18 X hi

270 25 0
                                    

Taehyung memasuki kamar Beomgyu dengan plastik berisi makanan untuknya dan- Soobin tentu saja. Kekasih Beomgyu itu pagi-pagi seperti ini sudah nangkring di kursi samping ranjang Beomgyu. Atau mungkin lebih tepatnya, Soobin kemarin menginap setelah bolak-balik beberapa hari ini ke rumah sakit.

Sudah seminggu hal tersebut jadi rutinitas Soobin. Berarti sudah dua minggu atau setengah bulan sejak Beomgyu masuk rumah sakit. Meski menurut pengamatan dokter dan perawat berdasar pada data-data yang tercatat dari alat penopang hidup Beomgyu, menyatakan Beomgyu semakin membaik, namun kedua mata cantiknya masih terpejam.

Sungguh, Taehyung ingin tau. Apa yang Beomgyu lakukan di alam bawah sadarnya sampai tak mau kembali sampai sekarang?

"Eo, tumben jam segini sudah datang, hyung."

Taehyung mengangguk dan menaruh makanannya di meja dekat sofa di ruangan Beomgyu. Mengisyaratkan Soobin untuk makan dan hanya diangguki Soobin meski tak ada pergerakan dari anak itu.

"Agensi ingin aku melaporkan kondisi Beomgyu secara langsung ke sana nanti. Jadi, aku ke sini lebih pagi untuk bertanya dokter apa ada laporan lagi soal kondisi Beomgyu. Sekalian membawakanmu sarapan." jelasnya. "Beomgyu belum ada tanda bangun juga?" sambungnya bertanya.

Soobin tersenyum sedih dan mengalihkan tatapannya dari Taehyung yang kini berjalan mendekati ranjang Beomgyu. Gelengan pelan pun Taehyung dapatkan dari kekasih Beomgyu itu.

Bisa Taehyung lihat, Soobin masih sabar menunggu sadarnya Beomgyu. Dan seperti biasa, Soobin menggenggam tangan Beomgyu dengan lembut dan sesekali menaruh kecupan pada jemari atau telapak atau juga punggung tangan Beomgyu.

Tapi, kali ini, ada yang membuat Taehyung salah fokus. Sesuatu yang melingkar di jari manis Beomgyu yang ia tau sebelum-sebelum ini tidak ada.

"Itu cincin Beomgyu? Kenapa aku baru melihatnya?" tanyanya pada Soobin.

Yang ditanya melirik Taehyung sekilas sebelum menaruh atensi pada objek yang Taehyung maksud.

"Ah, cincin ini," Soobin meraihnya dan mengelusnya pelan. "Aku- aku yang memberikannya ini. Salah satu brand ku baru saja mengeluarkan beberapa perhiasan baru. Saat peluncuran lusa kemarin, aku melihat-lihat. Ketika melihat cincin ini, aku teringat Beomgyu." cerita Soobin.

Mengingat kembali kegiatannya lusa lalu yang diundang dalam peluncuran beberapa perhiasan baru brand yang bekerja sama dengannya. Cincin emas putih dengan lekuk minimalis dan permata berkelas di tengahnya-yang kilaunya mengingatkan Soobin pada kilau obsidian cantik Beomgyu-telah menarik perhatian Soobin.

Dengan senang, Soobin membawa cincin itu pada Beomgyu dan memasangkannya di jarinya. Soobin harap Beomgyu tau, jika Soobin sungguh-sungguh mencintai Beomgyu dan menginginkan laki-laki itu kembali dengan segera, sudah rindu berat.

Taehyung tersenyum mendengarnya. "Hm. Cantik. Beomgyu pasti sangat menyukainya. Dia pasti tidak akan melepaskannya. Selain desainnya yang termasuk selera Beomgyu, itu juga pemberianmu." komennya.

Soobin tersenyum dan mengangguk dengan raut wajah pilunya. Masih mengharap Beomgyu segera sadar. Taehyung mungkin benar, Beomgyu pasti menyukai cincin yang ia berikan.

Lama mereka saling terdiam, dengan Taehyung yang memakan sarapannya dan Soobin yang izin ke kamar mandi sebentar. Selama sarapan, Taehyung juga mengajak Beomgyu bicara beberapa kali. Sekedar kalimat-kalimat basi. Seperti menanyakan bagaimana tidurnya semalam, apakah ia sudah bosan di alam bawah sadar, apakah ia tidak merindukan Taehyung.

Ya, Taehyung serindu itu dengan adik kecilnya.

Sesaat setelah Taehyung selesai sarapan, Soobin kembali. Taehyung melirik sekilas sebelum membereskan barang-barangnya. Sudah ingin pergi lagi.

•Love Song• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang