Holiday 6

96 22 4
                                    

Keluarga Kim langsung meluncur ke Universal Studio Singapore. Kelima orang itu bahkan berfoto didepan bola besar bertuliskan Universal Studio Singapore sebagai latar mereka. Itu adalah keinginan Insoo. Gadis itu memotret sangat banyak disetiap sudut yang mereka lewati. Jongsoo dan Jongkyung menjaga Insoo dengan baik. Kedua pemuda tampan itu selalu memenuhi keinginan adiknya tanpa mengeluh. Sedangkan Jongin dan Kyungsoo mengikuti mereka dengan saling bergandengan tangan.

Jongin juga menyiapkan pemandu khusus untuk mereka. Dia sengaja memilih paket VIP agar mereka bisa dengan menyeluruh menikmati setiap tempat disana. Semua sudah Jongin siapkan dengan baik agar keluarganya bisa bermain sepuasnya disana. Insoo yang paling menikmati itu. Gadis yang baru saja masuk bangku SMA itu tersenyum puas sepanjang perjalanan.

Banyak sekali barang yang dia beli dari hal-hal kecil seperti gantungan kunci hingga boneka besar. Jongin dan Kyungsoo tak banyak mengikuti ketiga anaknya yang lincah. Mereka tak sanggup terus berjalan dan menjajali setiap wahana disana. Jongin dan Kyungsoo memilih untuk bersantai disalah satu restoran. Ini juga kesempatan mereka untuk berkencan selama disini. Ada Jongsoo dan Jongkyung yang bisa menjaga adiknya yang hiperaktif itu.

"Apa menurutmu tak masalah meninggalkan anak-anak begitu saja?" tanya Kyungsoo khawatir.

"Mereka sudah menyetujuinya. Lagi pula jika kamu mengikuti mereka, kamu akan cepat lelah" jawab Jongin.

"Ini pertama kalinya aku melihat Insoo seantusias itu ke taman bermain. Dulu aku pernah mengajaknya ke taman bermain tapi dia terlihat biasa saja" cerita Kyungsoo.

"Kalian pergi kemana?" tanya Jongin penasaran.

"Lotte world. Kami kesana saat Insoo masih sekolah dasar. Sayangnya saat itu aku tak bisa memberikan banyak untuk Insoo karena kondisi keuangan kami yang masih belum stabil"

Jongin berwajah muram mendengar cerita Kyungsoo. Lagi-lagi ketidakberdayaan Kyungsoo karena kesulitan ekonomi membuat Jongin sakit hati.

"Dulu Insoo ingin sekali membeli mainan atau souvenir tapi aku mengatakan padanya jika kita bisa membuatnya sendiri. Setelah kembali dari sana, aku mengajak Insoo untuk membuat sesuatu yang mirip dengan souvenir yang ada di Lotte World. Insoo begitu senang saat apa yang dibuatnya sudah jadi. Aku merasa lega"

Insoo yang sudah tau kesulitan ibunya dari kecil tak pernah menginginkan macam-macam. Insoo tak ingin ibunya menderita karena keinginannya itu. Insoo memilih diam dan menyukai segala hal yang dilakukannya bersama sang ibu. Asalkan ada ibunya, Insoo merasa senang.

Jongin menyadari jika Insoo selalu gembira ketika diberikan barang-barang yang seharusnya dia dapatkan seusianya. Bahkan Insoo masih sering berpikir untuk membeli barang menggunakan uang tabungannya sendiri. Jika Jongin tak salah ingat, dia selalu memberikan uang saku pada Insoo lebih dari apa yang diberikan pada si kembar. Tapi Insoo tak pernah mempergunakan semua itu secara berlebihan. Insoo tak pernah membeli barang-barang secara berlebihan. Bahkan Insoo tak pernah meminta uang kepada Jongin jika menginginkan sesuatu. Jongin merasa buruk sebagai orang tua. Dia tak pernah ada dalam tumbuh kembang Insoo selama ini.

"Kenapa kamu murung begitu?" tanya Kyungsoo yang melihat Jongin terdiam saja.

Jongin mencoba tersenyum tapi terasa canggung. Kyungsoo yang melihat itu mencoba memaklumi saja. Mungkin ceritanya tadi membuat Jongin merasa bersalah.

"Aku merasa buruk" jawab Jongin lesu.

Kyungsoo menggenggam tangan Jongin dan mengusapnya pelan.

"Aku juga berpikiran sama. Aku ibu yang buruk" sahut Kyungsoo.

"Tidak! Kamu ibu yang luar biasa untuk Insoo. Kamu berusaha keras untuk kehidupan yang layak. Ini semua salahku" balas Jongin cepat.

"Kita orang tua yang buruk" timpal Kyungsoo.

OUR (BROKEN) FAMILY (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang