah dia lakuin itu salah, sampai ngebuat papanya semarah ini."

Our Home [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang