Bab 21

3K 467 33
                                    

Sakura tepat berada di depan pintu ketika suara Sasuke yang tegas meminta semua yang hadir duduk di kursi-kursi yang telah tersedia. Ruang rapat telah dipenuhi oleh orang-orang yang sama seperti dua rapat sebelumnya. Hanya saja kali ini, pria berambut perak duduk di sebelah Sasuke, terlihat nyaman dan berkuasa seperti kedudukannya.

Hatake Kakashi. Sakura sering melihat orang nomor satu di kepolisian itu keluar masuk gedung, tapi tak pernah benar-benar berpapasan dengannya. Kakashi lebih sering menghabiskan waktunya berada di ruangannya sendiri dan menerima laporan dari para kepala detektif di setiap divisi. Sejauh ini, Sasuke adalah orang yang paling sering keluar masuk ruangannya.

Dan kalau dipikir-pikir, mereka memang terlihat dekat.

"Jangan terlalu tegang, Sasuke." Suara ramah dari Kakashi membuat Sakura menaikan alisnya. Gadis itu menempatkan diri di sudut terjauh dari tempat duduk dua orang yang menjadi pusat perhatian saat ini.

Sakura mendengar Sasuke menggumam pelan pada atasannya sebelum menatap ke arahnya. Pria itu menatapnya datar, tapi kilat matanya tak bisa berbohong. Pria itu telah menyadari keberadaannya sejak tadi dan tak perlu mencari sebelum menatap lurus padanya. Sakura merasa mulai salah tingkah, mengingat pembicaraan mereka sehari yang lalu. Hubungan mereka, entah kenapa, terasa lebih intim dari sebelumnya. Dan semua itu hanya dikarenakan percakapan panjang kasual di antara mereka.

"Aku menawarkan diri untuk mengikuti rapat ini." Kakashi kembali berbicara. Nada suaranya terdengar sesantai sebelumnya. Tapi seluruh mata tak bisa lagi berpaling dari pria itu. "Walaupun Sasuke sudah mencegahku melakukannya sampai di detik-detik terakhir."

Sasuke di sebelahnya kembali menggumam pelan dan merengut.

Kakashi melempar pandangan pada semua orang, berhenti sejenak pada Sakura dan menatap Sasuke yang duduk di sebelahnya sendiri seraya tersenyum. Lalu pria itu kembali memasang wajah serius.

"Kalian tahu apa yang paling sulit dipecahkan dalam sebuah kasus pembunuhan berantai?" Suara pria itu kini tegas. Tanpa basa-basi yang lebih banyak menghabiskan waktu. Khas detektif. "Ada dua," tambahnya. "Yang pertama, pembunuh itu melakukannya dengan sangat hati-hati dan terencana. Sempurna dan serupa. Ia memilih korban yang memiliki latar belakang yang sama, ciri khas yang hampir sama dan membunuh mereka dengan cara yang sama."

Jenis yang pertama ini termasuk di dalamnya tersangka kasus Virgin Killer. Sakura ikut mengangguk bersama semua orang yang hadir di ruangan itu, kecuali Sasuke. Pria itu hanya memasang raut wajah kaku.

"Yang kedua." Kakashi melanjutkan. "Pembunuh yang hanya membunuh tanpa memilah-milah korbannya. Korbannya tak harus wanita, tak harus pria, tak harus anak kecil, tak harus orang dewasa hingga tua renta. Ia hanya membunuh secara berjangka dan terus-menerus. Ia lebih sembrono, lebih sadis."

Sakura merasakan rasa takut kembali membuatnya merinding dan juga marah.

"Kesamaan keduanya adalah, mereka bukan membunuh karena bayaran atau demi orang lain. Mereka membunuh hanya karena mereka ingin melakukannya." Perkataan Kakashi memancing gumaman di sekitar mereka. "Itulah kenapa mereka sulit ditangkap. Mereka kebanyakan bekerja sendiri, tak ada orang lain yang bisa kita telusuri." Kakashi menggeleng. "Tapi bukan berarti mereka tak bisa ditangkap."

Kakashi tersenyum dan berdiri. Pria itu terlihat sama berkarismanya dengan Sasuke, hanya saja lebih tenang dan berwibawa. Sakura tak bisa menyangkal bahwa Hatake Kakashi memang pantas dipilih untuk menduduki posisi tertinggi di tempat ini.

"Untuk jenis pembunuh pertama, kita tahu bahwa kasus Virgin Killer termasuk di dalamnya." Anggukan lagi dari semua orang. "Ia melakukannya terlalu rapi hingga satu kesalahan saja, satu hal yang membuatnya melenceng akan merugikan dirinya sendiri. Dan dia sudah melakukannya."

Save Her (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang