HJK-9

4.3K 375 85
                                    

Haruto menatap Junkyu yang tertidur pulas, mereka telah sampai di kediaman mereka berdua. Sebenarnya Haruto ingin membangunkan Junkyu karena ia tahu pemuda manis itu belum makan apapun sejak tadi, tapi melihat dia yang kelelahan akibat ulahnya membuat ia mengurungkan niatnya. Biarkan Junkyu beristirahat dulu.

Saat Haruto mulai menutup matanya, ia merasakan Junkyu yang bergerak tak nyaman di dalam tidurnya.

Apakah ia lapar?

Haruto memperhatikan Junkyu yang bergerak gelisah dalam keadaan yang masih tertidur. Tunggu... Apakah mungkin Junkyu sakit?

Tangan Haruto mengecek suhu tubuh Junkyu di keningnya.

Suhu tubuhnya normal...

"Kyu... Bangun kau harus makan"
Haruto mengguncang tubuh Junkyu pelan, berusaha membangunkan pemuda manis itu.

"Bangun... Kau harus makan sesuatu"
Bisik Haruto lembut, ia melihat Junkyu yang mulai membuka matanya perlahan.

Entah refleks atau apa, Junkyu terbangun dengan gerakan waspada. Dia memasang tameng di depan tubuhnya, menahan Haruto agar tak terlalu dekat dengannya.

"Kau lapar?"
Tanya Haruto, sedangkan Junkyu masih mencerna apa yang tengah terjadi.

Haruto mengepalkan tangannya dan tanpa sadar menggigit bibirnya saat melihat Junkyu yang menatap dirinya dengan mata jernih yang polos itu. Dia terlihat seperti bayi... Menggemaskan.

"Astaga Junkyu...!"
Haruto menggeram tertahan dan mendekati tubuh itu tiba-tiba, sang empunya terlonjak kaget saat mendapati kecupan sekaligus pelukan. Apa-apaan ini?

"Jangan seperti ini"
Haruto mendekap pemuda manis itu di dalam pelukannya erat.

"Apa maksudmu Haruto?"
Tanya Junkyu yang masih kebingungan, ia hanya diam daritadi tapi kenapa pria tinggi itu memberikan reaksi yang amat berlebihan seperti ini? Padahal kan dirinya tak melakukan apapun.

"Lupakan, kau lapar kan?"

Tanpa sadar Junkyu mengangguk, iya... Memang benar. Karena hal itulah membuat tidurnya terganggu.

"Kau bisa berjalan?"
Junkyu memandang Haruto, dia masih bertanya tentang itu? Orang bodoh mana yang masih bertanya masalah itu sedangkan ia sendiri tahu bagaimana permainannya tadi. Rasanya Junkyu ingin membenturkan kepala Haruto, agar ia tak pikun begini.

"Oke, kau tidak bisa..."

"Hey! Apa yang kau lakukan?"
Junkyu menahan Haruto yang bersiap untuk menggendong dirinya.

"Kau mau makan di sini?"

"Baiklah akan aku ambilkan, kau tunggu di sini"
Haruto melenggang keluar, Junkyu menatap kepergian pria tinggi dengan bertanya-tanya. Dia kenapa? Kenapa sifatnya berubah-ubah seperti ini? Padahal baru saja Haruto seperti akan menghabisinya dalam percintaan mereka tadi. Namun sekarang... Pria itu terlihat amat perhatian padanya. Junkyu bergidik, Jangan-jangan Haruto punya kelainan mental?

.
.
.
.
.
.

"Buka mulutmu"
Junkyu sedikit trauma mendengar kata itu, ia masih mengingat jelas bagaimana tadi Haruto memaksa dirinya untuk mengulum miliknya. Junkyu merasa mual tiba-tiba.

Pemuda manis itu memandang Haruto saat bibirnya merasakan dingin dari ujung sendok yang telah menempel di sana.
Dengan ragu Junkyu membuka mulutnya dan mulai mengunyah makanan itu.

"Enak?"
Junkyu mengangguk ia memang tak mau banyak bicara, entah kenapa tenggorakan nya sakit. Dan di beberapa bagian mulutnya serta bibirnya terasa perih, apa mungkin karena tadi?

JERK [HARUKYU] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang