10

4.3K 207 1
                                    

Bintang menghentikan motornya di depan tempat yang tak bisa dibilang biasa. "Turun. Kita makan di sini" ucapnya.

Otak Amanda seketika melambat. Dia masih mencerna perkataan Bintang dan juga gedung tinggi yang mewah itu. Jangankan mewah, tempat ini sangat terkenal dikalangan atas. Yaitu restoran bintang lima yang melayani orang kaya dan juga pejabat negara.

"Ayo. Malah bengong" lanjut Bintang yang sukses membuyarkan pikiran Amanda.

"Kita mau ngedate di sini?" Tanya Amanda agak ragu.

Bintang menghela nafas pelan , dia menarik tangan Amanda lalu menyeretnya masuk kedalam gedung itu.

"Ya... Yameteh". Amanda berusaha
Menahan kakinya, tapi dia juga ingin tau tempat apa dan makanan macam apa yang dijual di sini.

Mereka berdua duduk di salah satu meja kosong. Dan tak berselang lama, satu pelayan datang untuk menanyakan makanan yang akan mereka pesan.

Bintang menunjukkan makanan yang dia inginkan sedangkan Amanda sibuk menatap ruangan mewah yang tampak sepi. Bahkan hanya ada mereka berdua di tempat itu.

"Mau pesen apa?" Tanya Bintang.

"Gue sama kayak lo aja" jawab Amanda.

Setelah menulis pesanan, pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua. Dan sekarang di tempat luas itu hanya ada dia serta Bintang yang terus menatapnya.

"Bintang. Bukannya makanan di sini mahal-mahal ya".

Bintang menggelengkan kepalanya pelan. Dia menggenggam tangan Amanda dengan lembut dan menatapnya dengan tatapan yang dalam. " Gue pengen ini jadi hari yang paling berkesan buat kita".

Seketika hati Amanda serasa tertusuk dari segala arah. Wajahnya yang selalu dingin kini menjadi merah merona.  "Gilaaaaa!!!!... Ni bocah kok bisa ganteng banget. Argghhhh!!!. Gak boleh goyah Amanda. Lo gak boleh sampek suka sama dia. Inget ini untuk balas dendam".

"Ehem... Ya maksud gue. Di sini harga satu makanannya udah sama kayak ginjal" ucap Amanda sambil mengipasi wajahnya dengan tangan karena salah tingkah.

Bintang terkekeh. Menurutnya wajah merona Amanda terlihat sangat lucu. Bahkan dia sampai menarik pipi Amanda saking gemasnya.

"Ih apaan sih lo"  Amanda menepis tangan Bintang. Entah kenapa adegan ini membuatnya makin salah tingkah.

"Enggak. Kalau buat Rasta semuanya jadi murah kok".

Akhirnya beberapa pelayan membawakan nampan berisi makanan yang mereka pesan.  Satu persatu piring diletakkan di meja dengan hati-hati dan setelah itu mereka membungkukkan badan lalu pergi.

Amanda menatap makanan yang ada di hadapannya. Di sana terdapat sebuah cake coklat yang ditaburi dengan emas. Dia hanya bisa menelan ludah. "Gue makan emas. Astaga kayak gimana nanti rasanya. Apakah akan terasa elegan".

Dengan perlahan dia memasukkan potongan cake itu ke dalam mulutnya. Dan akhirnya, dia kecewa. Rasanya sama seperti di toko kue pinggir jalan. Bedanya tekstur cake ini lebih lembut. Tapi tetap saja,  lebih baik membeli di tokoh kue daripada di sini. Toh emasnya sama sekali tidak mengubah rasanya. "Positif thinking. Mungkin ada yang lebih mewah lagi". Amanda melirik piring selanjutnya. Namun betapa terkejutnya dia ketika melihat makanan sekali suap yang disiapkan di piring besar.

Dia memasukan makanan itu kedalam mulutnya dan mengunyahnya dengan penuh rasa kecewa. "Enak. Cuma sekali kunyah udah ilang".

*****

Suara ombak yang menghiasi sunyinya malam dan juga angin kencang yang menusuk kulit Amanda membuatnya  menggigil kedinginan. Untung saja Bintang peka dan memberikan jaketnya.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang