Junkyu memicingkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam netranya. Ia merasakan tangan hangat yang menggenggam dirinya. Matanya melirik dimana letak hangat itu, ia tertegun sejenak.
Haruto...
Dia tertidur menumpukan kepalanya pada ranjang rumah sakit dengan tangan yang senantiasa menggenggam tangannya. Apakah ia harus terharu? Tapi mengingat semua perlakuan yang pria itu lakukan padanya... Apakah ia harus merasa terharu? Bahkan pria itu berniat membunuh darah dagingnya sendiri.
Tunggu...
Dengan tiba-tiba Junkyu memegang perutnya, dan melepaskan genggaman itu paksa. Kegiatan Junkyu membuat Haruto tersentak hingga terbangun dari tidurnya.
"Bayiku..."
Junkyu berkata lirih."Junkyu... Kau sudah sadar..."
Haruto tak mampu menyembunyikan rasa lega dan bahagianya. Ia akan memeluk pria manis itu namun sang empunya menahan tubuhnya. Tak mau ia sentuh."Jangan sentuh aku"
Ucap Junkyu dingin. Dengan perlahan tangan yang terulur itu kembali pada tempatnya."Bayiku, apa yang kau lakukan padanya brengsek!"
Junkyu yang emosinya masih belum stabil dengan suara keras membentak pria di depannya."Tenang..."
Junkyu terus memberontak."Don't touch me!"
Ucapan itu mampu membuat Haruto mengalah. Baiklah..."Dengarkan aku, baby baik-baik... Dia sangat kuat. Seperti Bundanya"
Sayangnya kalimat terakhir itu hanya mampu Haruto ucap pada batinnya.Junkyu yang mendengar perkataan dari Haruto menangis terharu, tangannya mengusap lembut perutnya. Ia sangat bersyukur bayinya baik-baik saja.
Haruto yang melihat bagaimana Junkyu yang amat menyayangi kandungannya kembali merasakan rasa bersalah yang terasa semakin dalam itu.
"Kyu... I'm sorry... Aku memang brengsek aku bajingan, aku bahkan hampir membunuhmu dan bayi yang tengah kandung... Maafkan aku... Aku menyesal... Benar-benar menyesal. Maafkan aku..."
Junkyu hanya menampilkan tatapan datar, setelah mendengar itu maka ia menjadi sangat yakin bahwa keputusan yang ia ambil nanti adalah keputusan yang amat benar, untuknya maupun bayinya."Kyu jangan seperti ini... Lihat aku kumohon..."
Haruto berkata amat lirih, ia putus asa saat pria manis ini tak mau menatapnya dan hanya memberikan tatapan kosongnya.Tangan Haruto terulur mencoba menyentuh tangan halus itu, namun pria manis yang akan ia sentuh tiba-tiba menjauhkan dirinya. Memandang takut ke arahnya.
"Jangan mendekat... Jangan bayiku... Hiks—"
Junkyu terlihat amat trauma dengan ini. Tangannya melindungi perutnya, bayinya."Junkyu... I'm sorry... Aku sungguh minta maaf"
Haruto berhasil memeluk tubuh ringkih itu, ia bisa merasakan tubuh itu yang bergetar dan menegang kaku saat ia peluk. Junkyu pasti sangat trauma padanya.Pria manis itu terus saja menangis karena tak sanggup melawan, tubuhnya masih lemas. Dan saat pria brengsek itu memeluk dirinya, tiba-tiba semua kilasan memori bagaimana Haruto dengan teganyamenyakiti dia dan bayinya hanya karena nafsu bejatnya terbayang terus menerus pada otaknya.
"Lepaskan aku! Hentikan!"
Junkyu berteriak saat Haruto tetap memaksa menyentuh dirinya."Tidak Junkyu, aku tidak akan berhenti"
Ucapan keras kepala Haruto mampu membuat dia semakin takut. Tidak tahukah dia bahwa ia masihlah trauma terhadap pria itu?"Hentikan Tuan"
Ucapan tiba-tiba itu menarik atensi keduanya.Dokter muda itu melihat semuanya, bagaimana pasiennya yang terus menolak orang yang mengaku sebagai 'suaminya' itu. Dia juga melihat bagaimana sangat keras kepalanya Haruto yang masih memaksa pria manis itu untuk ia sentuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERK [HARUKYU] END✔️
FanfictionPernah mencintai seseorang dalam diam? Menjadi pengagum rahasianya? Tetap diam dan tak melakukan apapun demi cintamu terbalas? Hingga pada akhirnya cintamu berakhir bersama dengan sahabatmu sendiri? Siapa yang patut di salahkan untuk ini? Itulah...