HJK-14

4.1K 403 64
                                    

Junkyu membuka matanya perlahan, ini masih gelap... Ia mendongak dan mendapati Haruto yang masih tertidur pulas, memeluk dirinya.

Ia harus melakukannya sekarang...

Dengan perlahan Junkyu mencoba menyingkirkan tangan Haruto yang memeluk pinggangnya, semoga saja pria itu tidak terbangun karena ulahnya. Junkyu menahan nafasnya saat Haruto malah semakin memeluknya erat saat Junkyu menggeser tubuhnya menjauh.

Junkyu memutuskan untuk menunggu beberapa saat lagi.

Setelah dirasa kondisi aman, ia memutuskan untuk kembali mencoba menjauh dari Haruto. Dia melakukan semua pergerakan dengan amat pelan, berharap pria itu tidak terusik dan tetap tertidur dengan nyenyak.

Akhirnya pemuda manis itu telah berhasil terlepas dari pelukan maut pria tampan yang tengah tertidur itu. Ia harus melakukannya secara cepat dan kembali ke ranjang, sebelum Haruto menyadari bahwa ia tak ada di sana.

Junkyu membuka pintu kamar dengan pelan, dia menggigit bibirnya sendiri saat pintu itu berderit. Suaranya lumayan kencang dimalam yang hening ini. Buru-buru ia berlari mencari benda itu, bodoh sekali ia tidak menyembunyikannya tadi. Semoga saja Haruto tak menyadari benda itu di kantung belanjaannya tadi. Pria itu meletakkan itu dimana!

Junkyu berjalan kesana kemari mencari kresek berisikan hal penting itu.

Ketemu!

Jantung Junkyu berpacu saat tangannya memegang benda itu, ia kembali berjalan menuju kamar dan segera melesat ke kamar mandi.

Junkyu mengikuti petunjuk penggunaan dari alat itu, tangannya bergetar saat akan meletakkan Test Pack ke wadah yang berisikan urine miliknya. Ia menunggu beberapa detik.

Junkyu tak kuasa untuk membuka matanya, ia benar-benar takut... Jantungnya bertalu dengan cepat.

Ya Tuhan... Kumohon...

Junkyu terus menghitung hingga tiba pada detik terakhir. Ia mengangkat benda itu, matanya benar-benar tak mau ia buka. Namun ia juga sangat penasaran akan hasilnya, keringat dingin mulai bercucuran bersamaan dengan kondisi jantungnya yang masih berdetak tak karuan...

Junkyu mulai membuka matanya perlahan.

Tidak mungkin

Tidak...

Ini pasti bercanda

Ini tidak mungkin...

Mustahil...

Junkyu menutup mulutnya yang hampir saja berteriak kencang, ia terus menggeleng sementara matanya terus terfokus pada benda yang ia pegang saat ini. Pandangannya mulai memburam, hatinya terasa diremas kencang, amat sakit....

Pemuda manis itu terduduk lemas begitu saja pada lantai kamar mandi yang dingin, tatapannya kosong. Namun air matanya terus mengalir tak mau berhenti, nafasnya terasa amat sesak. Seluruh tubuhnya bergetar hebat.

"Ini pasti bercanda "
Ia tertawa dengan air mata yang membasahi pipinya.

"Ini pasti bercanda... Hiks—ini bohong kan? Tidak mungkin..."
Junkyu terus mengelak, dia tidak hamil...

"Alat ini benar-benar tidak berguna! Ini pasti salah, alat ini pasti salah! Hiks—aku tidak mungkin hamil... Hiks—tidak mungkin... "
Junkyu menangis tersedu-sedu, terdengar amat pilu.

"Bunda... Ayah... Bagaimana mana ini? Junkyu harus apa...
Pemuda manis itu meremat dadanya yang terasa sakit, ia sangat kecewa pada dirinya sendiri.

JERK [HARUKYU] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang