Hujan {22}

792 73 10
                                    

pagi telah tiba, sinar mentari mulai meninggi memancarkan cahaya nya yang begitu terang dan menghangatkan pagi cerah ini. tirai jendela kamar terbuka dengan sengaja hingga membuat empat remaja yang awalnya terlelap nyenyak kini mulai membuka mata secara perlahan.

Sungchan lah yang pertama membuka mata, ia mengerjapkan netra nya beberapa kali menyesuaikan dengan cahaya matahari dan bangkit dari tidurnya untuk melihat siapa yang membuka tirai jendela kamar nya.

“huh? ayah?” panggil Sungchan pelan, ia mengusap beberapa kali mata nya untuk memastikan apakah benar itu ayah nya atau tidak. “pagi nak, apa tidur mu nyenyak?” ujar Jaehyun yang berjalan menghampiri Sungchan.

Sungchan mengangguk sebagai jawaban nyawa nya belum terkumpul semua, Jaehyun terkekeh gemas melihat Sungchan yang begitu menggemaskan ia lantas mengusak surai Sungchan yang sudah berantakan dengan asal.

“sejak kapan kak Mark dan kak Jeno ada disini?” lirih Sungchan bingung, ia masih mengumpulkan nyawanya saat ini karena melihat kedua kakaknya yang ternyata ikut bergabung dengan nya dan Eric.

“bangun kan yang lain, ini sudah pagi ayah tidak ingin kalian terlambat ke sekolah. papi juga sudah menyiapkan sarapan untuk kita, segera lah bersiap” titah Jaehyun pada Sungchan.

“baik~” patuh nya, Jaehyun tersenyum lalu berjalan keluar kamar meninggalkan Sungchan.

“kak, bangun kata ayah kita tidak boleh terlambat. ayo bangun kak” kata Sungchan yang mencoba membangunkan ketiga kakaknya, ia bahkan sudah mencoba menggoyang-goyangkan tubuh ketiganya tapi nihil tidak ada hasil sekali.

“kakak! ayo bangun, aku juga tidak mau telat!” ujar Sungchan yang masih terus mencoba membangunkan ketiganya. “10 menit lagi Chan, hanya 10 menit saja maka kami semua akan bangun” sahut Mark pelan.

Sungchan mendengus kesal. “huh! terserah kakak saja, pokoknya kalau ayah atau papi marah aku gak ikut-ikutan. aku tidak mau terlambat” kesal Sungchan, ia lalu bangun dari kasur nya dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi juga bersiap.

Mark menghela nafas pelan ia ingin tidur kembali tapi tidak bisa. “kalian berdua bangunlah, aku tau kalian mendengar apa yang Sungchan katakan.” ucap Mark yang sudah turun dari atas kasur dan pergi berjalan keluar meninggalkan kamar Sungchan.

“cepatlah mandi dan bersiap” titah Mark yang sudah berdiri di depan pintu pada keduanya. “Eric, ayo bangun. kita juga harus bersiap-siap sebelum adik kecil satu itu kembali dan marah” kekeh Jeno sambil membantu Eric naik ke punggungnya.

“aku masih mengantuk~” rengek Eric yang sudah ada di punggung Jeno. “cuci muka mu maka rasa kantuk itu akan hilang, pergilah duluan aku akan memakai kamar mandi bawah” ujar Jeno yang di balas anggukan oleh Eric.

Sungchan berjalan keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolah nya dan surai legam yang masih sedikit berantakan, ia menatap kasur yang tadi malam ia dan ketiga kakak nya tidurin kini sudah kosong yang artinya ketiga kakaknya menuruti permintaan nya.

senyum Sungchan merekah membayangkan ia yang di apit oleh ketiga nya tadi malam saat tidur pantas saja ia merasa hangat ternyata saat diri nya tidur ia di apit oleh Jeno dan Mark yang ikut menyusul dirinya dan Eric tanpa keduanya sadari.

Sungchan berjalan meninggalkan kamar nya dengan tas sekolah yang sudah ada di pundak nya menuju ruang makan dari kejauhan ia dapat melihat kedua orang tuanya yang bercengkrama ria bersama Mark sembari tertawa.

senyum nya kembali merekah lebar melihat pemandangan bahagia ini dan mungkin saja untuk ke depannya pemandangan tersebut akan ia nikmati sehari-hari, yah setidaknya salah satu wishlist nya sedari kecil kini secara perlahan mulai terwujud.

Rain {Jaeyong Fam's}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang