19

1.8K 100 1
                                    

"Gue gak tau harus seneng apa enggak" Nia menatap Foto Rasta di sampul majalah.  "Anjir dapet foto Rasta" serunya kegirangan.

"Tapi orang-orang jadi tau deh pesonanya Rasta.. Ihhh bangsat. Padahal cuma gue yang boleh liat foto keramat ini".

Bintang yang kesal langsung menyambar majalah itu lalu membuangnya ke sembarang arah.

"Apaan sih lo bego... Gue lagi menatap keindahan duniawi" ucap Nia sambil memungut majalah yang Bintang buang.

"Lo gak tau gimana masalahnya" Bintang mengacak rambutnya sebal.

"Santai lah... Lo tau kan perusahaannya udah ngeluncurin majalah baru yang lebih hot. Orang-orang pasti lupa"

"Ya kalau itu gue ngerti".

Nia mengangkat salah satu alisnya. "Owh. Apa lo dah bosen ama Rasta. Yaudah lo menjauh sana biar gue aja yang jadi pendamping hidupnya" .

"Matamu. Lo aja sana yang menjauh. Lagian Rasta lebih doyan batang daripada..." Bintang menatap bagian bawah Nia lalu memalingkan mukanya.

"Yaudah. Gue kan bisa operasi biar punya batang".

"Mana bisa. Sekali cewek ya cewek" seru Bintang tak terima.

Nia tersenyum lebar. "Apaan lo tau kan ada beberapa orang yang ganti kelamin".

"Lo gak cocok jadi cowok. Lo tu ya burig" olok Bintang.

"Yaudah sekalian oplas aja. Kan gue kaya".

"Kaya, masih minta ortu juga".

"Emang lo enggak babi".

"Enggak lah. Gue juga bantu bokap ngerjain tugas di kantor" ucap Bintang bangga.

"Bagian sedot wc?"

"Eh jangan salah. Di perusahaan bokap gue , kang sedot wc gajinya bisa lebih dari delapan juta. Yakali kerja sambil nyium bau tai tapi gajinya cuma goceng".

"Di perusahaan bokap gue sepuluh juta lebih tuh" ucap Nia berusaha membandingkan.

"Bokap gue lima belas juta" sahut Bintang tak mau kalah.

"Ya udah minggu depan gue bakal gaji para sedot WC di perusahaan gue  seratus juta" ucap Nia.

Bintang menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ini nih akibatnya punya anak goblok. Udah di sekolahin bertahun-tahun yang masuk ke otak bukan materi tapi malah tinja".

"Lo bilang apa tadi bangsat!!!" Teriak Nia sambil melempar majalah yang ia genggam ke arah Bintang.

"Otak tinja" balas Bintang.

"Awas ya lo".

*****

Saat ini Amanda sedang sibuk menatap taman yang ramai dengan orang-orang. Sesekali dia juga butuh hiburan walau hanya duduk di kursi sendirian dengan banyak pasangan sejoli yang bermesraan di sekitarnya.

Dia mengawasi keadaan sekitar, berharap tidak ada orang yang mengenalnya. Namun tatapan berhenti di satu kursi yang jaraknya tidak terlalu jauh namun membelakangi dirinya. Entah kenapa dia mengenal postur tubuh kedua orang itu.

Amanda berusaha melihat wajah mereka. Namun itu cukup sulit, karena mereka bersandar satu sama lain. 

"Siapa sih anjing" dia beranjak dari tempat duduknya, lalu perlahan berjalan dengan jarak aman dan berusaha menyembunyikan diri di balik pohon.

"WTF. Serius nih... Gak becanda kan" Amanda terkekeh. Dia mengambil ponselnya lalu memotret mereka berdua. Tak tanggung-tanggung dia juga mengambil vidio.
"

Asik kasus baru".

Setelah selesai Amanda bergegas pergi dari tempat itu sembari  menelfon seseorang.

"Kita ketemu di cafe deket sekolah. Gue punya sesuatu buat lo" ucapnya lalu mematikan sambungannya.

*****

"Kenapa lo mau ketemu sama gue?" Tanya Rani  tak mengerti. Dia sangat ingin menolak ajakan ini tapi belum apa-apa Amanda sudah mengakhiri panggilan.

Amanda tersenyum. "Gue kepo deh. Kenapa lo mau banget jadi babunya Tasya?".

Rani mengerutkan keningnya. "Sejak kapan gue jadi pelayanannya".

"Eh serius... Lo gak nyadar".

"Maksudnya saat dia minta tolong gangguin elo gitu. Yaelah gue cuma bantu sebagai sahabat ".

Amanda terkekeh. "Daripada sahabat. Lo keliatan kayak babu bego".

"Heh.. jaga mulut lo ya. Owh apa lo iri gara-gara gak punya temen".

"Gue gak perduli sama gituan. Lagian apa gunanya temen kalau gak berguna sama sekali. Dan menurut gue Tasya pinter sih, nyari temen minim IQ kayak lo. Jadi bisa di jadiin kacung".

"BRAK!!!" Rani memukul meja cafe. "LO NGOMONG APA BANGSAT!!".

Sekarang perhatikan semua orang tertuju pada mereka.

"Santai Rani. Gue kesini cuma mau ngasih tau sesuatu. Anggap aja tadi cuma basa-basi gak jelas".

"Lo pikir gue perduli".

"Serius gak perduli nih" Amanda menunjukkan foto Bima dan Tasya yang dia ambil beberapa waktu yang lalu.

Seketika mata Rani membulat. Raut wajahnya berubah drastis. "Ini .. ini lo dapet dari mana".

"Coba deh liat. Sahabat mana yang gandengan tangan sama pacar sahabatnya" Amanda menyodorkan ponselnya ke Rani agar dia bisa melihat lebih jelas.

"Lo tu selama ini cuma dianggep kacung doang Rani".

"Gak mungkin. Ini pasti editan kan... Lo jangan main-main sama gue" ucap Rani berusaha tak mempercayai bukti yang ditunjukkan padanya.

"Gak percaya. Nih vidio" Amanda menggeser layar ponselnya. Lalu terlihat' vidio Bima dan Tasya.

Rani menatap Amanda. "Apa untungnya buat lo nunjukin semua ini ke gue".

"Ya banyak lah bego".

Amanda menepuk bahu Rani. "Yah gue pengen lo sadar jika selama ini Tasya cuma manfaatin elo".

Tanpa mengatakan sepatah katapun Rani pergi dari cafe itu. Tentu saja dia juga menangis.

"Yah memang dia sih yang paling mudah di hasut" Amanda beranjak dari tempat itu. "Gimana lagi ya cara agar keadaan lebih memanas".

Amanda menatap toko-toko yang tak jauh dari cafe itu.  "Alat dapur kali ya" ucapnya sambil berlari kecil menuju toko alat dapur.

"Gila lengkap semua" dia menatap semua barang yang berjejer rapi di sana. Mulai dari alat makan , alat masak, dan juga pisau yang nampak tajam.

Amanda mengambil salah satu pisau dan dia langsung pergi menuju kasir.

*****

"Ha lo mau nantang geng Aodra. Serius?" Tanya Roy tak percaya.

"Lo pikir gue harus nunggu sampai Rasta datang sendiri. Gue harus habisin Bintang agar Rasta mau sama gue".

Roy tersenyum masam. "Orang waras mana yang mau punya hubungan sama orang aneh kayak lo".

"Ya bagus sih. Tapi itu gak semudah yang lo kira" ucap Roy.

"Gue tau. Makanya sekarang gue mau buat rencana".

"Jangan lupa pas tawuran bawa pisau. Ya kali lo mau bunuh Bintang pakai tangan kosong. Kelamaan" Roy berjalan pergi dari kamar  Angga. "Dasar gila" ucapnya sambil tertawa.

******

Selamat membaca (´∩。• ᵕ •。∩')

CRAZY GIRL (transmigrasi) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang