50+ vote
20+ commentAbis itu terpenuhi, lanjut sih ya
°°°
Bisa dibilang ini adalah tiga hari menjelang hari paling sibuknya Yoona. Hari pernikahan kliennya benar-benar sudah di depan mata, pekerjaan Yoona semakin padat untuk mengurusi lebih detail dan apa saja yang paling urgent untuk dipersiapkan. "Untuk pihak catering udah kamu hubungin dan mereka udah siap kan buat nyediain porsi segitu untuk lusa?" Tanya Yoona pada salah satu karyawan yang bekerja padanya.
"Iya mba, pihak catering udah menyanggupi kok untuk porsi yang diinginkan klien kita."
"Oke, menunya sesuai sama permintaan klien?"
"Iya mba, nasi, ayam suwir, rendang sapi, gurame asam-manis, sama sayur sop kan?"
"Heem, terus untuk stand-stand makanan?"
"Sama kok udah include, kambing guling, baso, siomay, ice cream, steak, soft drink, crepes, sama buah potong, untuk seribu lima ratus porsi bener kan mba?"
Yoona pun mengacunginya jempol, "iya betul, makasih buat laporan progress-nya ya!" Urusan catering sekiranya sudah cukup aman, Yoona pun beralih bertanya ke karyawan yang lain untuk menanyakan sesuatu yang juga penting terkait dengan persiapan pesta pernikahan klien yang menggunakan jasanya.
"Sekarang saya mau tanya kamu deh, kamu kan yang saya tugasin untuk tanggung jawab dekorasi pelaminan. Nah ini panggung masih rada gundul ini kenapa?" Yoona masih sangsi melihat panggung pelaminan yang terkesan kurang rapi dan kurang diisi dengan dekorasi yang menarik.
"Iya mba soalnya ini kan kita enam puluh persen nanti ngedekornya pake bunga idup nah bunganya kan mending ditata nanti biar masih fresh kalau dari sekarang entar udah layu dong mba bunganya."
"Sip, tapi udah dipesen kan bunganya?"
"Aman kok mba."
"Okay, thank you ya!"
Yoona terus berkeliling di sekitar venue demi memastikan kesiapan di gedung juga menanyakan progress anak buahnya terkait dengan apa yang ditugaskan pada mereka. "Mmm... aman sih kayaknya untuk urusan itu ya, kalau gaunnya sendiri di butik gue udah sembilan puluh persen sih, bisa lah ya besok atau entar malem jadi."
Beep... beep...
Kebetulan sekali setelah Yoona mengecek keadaan di venue, kliennya langsung menelepon. "Iya halo mba, gimana? Pasti mau nanyain progress soal persiapan kita ya?" Yoona sudah menduga pasti apa yang mungkin menjadi pembicaraannya dengan klien-nya itu lewat telepon.
"Anu mba maaf, saya sebenernya..."
Lirih suara orang itu dalam telepon. "Aduh saya jadi gak enak ngomongnya sama mbak Yoona, tapi gimana ya mbak... duuh..." Dahi Yoona mengkerut heran sekaligus merasa deg-degan, ia pun merasakan ada sesuatu yang tak nyaman yang terbesit dalam batinnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Janda & Duda
FanfictionSama-sama sudah berpisah dengan pasangan masing-masing membuat keduanya menjadi orang tua tunggal. Hak asuh Jaemin jatuh pada Yoona membuat mama muda cantik itu sibuk mengatur waktu agar putra semata wayangnya bisa tumbuh penuh kasih sayang meski ke...