U

7.3K 496 102
                                    

Lengan kekar itu melingkar posesif pada pinggang pemuda manis yang tengah terlelap pulas, atau mungkin bisa disebut pingsan? Sang dominan tertidur dengan hati berbunga, sedangkan sang submisive terlihat sangat tersiksa sebelumnya.

Junkyu bergerak tak nyaman kala merasakan hawa dingin menusuk tubuhnya, dan itu membuat pelukan Haruto menjadi lebih erat, tubuhnya yang besar seolah bisa menenggelamkan tubuh Junkyu yang tidak bisa dikatakan kecil juga. Mereka berdua memeliki postur tubuh yang tinggi, namun tentu saja Haruto lebih tinggi dan kekar daripada Junkyu dan itu sangat membuktikan bagaimana posisinya mereka saat ini.

Pelukan itu membuat Junkyu merasa nyaman, membuat ia kembali tertidur pulas. Hingga pada akhirnya cahaya matahari yang berasal dari celah gorden mengganggu aktivitas tidur pemuda itu. Lambat laun ia membuka matanya, mengerjapkan matanya perlahan guna menyesuaikan cahaya ruangan ini. Untuk sejenak ia merasa asing, namun segera sadar saat merasakan pelukan erat dari seseorang.

Kepalanya menoleh kebelakang, netranya menangkap fitur wajah tegas itu yang memang amat sangat tampan. Ia melebarkan matanya terkejut, jadi kejadian yang menimpa dirinya itu benar dan bukan hanya bunga tidur?
Ya Tuhan... Junkyu menggigit bibirnya menahan pekikan penuh penyesalan. Ia mengusak rambutnya kasar, ia terlihat begitu bodoh karena menjadi sangat lemah dan malah seperti pasrah saat Haruto menggagahinya.

Fuck!

Haruto yang merasakan pergerakan dari seseorang yang dipeluknya itu mulai membuka matanya. Dan kesenangannya semakin bertambah tatkala melihat pemuda manis ini masih setia berada di pelukannya. Ia tersenyum manis, yang memancarkan banyak kepuasan.

"Selamat pagi... "
Ucap Haruto pada telinga Junkyu.
Tangannya ia gunakan untuk membuat Junkyu berbalik menghadapnya, dan menyenderkan kepala pemuda manis itu di dadanya. Ia mengeratkan pelukannya, dan menghirup aroma Junkyu yang memabukkan.

Junkyu pada awalnya ingin melawan namun akhirnya ia malah semakin menyandarkan kepalanya pada dada bidang Haruto dengan nyaman. Sebenarnya ia hanya butuh sandaran, dan apakah Haruto benar-benar bisa menjadi sandarannya? Tapi dia rasa tak akan bisa mengingat tabiatnya yang seperti itu malah akan membuat Junkyu semakin tertekan.

Tiba-tiba isakan tangis terdengar di telinga Haruto, walaupun itu sangat lirih tapi Haruto sangat tahu bahwa pemuda yang tengah dipeluknya ini tengah kalut. Ia akan memaklumi ini, karena ia tahu itu bukan hal yang mudah bagi Junkyu. Bahu Junkyu bergetar, menandakan seberapa kerasnya ia mencoba untuk tidak meraung dengan keras. Haruto membiarkan Junkyu menangis, tangannya mengelus rambut Junkyu lembut dan sesekali memberikan kecupan ringan pada ujung kepala Junkyu.

"Menangis lah...Jika itu bisa membuatmu lega"
Bisik Haruto.

Mendengar itu sontak saja membuat Junkyu semakin menjadi, ia bahkan tidak bisa menahan lagi tangisannya dan meraung dengan keras seolah melampiaskan semua perasaan yang tengah ia rasakan.

Setelah hampir 30 menit, Junkyu mulai bisa tenang. Seketika membuat Haruto bernafas lega, bukan maksud apa-apa itu hanya sebuah formalitas saja. Ia sungguh tahu hal yang menjadi penyebab Junkyu menangis hebat adalah dirinya sendiri, jadi...yah seperti itulah...

Haruto mengangkat wajah Junkyu menghadap dirinya, wajahnya maju guna memberikan kecupan pada kening, mata, hidung, pipi, dan terakhir pada bibir merah Junkyu. Memagutnya lembut, berbeda dengan yang ia lakukan sebelum-sebelumnya. Tiba-tiba Haruto berhenti dan tersenyum tampan.

"Kau tidak bisa berciuman ya"
Ucap Haruto enteng.

Wajah Junkyu memerah, ia tak bisa menyangkal fakta itu. Karena sejak awal yang mendominasi adalah Haruto, mereka berciuman juga Haruto yang bergerak dirinya hanya diam menikmati, eh?

Haruto menangkup kedua pipi Junkyu, menatap matanya intens.

"Tak apa aku suka seorang yang amatiran, mau ku ajari bagaimana cara berciuman dengan benar?"

Junkyu tak mampu menjawab wajahnya semakin memerah.

"Cium aku"
Titah Haruto tiba-tiba.

"Apa?"

"Kiss me"
Ucap Haruto berbisik dan senantiasa menatap kedua mata indah itu sayu.

"Lakukan atau kau terima akibatnya"
Sifat brengseknya kembali datang setelah baru saja ia bisa bersikap manis pada pemuda itu.

"Kenapa kau selalu memaksa?!"
Ucap Junkyu lelah.

Haruto sama sekali tidak memindahkan tatapannya dan Junkyu mulai menyadari tatapan apa itu.

"Haruto... Kau–"

"Yes, kiss me right now!"
Jawabnya mutlak.

"C'mon Junkyu"
Haruto mulai tak sabar.

"T-tapi aku tak bisa.. Aku tidak bisa berciuman!"
Wajahnya memerah menahan malu.

"Aku tidak peduli, Kiss me!"
Ucap Haruto sambil menekankan kalimatnya.

"B-baik"
Junkyu mengerang frustasi ia tidak kuat mendapat tatapan tajam dan lapar itu, membuat ia spontan mengiyakan.

Junkyu memejamkan matanya saat bibirnya menyentuh bibir Haruto, ia berusaha meniru Haruto saat pemuda itu mencumbunya. Ini sulit! Ia tidak bisa selihai Haruto! Bahkan di sini Junkyu lebih terlihat sedang menjilati sebuah lolipop ketimbang mencumbu seseorang.

Gerakan Junkyu begitu hati-hati, mengecup satu-persatu setiap bagian bibir sexy Haruto. Sedangkan Haruto tampak menikmati aksi yang Junkyu berikan, matanya tetap terbuka menatap intens pemuda cantik yang tengah berusaha mencumbunya ini. Tangan Haruto membawa tangan Junkyu untuk menangkup rahang tegasnya, Junkyu menurut saat Haruto seperti mengisyaratkan ia untuk membelai rahangnya dengan lembut.

Lama-kelamaan Haruto menjadi tidak sabar, lumatan dan gigitan kecil dari Junkyu mampu membuatnya kembali terangsang, erghh bukan lebih tepatnya menjadi lebih terangsang dari yang sebelumnya.

Kemudian Haruto memutuskan untuk mengambil alih ciuman itu, Haruto seolah menunjukkan seperti inilah ciuman yang benar. Junkyu lagi-lagi dibuat melayang, tangannya merambat ke atas dan meremat rambut Haruto menyalurkan rasa nikmat yang tengah ia rasakan. Sedangkan tangan Haruto bergerak nakal meremas pantat semok Junkyu membuat sang empunya mengerang.

Ciuman itu terlepas dengan keduanya yang terengah-engah, Haruto menatap Junkyu intens.

"Junkyu... Aku ingin lagi.. "

Spontan Junkyu menahan dada Haruto, brengsek sekali padahal ia baru di gempur habis-habisan dan badanya sekarang terasa remuk bisa-bisanya ia meminta lagi!

Junkyu menggeleng tegas,

"Aku ada kelas, dan aku bekerja"
Ucapnya tajam.

"Kau tak perlu ke kelas ataupun bekerja"

"Apa yang kau bicarakan!"

"Hari ini cukup di sini dan temani aku"
Haruto memerintah.

"Siapa kau! Seenak jidat mengatur diriku! Walaupun aku sudah menyerahkan tubuhku padamu dan itu karena kau yang memaksanya bukan berarti kau berhak atas diriku, aku berhak melakukan apa yang aku mau!"
Ucap Junkyu marah.

"Maka aku juga berhak melakukan apa yang aku mau"
Ujar Haruto tajam. Jika Junkyu tak bisa memberikannya dengan tenang maka ia akan memintanya dengan kasar.

"Ya Tuhan! Aku sungguh benci padamu!"
Junkyu berteriak, memaki pemuda yang kini sudah berada di atasnya lagi.

"Awh! Sakit brengsek!"
Junkyu memekik kesakitan saat Haruto menghentakkan miliknya dengan kondisi lubangnya yang masih kering.






































I'm back!
Segini dulu ya chapter kali ini, kemungkinan author mau double up tapi nanti malem ya (kl jadi) :)

Btw author mau ijin rest dulu untuk satu minggu lebih ke depan, karena mingdep author mau US.
Jadi ya gtu deh ya.... Maaf ya semua:(

Kl gitu vote&komen!! ><

Bye! Sampai ketemu lagi!

Te ri ma ka si h
💙💙💙💙💙

JERK [HARUKYU] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang