05. Tempat

37 5 0
                                    

12 maret, 1987

Hari ini disekolah, wajah Mentari sangat lesu karena guru Matematikanya memberikan soal latihan ujian kepada seluruh siswa dikelasnya.

Kalo ada google, gue udah selesai dari tadi, Batin Mentari.

Aishh! Gue udah pernah belajar dikelas 10, tapi kenapa mendadak gue lupa, pikirnya.

"Baiklah, siapa yang sudah selesai?" tanya guru tersebut.

Para murid mulai mengumpulkan lembar jawaban mereka satu per satu.

"Mau lihat punyaku?" tawar Sari.

"Hah? Tentu saja," jawab Mentari.

Sari memberikan lembar jawabannya pada Mentari, dengan cepat Mentari menyalin jawaban milik Sari.

Tak lama, bel pulang berbunyi, para murid segera mengumpulkan lembar jawaban dan mereka berlari berhamburan keluar kelas.

"Terima kasih untuk jawaban tadi," ucap Mentari.

"Tidak perlu berterima kasih, sesama teman harus membantu teman yang kesulitan, kan?"

"Aaa, kau sangat baik."

Sari hanya terkekeh melihat tingkah Mentari.

"Kau lapar?" tanya Sari.

"Ya, sedikit lapar, hehe."

"Ayo makan diwarung itu!" Sari menunjuk warung kecil yang terletak tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Ayo!"

••••••

Kini Erthan sedang ada di tempat favoritnya, yaitu taman. Di sanalah ia menenangkan diri, tempat dia membuang semua pikiran negatif, dan tempat yang membuat dia nyaman.

Dia duduk dikursi taman bersama Chiko, burung merpati kesayangan Mentari. Di belakangnya terdapat bermacam-macam bunga dan tanaman hias lainnya.

"Hey Chiko, kau tau? Ini adalah tempat yang paling aku sukai, tempat yang membuatku nyaman. Tapi apa kau tau? Semenjak aku bertemu dengan Mentari, semua berubah, kini aku lebih nyaman bersamanya."

"Kini dia yang menjadi tempat ternyamanku," gumam Erthan.

Kemudian Erthan melepaskan Chiko, dan berjalan mengitari taman. Banyak bunga mawar merah yang ada ditaman itu.

"Bunga ini, cantik seperti Mentari," monolognya.

"Astaga, ada apa denganku? dasar Erthan tidak waras."

"Astaga! Aku lupa kalau kak Ellen akan kemari, aku harus bersiap." Erthan berlari keluar dari taman itu.

Ia menjatuhkan setangkai bunga mawar merah yang sempat ia ambil tadi.

••••••

Mentari kini merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Tadi setelah makan di warung bersama Sari ia langsung pulang karena takut jika tuan besar tahu, dia tak akan di beri makanan.

"Huft, sekolah di zaman ini susah banget astaga! Kalo tahun 2022, tadi udah liat google gue," monolognya.

Tok tok..

Bunga Terakhir [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang