Bab 11

3.2K 516 27
                                    

"Tersangka ingin bertemu denganmu, Haruno-san."

Begitu kata salah satu detektif yang bertugas menangani kasus Akatsuki. Sakura sedang mengunyah makan siangnya di ruang istirahat reporter saat detektif itu datang. Kabar tersebut membuat sandwich ikan tuna yang sedang ia kunyah tersangkut di kerongkongan.

Ia tadi menyempatkan diri membeli makanan manusia ini sekedar untuk mengisi perutnya yang didominasi kopi sejak beberapa hari belakangan. Para detektif semakin aktif akhir-akhir, bergerak terlalu cepat dan penuh rahasia dan hanya sedikit sekali memberikan informasi berguna. Tampaknya mereka tercambuk sejak kasus terakhir. Atau mungkin karena atasan mereka yang semakin menekan agar bekerja lebih cekatan dibanding para reporter.

Sakura mencibir membayangkan hal itu.

Kembali kepada tersangka ingin bertemu dengannya. Ia tahu siapa yang dimaksud oleh Si Detektif, siapa lagi tersangka yang begitu pantang menyerah ingin bertemu dengannya akhir-akhir ini. Setelah putusan hakim dijatuhkan, tanpa menghabiskan waktu lama Kabuto telah ditempatkan di sel tahanan utama pusat Konoha.

Pria itu mengulangi apa yang telah ia katakan pada Sakura di saat sidang dan hal itu ditambah bukti-bukti yang tiba-tiba saja tampak jelas membuatnya otomatis dijadikan tersangka utama pembunuhan tidak langsung. Ya, karena ia tidak menggunakan kedua tangannya untuk mendorong Yugao dari lantai lima. Tapi ia tetap saja membunuh, betapa pun kuat alasannya di balik tindakannya.

Sakura menyayangkan apa yang dilakukan mendiang Yugao, juga menyayangkan cara yang Kabuto gunakan untuk melenyapkan seseorang yang mengganggu ketentraman hidupnya. Tapi ia tidak bisa menghakimi. Karena bagaimana pun, kasih sayang Kabuto terhadap adiknya cukup mengharukan. Dan lagi, sebagai seorang pemimpin tertinggi dalam sebuah perusahaan raksasa, cukup mengejutkan bahwa pria itu mengambil tanggung jawab sepenuhnya dari perusahaan yang ia pimpin.

Ya, Kabuto adalah karakter jahat dan baik. Mungkin sebaiknya Sakura menemui pria itu. Tepatnya beberapa menit dari sekarang. Karena ia masih harus menghabiskan sandwichnya yang terasa kian berharga.

Dan beberapa menit itu menjadi beberapa jam. Sakura terpaksa menunda kunjungannya karena mendapat telepon dari kantor beritanya, lalu mendapat perintah untuk datang ke sana.

Promosi jabatannya sudah turun. Ia akan segera ditarik dari kepolisian dan mulai menjalani hari-hari sebenarnya sebagai reporter tetap yang memiliki cakupan lebih luas. Tapi entah kenapa ia sedikit keberatan dengan hal itu.

Keluar dari kepolisian berarti sama saja menyerahkan kasus Virgin Killer kepada seseorang yang akan menggantikannya di sana. Tidak tidak tidak. Ia butuh berada di kepolisian sampai kasus itu selesai.

Dan lagi Sasuke...

Sakura mengumpat. Apa yang terjadi pada dirinya hingga membayangkan pendapat Sasuke mengenai hal ini. Tentu saja pria itu akan senang, mengingat begitu tegasnya Sasuke menyuruhnya berhenti ikut campur dalam kasus ini. Kalau dipikir-pikir tidak ada satu pun kasus yang Sasuke setujui untuk ia kerjakan. Seolah-olah Sakura akan menurutinya saja.

Ya, ia sudah memutuskan. Ia akan tetap berada di kepolisian sampai waktu kurang dari empat bulan itu berakhir, sesuai prosedur awal.

Sakura berjalan tegas, melangkah mantap mendekati pimpinan redaksinya yang hampir selalu –selalu mengenakan pakaian berwarna hijau. Maito Guy sedang menelepon seseorang dan meminta Sakura menunggu menggunakan isyarat tangannya yang lentik. Sakura menahan tawa.

Tak jauh dari tempat duduknya sekarang, ia melihat Kiba yang tersenyum lebar di bangkunya. Pria itu sudah mendapatkan on air pertamanya tadi pagi dan masih merasa tidak percaya sekaligus senang secara bersamaan hingga sekarang. Sakura ikut senang karenanya.

Save Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang