19

19 10 0
                                    

Setelah 1 jam lebih, pemilik laundry datang dengan membawa paperbag berisikan mantel milik Sera yang habis di laundry.

Sera pun menerima paperbag tersebut dan membayarnya, setelah itu ia keluar dengan wajah bahagia sambil memeluk paperbag tersebut.

Ia pun keluar dengan keadaan yang berbunga-bunga,bahkan orang-orang yang lewat dibuat keheranan.

"Sera?" Bora keluar dari restoran setelah makan siang bersama para karyawan disana.

"Dari mana?"

"Dari situ" ucap Sera sambil menunjuk tempat laundry tersebut.

"Tumben?biasanya kan lo cuci sendiri"

"Lagi pengen aja hehe,duluan ya dadahh"

Sera pun pergi melewati Bora begitu saja,Bora pun menoleh dan melihat punggung Sera yang sudah berjalan jauh dengan raut wajah bingung.


*****


"Aku pulang!!"

Sera melepas sandalnya dan masuk untuk mencari keberadaan lelaki itu,tapi anehnya ia tidak menemukannya dimana-mana.

"Loh dia kemana?" gumamnya sambil menaruh paperbagnya diatas meja rias.

Ceklek.

Sera menoleh saat mendengar suara pintu terbuka,ia pun melihat siapa yang datang,dan dugaannya benar pasti Jeno yang datang.

Ia pun menghampiri lelaki tersebut,"Habis dari ma- wajah lo kenapa?!"

Ia terkejut saat melihat wajah Jeno yang sudah babak belur,matanya saja sudah bengkak seperti bekas pukulan.

Jeno tidak menghiraukan pertanyaan Sera,ia hanya melewatinya,tapi tangannya ditahan oleh wanita itu yang membuat ia berhenti.

"Lo kenapa?habis ngapain?" tanya Sera.

"Awas" ucap Jeno tapi tangan Sera masih kekeh menggenggamnya.

"Duduk,gue obatin" perintah Sera.

"Ga usah,gue bisa sendiri "

Tanpa basa-basi, Sera langsung menarik tubuh Jeno untuk duduk dan Jeno pun hanya pasrah menurutinya.

Setelah Jeno duduk,ia pun beranjak mengambil kotak obat di kamarnya.

Ia pun kembali duduk dan mengoleskan obat merah pada dahi Jeno yang sedikit tergores.

Jeno memandangi wanita itu,ia merasa jika ia salah jika harus marah padanya,tapi lamunannya langsung ia buyarkan.

"Gue bisa sendiri" ucapnya sambil menghentikan tangan Sera yang mengoleskan lukanya.

"Udah diem" perintah Sera yang tetap melanjutkan mengoleskan.

Jeno pun langsung menepis tangan Sera dengan kasar dan membentaknya,"ngeyel banget sih lo"

Ia pun bergegas mengambil kotak obat yang berada di depannya dan membawanya ke meja rias Sera untuk diobatinya sendiri, sementara wanita yang sedari tadi duduk hanya pasrah memandangi kepergiannya.


*****


Pagi yang cerah bagi Sera untuk berangkat kerja setelah kemarin seharian libur karena masalah mantel yang kebuang.

Live With Idol (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang