Hujan {3}

2K 163 5
                                    

Dua orang remaja kembar yang kini hanya saling diam dengan fokus pada pikiran masing-masing sambil menatap langit-langit kamar mereka hingga si bungsu akhirnya angkat bicara.

"Jen" Panggil Eric.

"Kakak, Eric. Udah berapa kali kakak bilang untuk sopan, hm?" Tegur Jeno.

Eric berdecak kesal membuat Jeno mengernyit bingung mendengar decakan kesal dari saudara kembar nya.

"Ini Youngjae" Ujar nya.

Jeno menghela nafas, sepertinya sisi lain saudara kembarnya munculnya. Jika sudah seperti ini dia harus bersabar karena sikap Youngjae, sisi lain kembar nya itu memiliki sikap yang sama dengan dirinya juga Mark.

"Ada apa? Tumben mau keluar selain di sekolah?" Celetuk Jeno bingung.

"Menurut mu gimana dengan paman yang Eric sebut sebagai papi tadi?" Tanya Youngjae(Eric).

"Maksud nya papi Taeyong?" Youngjae(Eric) mengangguk membenarkan.

"Aku belum bisa mengatakan apa-apa karena kami baru pertama kali bertemu, aku harus terus hati-hati karena bisa saja kan dia punya niat buruk dengan Eric?"

Youngjae(Eric) diam mendengar nya, benar sih ucapan Jeno tapi entah kenapa dia tidak setuju dengan ucapan Jeno barusan.

"Tapi menurut ku, papi Taeyong itu baik karena aku bisa merasakan nya saat dia memeluk kita tadi. papi Taeyong seakan-akan memang menganggap kita anak nya, aku mau papi Taeyong jadi... papi kita"

Jeno yang mendengar itu kaget, dia lantas bangkit dari tidurnya lalu menatap Youngjae(Eric) tidak percaya. Hei, ada apa dengan sisi lain kembaran nya ini? Tidak biasanya dia seperti itu setahu Jeno, Youngjae(Eric) selalu berhati-hati dengan orang lain.

Apalagi jika itu berhubungan dengan Eric maka dia akan benar-benar berusaha untuk berhati-hati dan melindungi Eric tapi kali ini dia malah mengucapkan hal aneh membuat dirinya sendiri bingung, apakah terjadi sesuatu dengan Youngjae(Eric)?

"Jae, ada apa dengan mu? Tumben banget" Seru Jeno tak percaya.

Youngjae(Eric) berdecak kesal menatap saudara kembar nya. "Ini serius, Jen! Aku ngerasa kalau papi Taeyong itu benar-benar tulus sama kita dan Eric" Ujarnya.

"Jae..."

"Kau tau kan, aku sama Eric tidak pernah mendapat kasih sayang ibu tapi melihat papi Taeyong tadi yang memperlakukan kita lembut seperti anaknya sendiri membuat aku merasa jika dia benar-benar tulus. Ku harap, papi Taeyong beneran mau jadi papi kita"

Jeno diam, benar ucapan Youngjae(Eric) barusan. Taeyong memperlakukan mereka begitu lembut bahkan mereka baru bertemu pertama kali tapi Taeyong sudah membuat mereka seperti anaknya sendiri.

"Benar, papi Taeyong benar-benar menganggap kita seperti anaknya padahal kita baru bertemu dengan nya tadi" Youngjae(Eric) tersenyum sambil mengangguk membenarkan ucapan Jeno.

"Bagaimana jika besok kita bertemu papi Taeyong lagi?" Ajak Jeno.

"Memangnya kau tau papi Taeyong ada dimana?" Ujar Eric.

"Tenang, aku tau tempat papi Taeyong bekerja. Ayo pergi besok setelah pulang sekolah"

"Baiklah, ayo pergi tapi jangan beritahu ayah dan kak Mark tentang papi Taeyong"

"Kenapa?"

"ayah dan kak Mark pasti tidak akan suka dengan ini, biar ini menjadi rahasia kita bertiga saja"

"Baiklah, sekarang ayo tidur. Lo dan Eric butuh istirahat"

Youngjae(Eric) mengangguk, dia memejamkan mata nya berharap Eric kembali karena sedari tadi bocah itu sudah memberontak meminta bertukar lagi.

Rain {Jaeyong Fam's}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang