Hujan {8}

1.4K 143 5
                                    

Mark membuka mata nya perlahan saat dia mendengar suara yang begitu berisik di telinganya, begitu membuka mata dia bingung. Sebenarnya dia ada dimana? Entah mengapa dia tidak asing dengan tempat ini dan juga dia mendengar suara tangisan yang begitu kuat, tapi dari mana?

Dengan rasa penasaran yang begitu kuat dia lantas berniat untuk menghampiri suara tersebut, perlahan dia mulai mendengar suara tangisan yang begitu kuat dan itu berasal dari sebuah kamar.

Mark memegang gagang pintu lalu membuka nya, dia masuk ke dalam kamar tersebut dan betapa kaget nya Mark melihat dirinya sendiri saat berumur 5 tahun dan si kembar yang berumur 4 tahun kini menangis meminta ampun kepada seorang wanita yang tak lain adalah ibu mereka sendiri.

Mark ingin menghampiri dirinya untuk menolong namun tidak bisa, tubuh nya seakan-akan di tahan oleh seseorang dari belakang. Mark terus berteriak untuk berhenti tapi usaha nya sia-sia bahkan dia terus berusaha memberontak namun tetap saja tidak berhasil.

"Dasar anak-anak pembawa sial! Seharusnya aku tak melahirkan kalian!! Aku benar-benar menyesal punya anak seperti kalian!!"

"Ibu-hiks ampun-hiks Makeu salah, jangan pukul adik-adik dan Makeu-hiks"

"DIAM KAU ANAK SIALAN!!"

Plak..

Mark kecil hanya bisa menangis begitu pipi di tampar sang ibu, dia tidak perduli mau di tampar atau di pukul setidaknya adik kembar nya tidak apa-apa.

Sedangkan Mark dewasa kini hanya bisa diam sambil menangis begitu melihat adegan yang ada di depan nya saat ini, dia benar-benar tidak sanggup untuk melihat semua itu. kenangan akan masa lalu yang benci kembali menghantui nya, ia tidak suka itu.

Adegan yang ada di depan nya benar-benar nyata seakan-akan membuat dia harus mengingat masa lalu nya yang begitu buruk.

"KU MOHON JANGAN LAKUKAN ITU" teriak Mark begitu melihat sang ibu yang kini sedang berjalan dengan sebuah cambuk panjang dan bersiap-siap ingin mencambuk Mark kecil dan si kembar.

Jtak...

Mark kecil hanya bisa menangis sekuat nya begitu dia mendapat cambukan dari sang ibu, dia menatap si kembar dengan tersenyum berharap jika kedua adik-adik nya tidak terkena cambukan dari sang ibu.

Sedangkan Mark dewasa kini hanya bisa menangis sambil berlutut memohon dan berharap jika suaranya dapat tersampaikan namun percuma karena tubuhnya juga tak bisa dia gerakan sesuka hati. Dia sadar jika tak ada yang dapat mendengar suara nya karena ini adalah rekaman ulang masa lalu nya yang di tampil untuk dirinya.

Jtak...

Jtak...

Jtak...

"Kumohon hentikan, biarkan mereka pergi" Ucap Mark lirih.

Mata Mark melebar begitu melihat sang ibu yang kini menarik rambut Eric kecil dengan paksa dari pelukan Mark kecil, dia tau apa yang akan terjadi selanjutnya dan itu akan membuat bekas luka yang begitu dalam karena ini.

Tidak, dia tidak ingin melihat ini lagi. Mark menangis memohon dan berharap jika mimpi buruk yang dia alami saat ini cepat berakhir.

Plak...

Jtak...

"ERIC!!!" Pekik Mark kuat.

Mark tersadar dengan nafas yang terengah-engah, keringat dingin bercucuran membasahi wajah nya, dia menatap ke sekelilingnya dan dia hanya bisa melihat ruangan putih dengan bau obat-obatan.

Dia sadar jika dia kini sedang ada di rumah sakit, Mark menghela nafas lega setidaknya dia tidak melihat kelanjutan dari mimpi buruk nya tadi. Mimpi tadi benar-benar membuat nya takut bahkan membayangkan nya saja membuat dirinya sendiri ketakutan.

Rain {Jaeyong Fam's}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang