06

5.3K 323 4
                                    

Amanda menatap meja yang kini kembali kosong, sepertinya semua anak tidak memperdulikannya. Tapi ini tetap saja berlebihan, tidak disangka murid di sekolahan ini lebih bermasalah daripada sekolah Amanda dulu. Bahkan ucapan mereka bisa membunuh seorang anak yang dulunya dia bully habis-habisan.

Mungkin karena mereka semua berasal dari keluarga terpandang tanpa pernah merasa kesulitan dan juga selalu dimanja.  Sehingga membentuk sifat yang sarkas dan juga menjengkelkan. "Yah tapi gue dari keluarga sederhana sifatnya juga gak kalah beda sama mereka" gumam Amanda.

Namun sifat ini juga dibentuk oleh suatu hal, dan tanpa hal itu mungkin Amanda sekarang menjadi anak sekolah menengah atas kebanyakan yang ramah, dan memiliki banyak teman. Tapi dia sudah tak percaya lagi kepada manusia,  mungkin dari luar mereka terlihat biasa saja namun ada topeng dibalik semua itu.

Amanda memukul pelan kepalanya ketika mengingat semua kejadian pahit itu. Trauma yang tak bisa dilupakan entak kenapa membuatnya semakin marah namun dilain sisi dia juga ketakutan jika hal itu terulang lagi.

Dia menatap langit cerah dari balik jendela, berusaha memikirkan cara agar mati tanpa merasa sakit, tapi entah kenapa semua cara terasa sakit. Amanda pernah mencoba melakukan gantung diri, namun akhirnya dia batalkan karena ketika lehernya mengenai tali rasanya seperti tercekik. Dia juga pernah terjun bebas di sungai dalam, namun rasa sesak memenuhi jantungnya sehingga dia memilih untuk berenang menuju ke permukaan air. Dan dia pernah ingin menyayat pergelangan tangannya, tapi sebelum pisau itu mengenai kulitnya entah kenapa dia langsung meletakkan pisaunya ke dapur dan kembali bermain ponsel. Dan yang terakhir, dia tertabrak mobil tanpa disengaja, rasanya memang sakit, tapi keinginannya untuk mati berhasil. Namun sialnya dia hidup kembali di tubuh orang yang sama bermasalahnya.

Amanda menghela nafas panjang. Sekarang yang bisa dia lakukan adalah membalas mereka dan memperbaiki semua masalah yang Rasta lakukan ketika masih hidup.

Bel jam pertama berbunyi. Semua anak bergegas duduk di mejanya masing-masing.

*****

"Sebenernya lo semua becus gak sih nyari  cewek satu biji" seru Bintang kesal karena semua anggotanya belum berhasil menemukan cewek yang dia cari.

Kasa memutar matanya malas, tidak mudah mencari satu cewek walaupun mereka mengetahui asal sekolahnya. "Lo pikir cewek di sekolah itu cuma dia. Mana lo gak tau namanya lagi" ucapnya kesal.

"Katanya kalian geng terhebat. Hebat apanya" lanjut  Bintang.

"Terhebat kalau ketuanya bloon ya sama aja" sahut Rico.

Fajar menghela nafas panjang. Mencari satu orang sudah memperumit keadaan ditambah perdebatan yang tidak berguna membuat kepalanya terasa pusing. "Heh lo tau gak sih seminggu lagi ada ujian. Mana kita udah kelas dua belas lagi".

Kasa menepuk jidatnya. Dia baru ingat jika semua tugas yang guru-guru berikan masih banyak yang belum dikerjakan.  Dia melirik Bintang yang tampaknya tidak perduli dengan semua itu. "Bintang..."

"Gak ada... Gue gak mau kasih kalian contekan tugas sebelum lo emua nemuin dia" potong Bintang tak perduli, sekarang yang paling penting adalah perintahnya.

Kasa, Rico, dan Fajar saling tatap satu sama lain. "Anjing, ni bocah udah gila gara-gara cewek".

"Ok, ok. Coba lo kasih tau gue hal yang membuat cewek itu beda dari cewek kebanyakan" ucap Kasa berusaha memperjelas sosok cewek yang Bintang cari.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang