Holiday 9

84 20 10
                                    

Keluarga Kim menikmati sore itu dengan bermain di pantai sepuasnya. Setelah senja mulai nampak, keluarga Kim bersiap-siap untuk makan malam. Pak Wayan membawa mereka ke sebuah restoran yang berada di Uluwatu. Pak Wayan kali ini khusus menyiapkan sebuah tempat di restoran itu untuk keluarga Kim. Pemandangan laut yang luar biasa menjadi teman makan malam yang nikmat. Ruangan yang sangat indah dengan suasana redup nan romantis membuat siapa saja menikmati deburan ombak yang terdengar jauh dan juga santapan yang menggugah selera.

"Wah...pemandangannya tak kalah indah disini" ucap Insoo yang duduk menghadap lautan lepas.

"Ini sangat cantik" sahut Kyungsoo membenarkan pernyataan Insoo.

"Hari ini sungguh melelahkan" keluh Jongkyung yang sudah bersandar dikursinya karena kelelahan dengan perjalanan hari ini.

"Kapan terakhir kali aku bergerak sebanyak ini?" gumam Jongsoo yang sama lelahnya dengan adiknya itu.

"Lemah" cibir Insoo yang duduk diantara kedua kakaknya.

Jongkyung mencubit pipi kanan Insoo yang langsung mendapat rengekan dari sang adik.

"Jika kami tak mengawasimu pasti kamu sudah hilang karena ikut para bule-bule tadi" sindir Jongkyung.

"Berani sekali mereka menggodamu tadi" marah Jongsoo.

Insoo sempat digoda oleh wisatawan asing tadi saat di pantai. Para pria yang berasal dari benua Eropa itu mendekati Insoo karena tertarik dengan kecantikan wanita Asia. Walaupun Insoo bukan warga lokal tapi wajah Asia-nya mencuri perhatian dari para wisatawan itu. Insoo pun terlihat santai saja dengan para wisatawan itu. Bahkan mereka bisa bercakap-cakap ringan karena Insoo juga memahami percakapan bahasa inggris sehari-hari.

Itu terjadi karena Jongsoo dan Jonkyung sempat pergi membelikan Insoo minuman ringan karena sang adik sudah kelelahan. Dan sikap protektif kedua kakak kembar itu langsung menyala begitu melihat adiknya dikelilingi oleh para pria-pria 'sialan' menurut si kembar.

"Mereka tidak menggodaku?" bela Insoo.

"Kamu membela mereka?" dengus Jongsoo tak percaya.

"Itu kenyataan! Mereka hanya menyapa dan tak berbuat apa-apa" kesal Insoo.

"Kamu tak tau saja niat mereka sebenarnya" sinis Jongkyung.

"Eomma saja tak protes kenapa kalian yang protes begitu? Eomma jelas melihat saat pertama kali mereka mendatangiku!" marah Insoo.

Jongkyung dan Jongsoo langsung menatap Kyungsoo dengan tatapan penuh keingintahuan. Kyungsoo tentu sadar apa yang sedang diperdebatkan ketiga anak Kim itu. Dia cukup santai menanggapi situasi itu. Jongin saja sedari tadi juga ikut diam. Padahal selain Kyungsoo, Jongin tau betul apa yang terjadi saat itu.

"Tanya appamu"

Satu kalimat singkat itu membuat ketiga anak Kim menoleh kearah Jongin. Jongin yang awalnya cuek saja langsung gugup seketika. Tak menyangka istrinya akan melemparkan tanggung jawab begitu saja kearahnya.

"Mereka hanya mengobrol"

Pernyataan singkat itu tentu tak membuat si kembar berpuas hati. Ini tak seperti yang mereka harapkan. Jongin sendiri juga membeberkan fakta yang sebenarnya walaupun maknanya masih luas. Jongkyung dan Jongsoo ingin memprotes dan langsung dihentikan oleh Kyungsoo.

"Tak ada salahnya kan adik kalian mengenal orang lain? Kenapa kalian takut sekali?" sergah Kyungsoo.

"Bukan begitu, eomma. Jelas sekali niat mereka. Eomma tak lihat tampang mereka yang seperti predator ingin memangsa Insoo?" ucap Jongkyung.

"Tidak. Mereka cukup tampan" balas Kyungsoo cepat.

"Eomma!/Soo!" teriak si kembar dan Jongin bersamaan.

OUR (BROKEN) FAMILY (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang