Prolog

5.4K 254 19
                                    

Malam ini sungguh malam yang dingin bersamaan dengan rintikan-rintikan air hujan yang turun dari langit.

Jam masih menunjukkan pukul 07:30 malam, walaupun hujan turun untuk mengguyur kota tapi tak menunjukkan tanda-tanda untuk orang-orang berhenti dari kegiatan mereka.

Banyak orang yang berlalu lalang untuk kembali ke rumah mereka masing-masing, sekedar singgah ke cafe untuk menunggu hujan berhenti atau bahkan berlari menembus hujan yang begitu deras demi sampai ke rumah.

Seperti saat ini, seorang pria tengah berlari menembus hujan untuk menuju halte bus dan menunggu bus berharap-harap jika masih ada bus yang datang.

Dia berlari sekuat mungkin menuju halte, nafas nya tak beraturan dengan naik turun, baju yang basah membuat nya harus merasakan dingin nya malam.

Tubuh nya menggigil kedinginan, sungguh dia merasa kedinginan saat ini. Dia menghela nafas sambil menuruti diri nya sendiri yang ceroboh karena menolak tawaran temannya untuk mengantarkan ia pulang.

Dia mendudukkan tubuh nya sambil mendongak dan mengelus tubuh nya untuk mencari kehangatan, kini dia tengah berpikir. Apakah anaknya sudah berada di rumah? Apa putranya itu sudah makan malam? Bagaimana jika dia belum makan malam?.

Begitu banyak hal yang menghantui pikiran nya tentang putra nya, dia menghela nafas lagi lalu melirik arloji milik yang sudah basah.

Angka jam kini sudah menunjukkan pukul 08:00 malam yang berarti kini jadwal anak nya belajar, dia berharap semoga saja anaknya sudah makan malam.

Dia terus menunggu bus tapi tidak ada yang datang satu pun, hujan juga semakin deras membuat nya harus merasakan dingin yang parah dan dia yakini mungkin saja besok dia akan jatuh sakit.

Hingga tiba-tiba saja sebuah mobil berwarna hitam nan mewah kini berhenti di depan nya membuat dirinya harus berjaga-jaga karena bisa saja itu penjahat bukan?

Seseorang keluar dari mobil tersebut dengan sebuah payung dan handuk membuat nya sedikit bingung.

"Hei, kau kedinginan. Pakailah handuk ini" Ujar pria yang baru saja keluar dari mobil tersebut.

"T-Terimakasih" Ucap nya sambil memakai handuk yang di berikan pria tersebut.

"Dimana rumah mu? Aku akan mengantar kan mu pulang" Ujarnya.

"T-Tidak usah, a-aku akan menunggu bus saja" Tolak nya ramah sekaligus gugup.

"sudah tidak ada bus yang beroperasi lagi saat ini karena ada pengumuman dari siaran cuaca jika bakal ada badai sebentar lagi jadi semua bus berhenti beroperasi sampai besok"

Dia sedikit kaget mendengar penuturan pria asing tersebut. Badai? Tidak ada bus sampai besok? Jika dia terus menunggu berarti dia akan berada di halte sampai besok dengan keadaan mati menggigil karena menunggu bus.

Tidak, dia tidak ingin itu terjadi jika dia mati bagaimana dengan nasib anak nya? Mungkin dia akan luntang lanting tanpa orang tua.

Tentu saja dia tidak ingin itu terjadi tapi dia terlalu takut untuk menerima tawaran tersebut, bagaimana jika pria asing yang ada di hadapan nya saat ini adalah pria jahat yang akan membunuh nya? Bukankah itu sama saja?

Pria asing tersebut menghela nafas, ya mungkin memang aneh jika seseorang yang baru saja bertemu menawarkan tumpangan begitu saja pasti banyak yang berpikir buruk tentang itu dan dia paham akan hal itu.

"Tenang saja, aku tidak akan melukai atau mencelakai mu. Kau bisa mempercayai ku"

"T-Tapi..."

"Aku tau kau juga tidak ingin terjebak disini kan?"

Rain {Jaeyong Fam's}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang