= i know i love you

330 26 2
                                    

"Hyung,"

"Hm?"

Soobin menyelesaikan agenda meminum hot chocolate miliknya. Ia lantas menaruh atensi penuh pada Beomgyu yang tadi memanggilnya. Ia menunggu kekasih kecilnya itu menghabiskan cookies yang ada di mulutnya.

"Kalau di nikahan besok, cincin ku diganti, ya?" tanya Beomgyu sembari melihat cincin miliknya—pemberian Soobin saat dirinya masih terbaring koma tahun lalu.

Sebelah alis Soobin terangkat. "Kenapa memangnya tanya begitu?"

Beomgyu menggeleng. "Hanya bertanya, kok."

Mendengar nada lesu yang ada pada suara Beomgyu membuat Soobin tak bisa menahan diri untuk mengulas satu senyuman.

"Kalau tidak mau, tidak akan ku ganti. Nanti, aku tambah cincin baru saja."

"Ish, tidak mau." Beomgyu menatap Soobin. " Nanti malah seperti nenek-nenek yang mengoleksi cincin, setiap jari melingkar cincin."

Soobin tertawa. Ia menarik kekasihnya untuk masuk dalam dekapannya. Selimut yang semula mereka gunakan untuk menghangatkan diri di sofa, kini sedikit berantakan.

"Ya, sudah." Soobin menyelesaikan tawanya. "Nanti, cincin kamu dilepas dulu. Setelah ikrar, aku pasang lagi. Tidak perlu diganti dan ditambah kan cincinnya?"

Beomgyu yang semula menunjukkan wajah masamnya, menoleh spontan dan tersenyum lebar. Ia mengangguk semangat. Menyatakan ketersetujuannya atas ide Soobin barusan.

Satu lagi tawa yang Soobin luncurkan. Ia kembali mendekap erat Beomgyu. Seolah berusaha menghalau dinginnya angin musim dingin yang sebenarnya juga sudah terhalang jendela dan pintu balkon yang tertutup rapat.

Yah, sesayang itu lah Beomgyu pada cincin yang Soobin berikan saat ia terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit dulu. Bahkan ketika Soobin melamarnya saat ulang tahun Soobin beberapa waktu lalu, yang Beomgyu khawatirkan hanya cincin pemberian Soobin. Ia tak mau memakai banyak cincin dan juga tidak mau mengganti cincinnya.

Cukup freak jika Soobin boleh jujur. Tapi, mau bagaimana pun, ia menghargai Beomgyu yang sesayang itu pada barang pemberiannnya.

"Eum, hyung."

"Hm?"

Beomgyu kembali mendongak menatap Soobin yang langsung dibalas tatapannya oleh sang kekasih.

"Nikahnya harus banget musim semi besok, ya?"

Kening Soobin mengerut mendengar pertanyaan Beomgyu.

"Kenapa? Belum siap?" tanya Soobin sembari jemarinya bergerak merapikan anakan rambut Beomgyu. "Mau mundurin aja?"

"Enggak! Bukan gitu..." Beomgyu ikutan mengangkat jemarinya, kalau ia lebih memilih bermain di dada bidang Soobin yang terbalik kaus putih , bergerak menggambarkan pola abstrak. "Aku siap-siap aja kok. Tapi, apa keburu? Kan persiapan nikah banyak banget? Melihat dari bagaimana pernikahan Seokjin hyung tahun kemarin."

Soobin tersenyum mendengarnya. Ia tidak tahan melihat lucunya bibir ranum Beomgyu yang mengutarakan sedikit pendapatnya.

Cup

"Nope." Soobin menggeleng pelan. "Aku ada kenalan wedding organizer yang bisa selesaiin kekhawatiran mu, sayang. Dan aku punya uang yang cukup untuk membuat mereka memprioritaskan pernikahan ku." jelasnya singkat dengan senyuman di akhir dialognya.

Beomgyu yang semula sedikit cemberut, kini ikutan tersenyum. Tertawa kecil mengingat kekasihnya ini bukan orang sembarangan. Koneksinya sudah banyak dan banknya sudah tidak bisa dihitung jari.

•Love Song• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang