09

4.3K 241 3
                                    

Hari ini merupakan hari yang agak memuakkan. Pasalnya baru saja Amanda masuk ke dalam kelas dia sudah disambut dengan tatapan sinis dari teman-teman sekelasnya. Mata mereka menatap Amanda layaknya sampah yang merusak pemandangan.

"Pelakor".

"Gila dah berani jadi perusak hubungan orang nih".

" Gak tau diri banget".

Amanda duduk di kursinya namun dia  langsung berdiri ketika merasakan ada benda basah yang diletakkan di sana.  Amanda menatap kursi yang kini dipenuhi dengan cairan bewarna merah, dan karena itu  roknya menjadi kotor. "Shit, siapa yang naro ke sini" ucapnya kesal.

Tak lama Tasya muncul dari balik pintu dengan Putri, Rani, dan Bella. Mereka berempat tertawa puas ketika melihat rok abu-abu milik Amanda sudah penuh dengan bercak merah. Begitu juga dengan orang-orang yang ada di sana.

"Wah warna merahnya cocok banget sama elo" ucap Tasya mengejek.

Amanda tersenyum miring. "Trik lo murahan banget". Dia melepaskan roknya saat itu juga dan memperlihatkan celana training panjang bewarna navy. "Wah gak salah  gue pakek celana olahraga. Soalnya agak ribet juga kalau pakai rok pas Bintang jemput gue".

Seketika wajah Tasya memerah, dengan perasaan jengkel dia pergi dari tempat itu diikuti ketiga temannya.

Tak lama bel masuk berbunyi, guru pengawas datang dengan map besar berisi soal ujian. Dia meletakkan map itu di mejanya lalu menatap Amanda. "Kenapa pake celana olahraga?" Tanya guru itu dengan wajah sinis.

Amanda berdiri lalu menunjukkan roknya. "Maap pak, ada kecelakaan sedikit. Gak papa kan saya pakai celana ini".

Guru itu agak kaget ketika melihatnya rok Amanda. Dia menghela nafas panjang. "Baiklah. Bapak harap lain kali kamu lebih berhati-hati".

"Baiklah ujian hari ini adalah fisika. Kumpulkan tas dan ponsel kalian. Di meja hanya ada alat tulis. Jika ketahuan melanggar kertas jawaban akan bapak sobek".

"Baik pak" jawab mereka serentak.

*****

"Kayaknya suasana hati lo lagi bagus" ucap Kasa ketika melihat raut wajah Bintang yang berbeda dari biasanya. 

Bintang tersenyum lebar. "Nanti malem gue ngedate sama Rasta".

"Heeeeeh" mata Kasa membulat. Sejak kapan mereka berdua menjadi dekat. Bukankah beberapa waktu yang lalu dia jelas-jelas ditolak. "Bisa-bisanya lo diterima secepat itu. Sedangkan gue" Kasa menatap cewek yang duduk tak jauh darinya.

"Makanya jangan suka ngode mulu, pepet aja teru" cetus Bintang.

"Makanya bantu gue nembak si Nia. Lo kan sepupunya, bantu gue gih"

Bintang menatap Kasa dan Nia bergantian. "Kayaknya Nia udah suka orang lain" ucap Bintang yang seketika meruntuhkan semangat  Kasa.

"Yah soalnya tu bocah dari SD sampe sekarang gak pernah suka cowok. Dan entah kenapa hari ini dia senyum-senyum sendiri kayak orang gila. Mungkin dah naksir cowok yang lebih good looking daripada elo" lanjut Bintang.

Kasa mengguncang tubuh Bintang karena kesal. Harusnya dia diberi motivasi dan dukungan, bukan malah kata-kata yang tidak bermanfaat seperti itu.

Bel sekolah berbunyi. Bintang beranjak dari kursinya lalu pergi meninggalkan Kasa yang masih depresi hanya karena perkataan asal-asalan yang Bintang ucapkan.

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang