18

17 12 12
                                        

Pukul 10 kurang 15 menit terpampang jelas di jam dinding kamarnya,matanya sayup-sayup saat melihat ke arah jendela,Sera memang sengaja ingin berangkat agak siang,ya karena dia bekerja paruh waktu,maka ia bisa mengatur jadwalnya sendiri.

Sera menguap dan melenguh,"eughhh"

Tapi ia merasa aneh,kenapa rumah sepi sekali,biasanya lelaki itu sudah sibuk di dapur atau dimanapun, bahkan ia kadang membangunkannya.

Sera berjalan mencari keberadaan sosok lelaki bertubuh tegap itu,dan ternyata lelaki yang ia cari masih terlelap dalam tidurnya dengan bertutupan selimut.

"Anjirr tumben banget masih tidur" gumam Sera karena jam sudah menunjukkan hampir pukul 10 pagi.

Sera pun membangunkan lelaki tersebut, menggoyangkan tubuhnya beberapa kali, tapi lelaki itu hanya melenguh.

"Lo ga bangun?udah siang ini" ucapnya sambil menggoyangkan tubuh Jeno.

"Berisik."

"Ya makanya bangun,biar gue ga berisik"

Jeno tidak menanggapinya,tapi Sera masih terus berusaha menggoyangkan tubuh Jeno agar terbangun.

Jeno semakin kesal, Sera terus menganggu tidurnya,tanpa basa-basi,ia pun langsung bangun dan membuat Sera tersentak kaget.

"Bisa ga sih kalo bangunin orang ga usah maksa?ganggu tau ga?!" kesal Jeno.

"Ya udah ga usah ngegas kalik, bilang baik-baik juga bisa kan!" Sera juga ikut menaikkan nada bicaranya.

Jeno berdecak kesal,kenapa wanita ini tidak peka?kenapa ia membuat semuanya terlihat baik-baik saja?

"Ya udah." Jeno mengalah lalu kembali berbaring lagi,tapi sebelum ia berbaring,wanita yang membangunkannya tadi berkata lagi.

"Lo kenapa sih sebenernya?dari kemarin diem mulu?lo marah sama gue?" tanya Sera.

"Gue bilang pikir sendiri." jawab Jeno dengan nada sinis.

"Jeno,lo kenapa sih?" tanya Sera lagi.

"Gue bilang pikir sendiri!" kali ini ia menaikkan nadanya.

Sera pergi dari hadapan Jeno lalu mengambil ponsel lelaki itu diatas meja belajarnya,ia pun membukakan sebuah room chat dirinya dengan kurir yang mengantarkan paketnya tempo lalu.

"Ini apa maksudnya?" tanya Sera sembil melihatkan room chat tersebut kepada Jeno.

Awalnya Jeno ketakutan,tapi ketakutan itu hilang karena ia ingin Sera peka terhadap situasi ini.

"Gatau analisis aja sendiri" ucap Jeno malas.

"Kalo gue bisa kenapa gue harus tanya lo" ucap Sera.

"Ya udah coba lo renungin" suruh Jeno.

"Jenoo,jangan buat situasi ini jadi berbelit-belit dong!"

"Ya trus harus gimana?"

Sera menyisir surai rambutnya kebelakang sambil mengatur nafasnya yang hampir habis karena kebanyakan ngegas.

"Bisa ga sih jawab jujur aja?!"

"Gue males menye-menye!"

"Langsung to the point aja,jen!"

"Kalo gini gue jadi bi-"

"Tu mantel yang beli gue!!" Jeno menyela.

Ucapan Sera terpotong saat Jeno tiba-tiba langsung menyela ucapannya yang belum selesai.

"Itu mantel yang ngasih gue bukan Hyun Ki!"

Urat leher Jeno terpampang jelas,karena dia berbicara dengan nada tinggi sedari tadi, wajahnya juga seketika merah.

Live With Idol (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang