20

16 8 0
                                        

Polisi datang di halte pemberhentian selanjutnya setelah salah 1 penumpang melaporkannya pada polisi.

Lelaki bejat itu mulai diringkus polisi,ia menuruni tangga bus dengan tangan di borgol dan juga dijaga oleh 2 orang polisi disitu.

Wajahnya sudah babak belur karena tonjokan Sera, bibirnya lecet dan hidungnya sudah tergumpal tisu kerena mimisan.

"Selamat menempuh hidup baru di penjara" ledek Sera seraya melambaikan tangannya kepasa laki-laki itu sebelum memasuki mobil polisi.

Laki-laki itu hanya meliriknya sekilas sebelum seorang polisi memaksanya untuk masuk.

Perjalanan kembali seperti semula,tapi karena jalanan yang sepi,supir bus mengemudi dengan ugal-ugalan.

Para penumpang mulai gelisah,perjalanan mereka menjadi tidak nyaman karena terus mengalami goyangan, seorang nenek yang sedang duduk di sebelah Jeno pun hampir terjatuh,tapi untungnya Jeno berhasil menahan tubuhnya.

Sampailah bus tiba di sebuah tikungan,bus berbelok dengan tajam, sampai Sera yang sedang berdiri tidak mampu menahan tubuhnya lagi.

Tangan yang mencengkram pada pegangan mulai terlepas dan membuat tubuhnya seketika ambruk.

Tanpa diduga, sebuah tangan berhasil menahan punggung Sera sebelum ia terjatuh ke lantai,dan otomatis Sera juga mencengkram jaket yang dikenakan oleh pria yang menahannya itu.

"Pak tolong pelan-pelan"

"Perjalanan kita jadi tidak nyaman"

Keriuhan terdengar di dalam bus itu,terkecuali Sera dan Jeno yang sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk memprotes supir bus yang mengemudi dengan ugal-ugalan.

Kedua sejoli itu saling bertatapan mata sejak tadi dengan raut wajah Sera seperti terkejut, sampai pada akhirnya salah 1 penumpang membuyarkan lamunan mereka berdua.

"Ehemm"

Setelah terdengar suara deheman salah seorang penumpang di sebelah mereka, Sera pun langsung cepat memposisikan dirinya untuk berdiri tegak.

Tapi tetap saja ia langsung salah tingkah sampai-sampai tangannya malah mencengkeram kursi di sebelahnya bukan pegangan pada bus diatasnya.

Jeno menarik tangan Sera dan menuntunnya untuk berpegangan pada pegangan bus,tapi ia malah membentak orang yang menuntunnya.

"Apaan sih gue mau pegangan disini" bentak Sera.

"Kalo lo pegangan disitu,yang ada pas busnya ngerem lo bakal jatuh lagi" Jeno menjelaskan dengan lembut.

Sera menyadari yang dikatakan Jeno benar,ia pun menurut untuk berpegangan pada pegangan bus,tapi tetap saja tingkahnya menjadi aneh,entah karena malu atau ia memang sedang salah tingkah dihadapan pria itu.


*****


Bus berhenti di sebuah halte yang menjadi tempat tujuan mereka,keduanya turun dengan menuntun seorang nenek-nenek yang kebetulan akan turun disini juga.

"Terimakasih yaa semoga kalian langgeng terus" ucap nenek itu yang membuat keduanya saling memandang dengan wajah bingung.

Mereka berdua berjalan menyusuri trotoar dengan bangku-bangku yang berjejer dan juga pohon-pohon yang menghiasi jalan yang mereka lewati setelah nenek itu berpamitan dan pergi.

"Kita bakal kemana?"

"Kesini?"

Sera menggeleng.

Live With Idol (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang