16 X believe or not

213 29 1
                                    

Soobin baru saja selesai pemotretan untuk majalah bulan depan, ketika Taehyun duduk menunggunya di ruang tunggu tempatnya berada sekarang.

"Aku duluan."

Seokjin menatap Taehyun dan Soobin bergantian. Selepas pamit, Seokjin pun segera berjalan menuju mobilnya. Taehyun bilang akan mengantar Soobin pulang nanti. Mereka perlu bicara empat mata.

Taehyun menatap Soobin yang memalingkan wajah. "Ikut aku." katanya yang kemudian berjalan lebih dulu menuju tempat mobil miliknya terparkir.

Keduanya berada dalam keheningan selama perjalanan mereka menuju ke cafe langganan Taehyun—yang bisa memastikan keamanan mereka sebagai publik figur. Taehyun yang terfokus pada jalanan dan Soobin yang memandangi keramaian di jalan.

Sinar jingga dari sang surya yang akan segera tenggelam, menemani perjalanan setengah jam mereka. Dan tanpa mereka sadari, cafe tujuan mereka sudah di depan mata. Taehyun merasa tidak mengebut, tapi bisa sampai lebih cepat dari biasanya.

Lupakan, kembali ke permasalahan mereka.

Taehyun sengaja mengajak Soobin untuk bicara perihal Beomgyu. Bahkan, tanpa Taehyun katakan pun, Soobin sudah tau topik apa yang akan Taehyun bawa. Jika bukan membicarakan sosok laki-laki yang kini terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit akibat aksi nekatnya, siapa lagi.

"Aku tidak mau berbelit-belit. Tau kan alasan ku mengajak mu bicara empat mata begini?" Soobin hanya berdehem kecil.

"Aku ingin bicara, bukan hanya tentang Beomgyu hyung, tapi juga tentang Yeonjun hyung." Soobin menoleh pada Taehyun dan menatapnya ketika nama mantannya—mendiang mantannya—disebutkan.

Selain Seokjin, Soobin belum mengatakan pada siapapun perihal Yeonjun. Apa Seokjin yang memberitau Taehyun ketika manajernya itu menjenguk Beomgyu beberapa waktu lalu? Cih, siapa lagi yang tau tentang ini?

Taehyun tampak tak memedulikan reaksi Soobin saat ia menyebutkan nama Yeonjun. Ia menyesap lattenya sebelum kembali berbicara. Ia perlu membasahi mulut sebelum bercerita panjang seperti seorang ayah yang mendongengi anaknya sebelum tidur.

"Aku dan Yeonjun hyung sering ke sini. Menikmati waktu mengopi bersama diselingi obrolan ringan. Sampai suatu ketika, obrolan kami menjadi begitu serius." Taehyun menatap Soobin yang menyimaknya. "Dia dengan tiba-tiba berbicara seolah memberi wejangan padaku, setelah memberi tau satu fakta tentang masa lalunya sebelum datang kemari, Seoul dan bertemu Beomgyu hyung.

Tentang seseorang yang pasti kecewa dengan keputusan Yeonjun hyung hari itu. Seseorang yang tak pernah tau fakta dibalik keputusan Yeonjun hyung untuk meninggalkannya."

"Tidak ada fakta apapun yang bisa mentoleransi sebuah perselingkuhan, Kang Taehyun."

Soobin memotong dialog Taehyun. Menyatakan ketidaksetujuannya atas alasan baik atau jahat dibalik keputusan Yeonjun mengakhiri hubungan mereka karena ada orang ketiga di antara mereka.

Mendengarnya, Taehyun hanya mengangguk kecil. Setuju.

"Aku bahkan marah mendengar cerita Yeonjun hyung." Taehyun kembali menyesap lattenya. "Seharusnya sejak awal, ia jujur saja. Tidak perlu menyembunyikan apapun hanya untuk menjaga perasaan Beomgyu hyung. Seharusnya, ia jujur saja, jika di kota lain, ada seseorang yang sedang menunggu kembalinya ia sambil menjaga hati.

Percayalah, aku marah dan berpikir seperti itu. Karena sebenarnya pun, aku tak suka jika ada seseorang yang mendekati Beomgyu hyung hanya karena empatinya, hanya karena ingin lebih menjaga perasaan Beomgyu hyung dengan mengorbankan banyak hati. Termasuk dirinya sendiri.

Kau tau, Soobin hyung? Yeonjun hyung tidak jatuh cinta pada Beomgyu hyung secepat itu. Bahkan ketika kalian berakhir dan Yeonjun hyung melanjutkan hubungannya dengan Beomgyu hyung, Yeonjun hyung masihlah memikirkan mu."

•Love Song• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang