Betrand mengajak Anneth ke rooftop dan menggenggam tangan Anneth hingga dia merasa tenang dan berhenti menangis. Sejujurnya Betrand merasa bingung mengapa tiba² Anneth ada di Lab juga, dan kenapa dia menangis seperti ini, tapi Betrand memendamnya, menunggu semuanya tenang hingga Anneth bisa di ajak bicara.
Melihat Anneth yang sudah tenang, Betrand mencoba membuka pembicaraan. Jujur dia merasa sedikit asing dengan Anneth, mungkin karna sudah lama mereka tidak bertemu dan saling ngobrol seperti saat ini.
"Neth. Kamu kenapa nangis?" Tanya Betrand
Anneth tidak menjawab pertanyaan Betrand, Betrand pun tidak memaksa, dia menunghu Anneth tenang dan menjawabnya sendiri.
"Maaf ya Betrand, aku udah egois dan nyakitin kamu" Ucap Anneth setelah beberapa menit hanya diam
Betrand memandang Anneth, mereka saling menatap mata masing², tidak bisa di pungkiri mereka saling merindukan momen² kebersamaan mereka.
"Ngga kok Neth. Kenapa kamu bisa bilang gitu. Memangnya aku kenapa? Dan memang kamu kenapa?"
"Jangan bohong Betrand. Kamu pasti tau kan kalo aku bukannya belum dateng, tapi aku sengaja menghindar dari kamu, kamu tau kan kalo aku malah lebih milih ngabisin waktu sama mark (sambil kembali menangis)"
Betrand menghembuskan nafasnya "Pasti dia denger obrolan gue sama Bryan tadi dan salah paham deh"
Betrand mengambil tangan Anneth dan menggenggamnya. Membuat Anneth juga melihat ke arah Betrand.
"Itu udah jadi tugas dan kewajiban kamu sebagai guru pendamping Mark dan aku ga ada hak untuk ngelarang kamu Neth. Sama halnya dengan kamu yang ga mau nemuin aku, aku ga ada hak untuk marah sama kamu"
"Kenapa kamu ga marah? Kenapa kamu ga kecewa? Kenapa kamu ga maksa buat ketemu aku? Apa karna semua peran aku udah di ganti sama Raya? Senior cantik yang magang disekolah kita, senior cantik yang bisa bikin semua anak² disekolah kita suka sama dia, termasuk ..." Anneth menghentikan ucapannya, lalu menundukan kepalanya
"Udah ngeluapinnya? Udah marahnya?" Tanya Betrand pada Anneth yang masih menundukan kepalanya
"Aku sama kaya kamu Neth, ini tugasku bersama anak osis lainnya buat nemenin dan membantu Raya dan temen²nya selama magang di sekolah kita. Dan Raya ga ada hubungannya sama apa yang tadi udah kamu ucapin. Ya Raya emang cantik, dia dewasa, dia anak yang menyenangkan dan seru. (Betrand menatap ke arah Anneth yang sedang memperhatikan dan menunggu ucapan Betrand selanjutnya) kalo kamu tadi ada di tempat yang sama, ketika aku menjelaskan semuanya ke Bryan, harusnya kamu tau gimana ceritanya" Jelas Betrand
Betrand masih terus menatap Anneth yang kembali menundukan kepalanya. Anneth merasa bersalah memang, apalagi dengan penjelasan Betrand tadi, di tambah sikap Betrand yang tetap hangat disaat sebenarnya dia udah sangat menyebalkan untuk Betrand. Betrand merupah posisi duduknya jadi ada di depan Anneth, lalu menggenggam tangan Anneth.
"Neth, kamu tau. Aku jatuh hati sama kamu sejak pertama kali aku liat kamu, awalnya aku pikir hanya ketertarikan biasa, tapi mata kamu,wajah kamu, senyum kamu terus ada di ingatan aku, sampai akhirnya kita kenal dan dekat, aku semakin sayang sama kanu, dan di saat kamu harus sama Mark, aku sadar Neth kalo aku cinta sama kamu, ada rasa takut kalo kamu nyaman dan cinta sama dia, ada rasa takut kalo dia berhasil ambil perhatian dan hati kamu. Rasa takut itu ada dan aku bingung harus melakukan apa, ketakutanku semakin parah disaat aku tau kamu nenghindari aku Neth, aku takut dengan segala hal yang aku tidak inginkan, aku "
Belum selesai Betrand berbicara, Anneth lebih dulu memeluknya sambil nenangis tersedu
"...aku takut kehilangan kamu" lanjut Betrand
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
Ficção AdolescenteBetrand seorang cowok populer di sekolahnya yang terkenal dengan sikap cuek dan dinginnya, dia sangat tidak suka ketika ada yang mengejar² atau caper dengannya. Sikapnya yang cuek bukan tanpa sebab, tetapi karna dia sering melihat sahabatnya Bryan...