Bel pulang berbunyi.
Amanda keluar dari gerbang sekolah bersama dengan anak-anak yang lain, dan hari ini dia tidak dijemput oleh Bintang karena ingin mengayuh sepedanya yang lama tersimpan di garasi setelah kembali dari bengkel beberapa waktu yang lalu.
Seperti biasa, Amanda tidak akan langsung pulang . Dia pergi menuju taman untuk menjernihkan pikiran.
Namun sebelum sampai, dia berhenti tepat di jembatan ketika melihat sosok yang sangat familiar.
"Angga" seru Amanda memanggil sosok itu.
Angga menoleh. Dia tersenyum lalu kembali menatap derasnya arus sungai yang ada di bawahnya.
Amanda meletakkan sepedanya lalu berjalan mendekati Angga. "Lo kenapa ada di sini?" Tanyanya.
"Cuma liat air. Terus kenapa lo kesini?" .
"Dih kuker banget. Gue kesini mau jalan-jalan".
Angga terkekeh . "Ya gue gak perduli soal itu. Maksud gue kenapa lo deket-deket gue, kan kadang menjauh ".
"Owh itu" Amanda menghela nafas panjang. "Yah gak tau juga. Mungkin dah bosen hidup makanya deket-deket sama lo".
"Lo piki kalau deket sama gue langsung mati gitu" .
"Yah soalnya kan lo virus" Amanda tertawa kecil. Dia menatap Angga sekilas lalu menoleh ke arah sungai. "Btw ni sungai bakal kayak gini sampai kapan ya?".
"1 bulan mungkin, selama musim hujan" jawab Angga.
"Kalau ada yang jatuh gak keliatan pasti" ucap Amanda yang sukses menarik perhatian Angga.
"Hehe. Emang lo mau coba".
"Mungkin, tapi gak sekarang".
Keadaan seketika hening. Angga membalikkan badannya lalu bersandar pada pagar pembatas.
"Gue sama geng pacar lo mau tawuran".
Mata Amanda membulat. "Heh. Lo mau ngelawan mereka sendiri?".
"Ya nggak. Sama anak buah gue lah".
"Lo ketua geng?"
Angga menganggukkan kepalanya.
"Woaaaahhh... Gak nyangka sih. Jadi selama ini gue direbutin dua ketua geng motor. Ngeri juga".
"Heh Rasta. Kok reaksi lo gitu?" Tanya Angga yang terheran-heran ketika melihat wajah Amanda yang nampak datar.
"Terus gue harus gimana. Salto?. Lagian itu urusan lo sama Bintang. Gue gak ikut-ikut". Balas Amanda tak perduli.
"Tapi dia pacar lo kan".
"Ya. Gimana ya"
"Jangan bilang lo pacaran sama dia karena maksud terselubung"
Amanda langsung nyengir. "Itu bukan urusan lo".
"Jadi gue ada kesepakatan".
"Gak" sahut Amanda dengan tegas. "Gue gak sama Bintang dan gak sama lo juga".
"Terus?".
"Saya dengan kematian".
"Haha kalau lo mati gue ikut mati".
Angga memasukkan tangannya kedalam saku jaket. Dia menatap langit senja yang tampak indah lalu memejamkan matanya sejenak.
"Lo bawa pisau lipat" cetus Amanda.
"Ha" Angga membuka matanya. "Lo tau dari mana?".
Amanda tersenyum. "Cuma nebak. Jangan bilang lo pas tawuran mau bawa itu juga".
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL (transmigrasi) END
Teen FictionAmanda Putri Bianka tanpa sengaja tertabrak truk saat berangkat sekolah. Naasnya dia langsung meninggal ditempat. Namun mukjizat datang, dia terbangun menjadi Rasta Kara, anak haram dari pengusaha kaya yang super terkenal. Bukannya menjadi putri y...