Insoo

697 71 9
                                    

Seorang yeoja berumur 14 tahunan berlari kencang menuju rumahnya. Hujan mulai mengguyur daerah Busan semenjak beberapa hari lalu. Yeoja tadi lupa tak membawa payung sehingga ia nekat menerabas derasnya hujan.

Penampilan gadis itu tak terlihat seperti gadis feminim pada umumnya. Walaupun dikaruniai wajah manis dan cantik tapi itu tak membuatnya bersikap lemah lembut. Celana training selalu menjadi celana pelengkap seragam SMPnya. Rambutnya selalu dikuncir kuda itu bergerak bebas mengikuti arah angin yang menghempasnya.

Gadis itu terenggah-enggah saat sampai didepan rumah mungilnya. Senyuman mengembang tinggi diwajah yeoja itu hingga pipi gembulnya terlihat jelas. Ia merapikan sedikit penampilannya yang memang sudah basah kuyup karena hujan sebelum masuk kedalam rumahnya.

Yeoja itu membuka pintu rumahnya dan berteriak lantang dengan aksen Busannya yang kental.

"AKU PULANG, KYUNGSOO-AH!!!"

Yeoja itu masuk tanpa mempedulikan tetesan air yang menggenangi lantai rumahnya akibat badannya yang basah.

"OMO! Kenapa kau bisa basah kuyub begitu? Cepat ganti bajumu lalu pel lantai yang basah akibat ulahmu"

Seorang yeoja berumur pertengahan 30-an yang mirip dengan gadis mungil itu muncul dari dapur dan terkaget melihat putri satu-satunya basah kuyub dengan santainya masuk kedalam rumah. Ia sudah hafal betul tingkah anak gadisnya itu. Selalu seenaknya.

Sang anak mencibir pelan perkataan eommanya itu. Ia beranjak menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan diri. Mungkin kalian sedikit bingung kenapa yeoja itu memanggil eommanya dengan nama aslinya layaknya teman sendiri. Itu karena ia memang menganggap eommanya seperti temannya. Lagipula wanita yang dipanggil eomma itu masih terlihat sangat muda untuk wanita seusianya. Wajahnya bahkan lebih mirip anak SMA.

Setelah menghabiskan beberapa menit untuk mandi, berganti pakaian dan mengepel lantai, gadis SMP itu menuju dapur dimana eommanya berada. Ia mendudukkan diri dimeja makan mungil yang hanya muat untuk dua orang. Ia memperhatikan eommanya yang bergerak cekatan dengan segala peralatan dapur itu. Ia menunggu sebuah hidangan dari eommanya yang selalu bisa memenuhi perutnya yag selalu kelaparan.

Kyungsoo meletakkan sepiring omurice diatas meja makan dihadapan anaknya. Wajah gadis mungil kesayangannya itu langsung berubah cerah. Dengan segera gadis mungil itu mengambil sendok dan menyuapkan sesendok penuh omurice buatan eommanya.

"Makananmu selalu enak, Kyungsoo-ah" puji gadis itu.

"Tentu saja! Karena aku adalah seorang koki" dengus Kyungsoo.

"Tapi kenapa kau hari ini tak bekerja?" tanya gadis itu yang masih terus menyuapkan makanannya.

"Tadi pagi aku ada urusan. Tapi setelah ini aku akan kesana untuk menggantikan Yixing eonni memasak. Wae?"

"Geunyang" jawab anaknya singkat, padat dan jelas.

Kyungsoo yang gemas menyentil dahi putri kesayangannya itu cukup keras. Dan mendapat pekikan sakit dari anaknya yang membuat Kyungsoo terkekeh.

"Jaga rumah yang baik. Eomma akan pulang sedikit malam hari ini"

Gadis mungil itu tak menjawab dan mengabaikan perkataan eommanya dengan masih mengusap dahinya. Bibirnya ia poutkan menandakan bahwa gadis mungil itu tengah merajuk.

"Insoo? Soo-ie? KIM INSOO!"

Kyungsoo yang mulanya bersabar meghadapi tingkah anaknya itu akhirnya menjerit keras memanggil nama lengkap anaknya. Ia paling tak suka diacuhkan seperti itu.

"DO KYUNGSOO!"

Kini giliran Insoo menjerit keras membalas perkataan eommanya. Mulanya ia ingin mengerjai eommanya itu tapi ia malah kena pukul dua kali dikepalanya. Kyungsoo melenggang pergi setelah memukul kepala anaknya yang kurang ajar itu. Jangan kira Kyungsoo itu bodoh dan tak tau jika anaknya sedang pura-pura merajuk hanya karena sentilan didahinya. Dari kecil Kyungsoo merawat anak gadisnya itu membuatnya sangat paham betul segala macam bentuk kenakalannya.

.

.

.

.

Insoo bergerak cepat membersihkan meja setelah membereskan semua piring dan gelas kotor yang ditinggalkan oleh pelanggannya. Gadis periang itu langsung menyapa setiap tamu yang datang dengan senyuman heartlipsnya. Ia selalu bersikap ramah dengan para tamu yang rata-rata pelanggan tetap direstoran itu.

Insoo bekerja sebagai pelayan? Mungkin sedikit benar. Lebih tepatnya bukan bekerja tapi membantu restoran milik eommanya sebagai pelayan. Ya benar! Kyungsoo mempunyai sebuah restoran kecil yang banyak dikunjungi oleh warga sekitar. Masakan Kyungsoo cukup terkenal didaerahnya dan beberapa daerah yang berbatasan langsung dengan tempat tinggal Kyungsoo. Usaha yang sudah dirintis lebih dari lima tahun itu kini menuai hasilnya.

Restoran itu hanya sebuah restoran kecil yang hanya memuat sepuluh meja dengan dua tempat duduk disetiap mejanya. Untuk masalah menu hanya sebatas menu standar ala rumahan tapi rasanya hampir menyamai restoran mewah. Tak ada buku menu untuk setiap tamunya karena semua menu tertulis jelas disebuah papan besar disalah satu dinding.

Resotaran itu hanya memiliki satu pelayan dan dua koki termasuk Kyungsoo. Terkadang Kyungsoo juga ikut bertugas sebagai pelayan mengantarkan makanan siap saji jika restorannya cukup ramai bila sang pelayan kewalahan menangani banyaknya pelanggan. Jika Insoo ikut membantu, Kyungsoo hanya berada didapur membantu Yixing, teman sekaligus sahabatnya.

Pelanggan resto itu juga tak hanya dari kalangan orang tua. Tapi banyak kawula muda makan siang disana. Letak resto yang lumayan strategis didekat sekolah dan perkantoran itu membuat keuntungan sendiri bagi Kyungsoo. Ia bersyukur dapat menyewa sebuah gedung yang sekarang menjadi restorannya itu dengan harga murah.

Beberapa kali Insoo terlihat bersenda gurau dengan para pelanggannya. Semua pelanggan tetap direstoran itu pasti mengenal Insoo yang merupakan anak dari Kyungsoo yang mana wajah mereka memang mirip bagaikan seorang anak kembar. Bahkan para tamu baru mengira Kyungsoo adalah kakak dari Insoo.

Kyungsoo tersenyum melihat anaknya mengembangkan senyumnya dan tertawa lepas dari arah dapur. Orang-orang tak akan menyangka jika gadis yang sekarang tertawa lepas itu mempunyai masalah keluarga yang cukup rumit. Apalagi perawakan Insoo yang mudah bergaul dan selalu tersenyum semakin menutupi lubang hitam yang ada dihidup gadis itu.

"Kau masih belum mau menceritakannya?" tanya Yixing yang sedari tadi mengamati Kyungsoo. Kyungsoo mengeleng pelan.

"Biarkan semua mengalir, eonni. Jika memang sudah waktunya pasti dia akan tau" ucap Kyungsoo. Yixing menepuk pelan Kyungsoo dan melanjutkan acara memasaknya yang sempat tertunda karena obrolannya.

Kyungsoo kembali bekerja memasak pesanan para pelanggan. Ia yakin jika sudah saatnya pasti ia akan menceritakan kepada putri kecilnya. Hal yang selama ini ia simpan sendiri. Ia tak ingin terlalu terburu-buru. Tau akan sifat putri yang sama sepertinya itu membuatnya tak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.

.

.

.

.

TBC

Annyeong!!! Ketemu lagi sama aku dan bawa cerita baru. Kkkk. Ini cerita udah lama banget aku buatnya dan baru akhir-akhir ini aku transfer ke WP. Udah mengendap lama dan waktu itu aku bikinnya ga per chapter gitu tapi langsung panjang sampe 9000an kata. Akhirnya aku potong2 begini aja dan udah hampir jadi mendekati tamat😅.

Aku akan apdet story ini seminggu sekali yak. Aku PD bisa apdet klo cerita ini karena tinggal apdet doank. Hahahaha.

So...gimana ceritanya? Ngebosenin kah?

VOMENT JUSEYO~~~

OUR (BROKEN) FAMILY (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang