Setelah lama menunggu, pintu lemari akhirnya terbuka, menampakkan seorang pelayan yang kini diam dengan wajah datar.
Amanda mengucek matanya karena diterpa sinar matahari yang tembus dari jendela. Dia menatap jam yang kini menunjukkan pukul 14.20.
"Kembalilah ke kamar anda" ucap pelayan itu lalu pergi begitu saja.
Amanda terdiam sejenak. Dengan kaki yang terasa keram dia mencoba untuk berdiri lalu susah payah berjalan keluar dari ruangan itu.
Tak jauh darinya, Andi duduk sambil membaca koran seperti biasanya.
"Sesantai itu" gumam Amanda kesal. Dia mengambil vas bunga yang ada di lemari lalu mengangkatnya tepat di atas kepala Andi.
"Lo mati aja bangsat"
"Mati"
"Mati lo Andi"
"Mati"
"Harga bahan naik" gumam Andi yang berhasil membuyarkan pikiran Amanda.
"Apa yang gue lakuin" dengan cepat Amanda menyembunyikan vas itu di balik tubuhnya sebelum ada orang lain yang melihat.
"Apa yang kamu lakuin di sini . Cepat pergi" perintah Andi yang baru menyadari keberadaan Amanda.
Amanda menghela nafas panjang. Dia pergi menuju kamarnya lalu merebahkan diri di atas kasur yang empuk.
"Gue kayaknya mulai gila" gumam Amanda sambil memijat kepalanya.
"Tok tok" suara pintu diketuk.
"Masuk aja" balas Amanda.
Pelayan yang sama masuk dengan nampan berisi makanan. Dia meletakkannya di meja belajar lalu pergi begitu saja.
"Main hp dulu deh" Amanda mengambil ponselnya. Dan ketika layar dihidupkan sudah ada banyak notifikasi pesan dari berbagai nomer.
"Eh jalang ni elo kan"
"Babi ternyata lo gak sepolos itu"
"Lo mau main sama gue. Nih gue sewa 50 rebu"
"Dasar gak punya harga diri"
Amanda kembali menghela nafas. "Nyewa pembunuh bayaran berapa ya".
"Anjir yakali nyewa pembunuh bayaran" ucapnya sambil terkekeh.
*****
"Gue yakin ini bakal cepet selesai kok bang" ucap Roy berusaha menyemangati Bintang yang kini nampak kelelahan. "Lo istirahat dulu, kita lanjutin besok".
"Ya gak semudah itu lah roy. Lo tau gak sih banyak buku yang udah di jual" sahut Kasa memberitahukan fakta.
"Iya sih bang".
"Gue harus cari orang itu" ucap Bintang dengan nada bicara penuh kemarahan.
"Mana bisa tau. Nomernya aja gak bisa dihubungi" balas Kasa.
"Drrrrrrrttt"
"Drrrrrrrrrtt"
Ponsel Bintang berdering.
"Hallo Bintang".
"Rasta!. Lo gak papa kan?" Tanya Bintang khawatir.
"Ya... Gue gak papa. Sekarang gue lagi mau makan"
"Yaudah, gue ke sana ya. Tunggu sepuluh menit" Bintang mematikan teleponnya lalu bergegas pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY GIRL (transmigrasi) END
Teen FictionAmanda Putri Bianka tanpa sengaja tertabrak truk saat berangkat sekolah. Naasnya dia langsung meninggal ditempat. Namun mukjizat datang, dia terbangun menjadi Rasta Kara, anak haram dari pengusaha kaya yang super terkenal. Bukannya menjadi putri y...