Lunch

136 39 16
                                    

Jongin duduk dengan tenang di meja makan. Pagi ini dia sudah duduk nyaman menunggu anggota keluarganya yang lain untuk sarapan. Kehadirannya di meja makan terlalu cepat tak seperti biasanya. Semalam dia habis begadang mengerjakan pekerjaannya yang sempat tertunda. Atau lebih tepatnya sejak kepulangannya ke Seoul, Jongin bekerja lebih keras setiap malam karena tak ada yang menghangatkan ranjangnya.

Sejak deklarasi putri bungsunya untuk memonopoli istrinya, Jongin benar-benar tak bisa tidur bersama dengan Kyungsoo. Insoo benar-benar menjauhkan Jongin dari Kyungsoo. Jongin hanya bertemu Kyungsoo saat pulang kerja dan saat makan malam. Selain waktu itu, Insoo akan mengambil alih dan menyekap Kyungsoo dikamar gadis itu. Daripada dia memprotes, dia membiarkan saja.

Kehadiran Kyungsoo benar-benar sangat berpengaruh pada kualitas tidur Jongin. Jongin akan bisa tidur dengan nyenyak saat memeluk Kyungsoo. Selama kepergian Kyungsoo, Jongin akan lebih banyak terjaga disetiap tidurnya. Tidurnya tak pernah nyenyak sama sekali.

"Pagi appa"

Jongkyung yang pertama kali datang. Dia langsung duduk pada tempatnya sambil menunggu saudara kembarnya yang masih berada di kamarnya. Jongkyung tadi sudah mengajak kakaknya untuk turun bersama tapi ternyata Jongsoo masih bersiap dan meminta Jongkyung untuk turuan duluan.

"Dimana kembaranmu?" tanya Jongin.

"Masih bersiap" jawab Jongkyung.

Jongin mengangguk.

"Pagi"

Jongsoo datang dan langsung duduk. Jongin hanya mengangguk. Tak lama setelahnya Insoo dan Kyungsoo datang bersamaan sambil mengobrol.

"Pagi semuanya!" seru Insoo kelewat heboh.

"Pagi, princess"

"Pagi"

Jongsoo dan Jongkyung menyapa balik adiknya. Insoo duduk ditempatnya dan menunggu ibunya yang berdiri disebelah kursi Jongin.

"Kamu tak apa-apa?" tanya Kyungsoo khawatir.

Kantung mata di bawah mata Jongin semakin memburuk. Kyungsoo bisa dengan jelas melihat warna hitam itu semakin pekat. Ia tentu khawatir dengan kondisi suaminya ini. 

"Tak apa" jawab Jongin singkat dan tersenyum simpul.

"Duduklah"

Jongin menuntun Kyungsoo untuk duduk dikursinya. Ia juga mempersilahkan anak-anaknya untuk sarapan. Si kembar dan Insoo mengambil sarapannya dan mulai sarapan disertai dengan obrolan ringan khas remaja.

Kyungsoo melirik kearah Jongin yang masih santai menikmati sarapannya. Dia tak bisa membiarkan ini. Jika Jongin terus memaksakan diri maka dia akan pingsan sewaktu-waktu.

Kyungsoo meletakkan alat makannya disebelah piring dengan cukup keras. Suara itu menimbulkan atensi dari anak-anak dan suaminya. Kyungsoo bangkit lalu menarik lengan Jongin agar berdiri.

"Ada apa?" tanya Jongin ke bingungan.

"Berdiri"

Satu kata itu terdengar sangat datar dan dingin. Ketiga putra-putri Kyungsoo hanya diam menyimak.

"Berdiri!" sentak Kyungsoo dengan nada marah.

Jongin mengikuti kemauan Kyungsoo. Setelah berdiri, Kyungsoo langsung saja menggeret tubuh Jongin kearah kamar. Dia sedikit kualahan saat menarik tubuh Jongin yang lebih besar darinya. Tapi tentu Kyungsoo tak mudah menyerah begitu saja.

Si kembar dan Insoo yang melihat kedua orang tuanya pergi hanya bisa saling pandang. Mereka tentu tak mengerti alasan ibu mereka melakukan itu. Insoo yang awalnya ingin menyusul ibunya ditahan oleh Jongsoo. Kakak tertua itu tak membiarkan adik-adiknya mengusik apapun yang sedang dilakukan kedua orang tua mereka. Biarkan itu menjadi urusan kedua orang tuanya.

OUR (BROKEN) FAMILY (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang