17 X talk

235 34 4
                                    

Hari sudah larut, ketika kedua kaki jenjang Soobin berdiri sempurna di depan pintu ruang inap Beomgyu. Ia terdiam di sana hingga semenit. Pemikirannya yang penuh tentang kejadian beberapa waktu lalu-pertengkarannya dengan sang kekasih.

Setelah semua perlakuan dan perkataan kasarnya saat itu, masihkah layak, Soobin meminta maaf pada sosok yang kini terbaring lemah dengan alat penopang hidup di balik pintu di hadapannya?

Tapi, ah sudahlah. Soobin sudah bertarung hebat dengan egonya beberapa hari terakhir ini. Ia sudah menang sehingga di sinilah ia berada sekarang. Bayang-bayang sosok Beomgyu yang terbaring lemah tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit, sudah menghantui Soobin dalam tidurnya.

Maka, yakin lah ia untuk menemui Beomgyu. Yakin sudah tangannya untuk meraih gagang pintu dan berniat membukanya.

"Choi Soobin?"

Ah, sebelum sebuah suara menghentikannya. Membuatnya terpaksa menoleh pada sumber suara yang berdiri sekitar sepuluh langkah darinya dengan satu cup minuman hangat-terlihat ada asap yang mengepul dari mulut cup itu-di tangannya. Huening Kai.

Kai tersenyum kala melihat Soobin menjawab panggilannya dengan tolehan. Setidaknya bukan hantu. Kai mungkin akan berlari kencang ke lobby-tempat Hoseok menunggu sambil mengobrol dengan entah siapa melalui telepon-jika yang ada di depan pintu kamar Beomgyu adalah hantu.

Kau tau? Rumah sakit itu sarang hantu. Kata Kai.

"Senang akhirnya melihatmu di sini." Kata Kai sembari melangkah mendekat. "Eum, aku tidak mengganggu, kan? Aku harap."

Sebelah tangan Kai yang menganggur lantas meraih gagang pintu yang Soobin lepaskan tadi. Membuka pintu dan mempersilahkan Soobin masuk.

"Barusan datang, ya? Aku tidak melihatmu tadi. Oh, aku kemari untuk mengambil hoodie ku. Aku sudah mau balik. Tae-hyung bilang ada orang lain yang akan kemari, jaga malam. Jadi, ku tunggu. Ingin memastikan aku kenal orangnya. Dan ternyata, dirimu. Syukur lah."

Merasa tak ada gagasan dari insan yang mengekornya tadi, Kai yang sudah mengambil hoodienya yang tadi tergeletak di sofa ruangan, lantas menoleh. Ia mendapati sosok Soobin yang ternyata berhenti sekitar tiga langkah dari pintu kamar. Netranya menatap sendu pada tubuh Beomgyu yang terbaring lemah, sangat lemah, dengan beberapa alat penopang hidup terpasang, di ranjang pasien.

Seulas senyum sedih Kai tampilkan. Ia juga turut sedih atas apa yang menimpa Beomgyu. Betapa malangnya nasib kawannya itu.

"Yeonjun hyung sering menceritakan mu." Ia kembali membuka perbincangan. Dan kali ini sukses menarik atensi Soobin. Laki-laki yang lebih tua itu tersadar dan berjalan mendekati ranjang Beomgyu. "Tanpa menyebutkan namamu sih."

"Taehyun memberi tahu mu?" tebak Soobin yang Kai jawab dengan anggukan.

"Wah, aku sungguh tidak menyangka itu dirimu. Yeonjun hyung benar. Kau laki-laki yang keren. Sosok kekasih yang sangat cocok untuk disandingkan dengan Beomgyu hyung. Aku benar-benar beruntung itu kamu, Soobin hyung."

Soobin terdiam sejenak. Netranya memindai tubuh Beomgyu yang tak ada tanda-tanda anak itu akan bangun. Setelahnya, ia menatap Kai.

"Setelah semua yang terjadi? Setelah kau bisa liat sendiri, apa yang terjadi pada- Beomgyu karena pertengkaran kami? Dasar mana yang kau pakai untuk mengatakan hal seperti barusan, Kai?"

Kai tersenyum. "Kau hanya perlu waktu untuk memproses semuanya saat itu. Aku paham. Dan soal Beomgyu hyung- eum, aku mungkin memang tidak bisa memaafkan mu jika ia sungguh-sungguh kehilangan nyawanya, tapi... Beomgyu hyung, aku percaya dia tidak akan pergi begitu saja. Ia memang sudah pernah merasakan bahagia, tapi bersamamu hingga akhir hidupnya, adalah sesuatu yang ia dambakan.

•Love Song• [𝑐.𝑠𝑏//𝑐.𝑏𝑔] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang