Sejak pameran beberapa hari lalu. Entah kenapa Kayyara merasa Elbryan sedikit berubah. Cowok itu terasa lebih memperhatikannya dan menjaganya. Berbeda sekali dengan sebelumnya yang selalu memainkan perasaanya. Meskipun begitu, Kayyara harap Elbryan akan tetap seperti ini. Yang memperhatikan dan menjaganya.
Sudah dua hari ini Elbryan selalu menjemput dan mengantarkannya sekolah. Sedikit ada rasa bingung dan penasaran dengan perubahan Elbryan. Namun karena tidak ingin hubungannya yang tengah baik baik saja menjadi buruk. Kayyara memilih diam mengikuti alur yang dibuat Elbryan.
Sekarang keduanya tengah berjalan beriringan dikoridor hendak menuju kelas. Beruntungnya kelas keduanya bersebelahan jadi memudahkan untuk mengawasi satu sama lain.
"Masalah pengeroyokan itu gimana El?" tanya Kayyara membuka pembicaraan. Gadis itu mendongak menatap Elbryan yang jauh lebih tinggi darinya.
"Udah jadi kasus. Polisi turun tangan" jawab Elbryan. Seketika raut wajah Kayyara berubah. Ia terkejut mendengarnya. Ia kira tidak akan separah itu.
"Tapi nggak papa kan?" tanyanya lagi.
Elbryan melirik kearah Kayyara. Cowok itu mengangguk "Asal Aodra bisa ngasih bukti kalau kita nggak salah" jawabnya.
Mendengarnya. Kayyara ikut merasa lega "Buktinya udah ada?" tanyanya dibalas anggukan oleh Elbryan.
"PANGGILAN DITUJUKAN KEPADA ARDEON ERICSON, ELBRYAN HIJAZ, ZEVAN AFRANINO, DITTO VARENTIO, FAHIYAN TRISAKTI DAN GIBRAN DANENDRA UNTUK SEGERA DATANG KERUANG KEPALA SEKOLAH. TERIMAKASIH"
Langkah keduanya terhenti mendengar pengumuman tersebut. Kayyara yakin sekarang satu sekolah penasaran dengan apa yang terjadi kali ini. Mengingat mereka adalah mantan geng yang terkenal disekolah.
"El, katanya nggak papa" ucap Kayyara. Tangannya memegang ujung kemeja sekolah Elbryan yang tak dimasukan. Tatapan gadis itu mengisyaratkan kekhawatiran.
Elbryan mengangguk menatap wajah Kayyara "Lo tenang aja. Gue sama anak Aodra bakal selesain ini" ucapnya.
"Lagian kenapa manggilnya harus diumumin segala sih!" gadis itu berdecak sebal.
"EL!"
Keduanya menoleh kompak kebelakang. Lima anak Aodra kini berjalan kearahnya dengan langkah santai. Raut wajahnya tidak menandakan rasa takut ataupun khawatir.
Deon berjalan memimpin. Cowok itu menggunakan bandana Leader Aodra dilengannya. Ia seakan tidak takut dengan teguran guru ataupun sanksi yang akan diterimanya.
Elbryan melepas tas nya untuk ia berikan kepada Kayyara "Gue titip tas. Lo ke kelas sendiri aja" ucapnya.
Kayyara menerima tas tersebut dengan memeluknya "Kabarin gue kalau ada apa apa"
Tanpa menjawab ucapan Kayyara. Elbryan memilih berjalan bersama teman temannya menuju ruang kepala sekolah. Meninggalkan Kayyara yang kini menatap khawatir kearah enam anak Aodra.
Memilih tidak terlalu peduli. Kayyara ikut melangkah menuju kelasnya sendiri. Ia membawa tas Elbryan bersama, biarkan jika cowok itu kembali ia mengambilnya sendiri. Karena Kayyara tidak nyaman dan malu jika harus mengantarkan tas Elbryan kedalam kelas cowok itu.
*****
"Sebelumnya mereka memang sudah dibubarkan. Bahkan semua warga sekolah juga menyaksikannya. Tapi entah kenapa ada lagi kejadian seperti itu" Kepala Sekolah berucap. Kini beberapa guru tengah berhadapan dengan dua Polisi yang mendatangi sekolahnya atas kasus Aodra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABSTRAK
Teen Fiction⚠️FOLLOW AKUN⚠️ TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA!! NO PLAGIAT!⚠️ Semua menjadi satu dalam cerita antara Kayyara, Elbryan dan Geng Aodra. "Satu goresan terakhir, aku wakilkan buat kamu Kay. Tepat dihari keseratues, seperti yang kamu inginkan...