Posessive Brother

271 54 12
                                    

Jongsoo dan Jongkyung memberengut tak suka. Ibu dan adiknya memutuskan untuk tetap di Busan. Mereka ingin kehidupan mereka berlanjut seperti biasa dengan banyak perubahan. Insoo akan mencoba menerima appanya dan juga kedua kakaknya. Ia butuh waktu untuk itu. Jongin memaklumi keputusan keduanya. Ia bersyukur istri dan anak gadisnya masih mau memaafkannya dan membuka hatinya untuk dirinya.

"Kalian harus tetap ke sekolah. Saat libur kalian bisa datang kemari" bujuk Kyungsoo.

"Kenapa kami tak pindah sekolah saja disini?" protes Jongkyung.

"Lalu siapa yang mengawasi dia?" frontal Insoo menunjuk Jongin.

Kyungsoo memberikan peringatan ke Insoo. Insoo memang masih belum bisa memanggil Jongin dengan sebutan appa.

"Itu tidak sopan, Insoo!" tegur Kyungsoo.

"Apa perlu mengawasi appa? Appa sudah dewasa dan biasa hidup sendiri jadi apa bedanya?"

Kini Jongsoo yang memprotes sedikit menyindir. Kyungsoo memberikan tatapan tajam ke Jongsoo. Jongsoo yang tau jika ia salah bicara langsung diam dan menunduk.

"Jika kalian tak setuju dengan eomma lebih baik kalian tak usah kesini selamanya!" ucap Kyungsoo mutlak yang dibalas lenguhan kecewa dari si kembar.

"Kalian bisa menginap ketika weekend. Bagaimana?" tawar Jongin yang sedari tadi hanya diam.

"Jongin! Itu akan membuat anak-anak lelah. Mereka juga akan naik ke kelas 3 dan mempersiapkan buat ujian mereka" protes Kyungsoo.

"Aku setuju dengan appa!!" ucap Jongkyung sambil mengangkat tangan kanannya keatas.

"Aku juga" balas Jongsoo.

"See. Mereka menyetujuinya. Aku juga akan berkunjung saat weekend"

Jongin tersenyum melihat Kyungsoo kalah telak. Ia memang tak pernah bisa menang dengan ketiga pria ini.

"Karena sudah diputuskan, bagaimana jika kita jalan2 disekitar sini?" tawar Jongkyung.

Si kembar memberi kode satu sama lain dan langsung menarik tangan adiknya. Insoo yang terkejut hanya bisa berteriak. Si kembar membawa pergi adiknya dan meninggalkan eomma-appanya. Kyungsoo duduk dengan canggung. Ia hanya berduaan dengan Jongin di rumah. Ia masih belum terbiasa setelah sekian tahun tak bersama Jongin.

"Bagaimana jika kita juga kencan berdua?" usul Jongin.

"Kita bukan anak muda lagi, Jongin-ah"

"Wae? Kita masih bisa berkencan walaupun bukan anak muda. Aku hanya ingin bersamamu"

Kyungsoo diam memikirkan perkataan Jongin. Mungkin ini salah satu cara agar mereka tak lagi canggung satu sama lain. Ide yang bagus juga untuk lebih mengenal kembali perasaan masing-masing. Jongin mengulurkan tangannya. Ia memberikan kode agar Kyungsoo mau menerima uluran tangannya. Kyungsoo tersenyum singkat dan meraih tangan Jongin. Jongin menggenggam tangan Kyungsoo erat lalu berdiri. Ia menarik Kyungsoo lembut dan membawanya pergi. Kencan singkat tak akan pernah buruk untuk mereka berdua

.

.

Insoo membawa kedua kakaknya ke pantai. Mereka saling berlarian dan menangkap satu sama lain. Gelak tawa terdengar nyaring. Belum pernah Insoo tertawa lepas seperti ini. Ia merasakan dirinya bahagia dan hangat sekaligus. Ternyata memiliki saudara bisa semenyenangkan ini. Selama ini ia hanya bisa iri melihat teman-temannya yang memiliki saudara. Mereka bisa selalu bersama saat sendirian dirumah.

Insoo berhenti berlari kemudian menangis. Ini adalah keinginan terpendamnya selama ini. Bahkan ia menyembunyikannya dari eommanya. Selama ini ia kesepian. Ia butuh eommanya setiap waktu tapi Insoo juga sadar jika eommanya juga harus berjuang untuk menghidupinya. Insoo selalu sendiri dirumah. Tak ada seseorang yang menemaninya hanya sekedar untuk bermain. Rumah yang tak terlalu besar itu terasa seperti seperti rumah megah yang tak ada penghuninya selain dirinya.

OUR (BROKEN) FAMILY (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang